"Apa gue harus ganti nama? Biar lo tahu kalo gue beneran Tulus?"-Kavin-
HAPPY
READING
🐰Di minggu pagi yang cerah...
"Yang kanan, No! Kanan astagfirullah, itu kiri!"
Suara teriakan cempreng Alana menggelegar. Sibuk mengintruksikan Keano dalam usahanya untuk mendapatkan buah mangga pilihan terbaik.
"Yang ini?" Keano menunjuk salah satu buah yang ada di sebelah kanannya.
"Iya!" jawab Alana semangat.
Lalu tanpa ba-bi-bu lagi, Keano memetiknya. Kemudian melemparnya ke dalam keranjang yang berada dibawah sana.
Sebetulnya, Keano malas sekali harus naik-naik pohon pagi buta begini. Apalagi harus meminta izin pada Pak Kumba untuk membeli mangga yang dipetik dari pohonnya langsung. Pak Kumba itu kalau ngomong pasti muncrat sana-sini.
Kalau saja yang meminta bukan Alana, dan alasannya bukan karna anaknya yang mau. Ogah banget.
"Udah cukup belum?"
Keano sudah tampak kelelahan. Dan lagi, di pohon ini banyak serangga nya. Jadilah dia habis digigit-gigit manja.
Alana yang masih sibuk memvideokan Keano, menoleh sebentar.
"Udah-udah, turun gih,"
Lalu dengan persiapan matang, Keano melompat turun. Sebelum...
Kreeeekk....
Celananya tersangkut pada ranting. Membuat Keano jatuh tersungkur dengan posisi yang paling tidak aesthetic. Kakinya terangkat sebelah, sedangkan kepalanya tertimbun diantara banyaknya daun di tanah.
"Lihatlah kawan-kawan, monyet tadi sudah jatuh tersungkur. Kasihan sih, tapi menghibur! Hahahaha... Udah dulu ya, gue mau bantuin monyetnya dulu, pai-paiii..."
Begitu sepenggal ucapan Alana yang sempat Keano dengar sebelum wanita itu menyimpan ponselnya ke dalam saku rok. Lantas mengulurkan tangan membantu Keano untuk bangkit.
"Ngevideo-in gue?" tanya cowok itu sensi.
Alana mengangguk tenang. Seolah apa yang dia lakukan tidak berarti apa-apa. "Iya, live IG doang, sih."
Keano langsung melotot. Lalu dengan langkah menggebu-gebu mendekati Alana yang sibuk memasukkan mangga tadi kedalam kresek.
"Live IG doang? Doang?! Gue yang malu, Al!" cowok itu benar-benar tak habis pikir.
Alana lantas berdiri. Menepuk pundak Keano dua kali. "Udah biasa malu-maluin, juga." katanya.
Lalu dengan sekonyong-konyongnya meninggalkan Keano yang masih cengo ditempat.
"Ngucap, No, ngucap... Astagfirullah,"
🐰🐰🐰
Keano berkacak pinggang. Menatap jengah pada Kavin yang berdiri di depan pintu apartmennya.
"Ngapain kesini? Mau numpang makan? Ga ada, pulang sana!" ujar Keano lugas.
Kavin memasang puppy eyes. Diimut-imutkan, padahal amit-amit.
"Gue ada bahan gibah ..." ucap Kavin dengan nada ala-ala lambe turah dadakan. Cowok itu juga mengguncang-guncangkan lengan Keano, hingga suami Alana itu hampir terjengkang. Lalu dengan segenap jiwa raga menghempaskan tangan Kavin.
Keano menghela nafas. Sial, Kavin tahu saja kalau Keano tidak akan pernah menolak diajak gibah. Jadilah ia membiarkan Kavin masuk, menghancurkan rencana rebahan santainya siang itu.
"Bahan gibah apaan?" tanya Keano begitu duduk disofa ruang tamu. Didepannya Kavin sibuk melirik kesana-kemari.
"Alana, ada?" tanya Kavin.
Meskipun bingung, Keano menjawab. "Engga, lagi dirumah Bundanya, ngerujak bareng,"
"Oooh... Bagus deh." Kavin menghembuskan nafas lega.
"Kenapa emangnya?"
"Gini," Kavin memajukan tubuhnya. "Soalnya berita ini bisa menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, gangguan kehamilan dan janin!" cowok itu menggebrak meja.
"Itu berita atau rokok?" mata Keano memicing.
Kavin sontak tertawa, "mirip-mirip sih," jawabnya.
Dengan kecepatan cahaya (lebay), Kavin mengambil ponsel dari saku celana training yang dipakainya. Mengotak-atiknya sebentar, sebelum menunjukkannya pada Keano.
"Lagi ada video viral,"
Keano melirik ponsel Kavin sebentar, lalu merampasnya tiba-tiba dengan mata melotot.
Disana, ada video hasil skrinsut yang Kavin ambil dari live IG seseorang. Di sana terlihat jelas ada seorang cowok yang sedang memanjat pohon mangga, di backsound-kan suara cempreng yang terus mengoceh panjang lebar. Monyetnya beginilah, monyetnya begitulah, dan segala hal tentang monyet lainnya.
Awalnya biasa saja, sampai di akhir video, si cowok jatuh tersungkur. Si gadis mengakhiri siarannya setelah tertawa keras.
Keano tersenyum masam.
"Dari body-nya, gue kayak kenal. Lo tahu ga, No?" Kavin menggaruk belakang telinganya.
Tidak mendapatkan jawaban, Kavin kembali mengoceh. "Otak gue kalo masalah kayak gini suka tiba-tiba hank. Gue yakin banget padahal, kalo gue kenal sama tu monyet!"
"Ini lagi, pake acara ditutupin pake tikel. Mana suara suara ceweknya di edit segala. Nyusahin aja," lanjut sahabat Keano itu setelah mengambil nafas yang sempat habis.
Memang, di dalam video itu, wajah si monyet ditutupi tikel monyet yang sedang tertawa. Suara si cewek juga seperti menggunakan efek. Perihnya, video itu disiarkan langsung oleh akun IG dengan username monyetkebelet_tenar.
Ya kalo sampe ga ditutupin tikel, gue udah bundir sekarang bangsat.
"Lo pulang deh," kata Keano setelah diam cukup lama.
"Lho? Kenapa? Lo aja belum nyuguhin gue minum, kan? Ya, minimal sirop lah siroopp ..."
"Ga ada, kulkas gue kosong. Di colong tuyul,"
Kavin mengernyit. "Sejak kapan tuyul pindah sekte jadi maling isi kulkas?"
"Sejak tetangga gue lahiran," jawab Keano asal. Mendorong-dorong tubuh Kavin kearah pintu.
"Tapi, No ..."
Blam!
Pintu tertutup rapat.
"... Tetangga lo 'kan cowok ..." sambung Kavin. Melangkah pergi meskipun pikirannya masih penuh tanda tanya.
Emang cowok bisa lahiran ya?
Sedangkan didalam kamarnya Keano sibuk menangisi kemalangannya.
"Gini amat punya bini, hiks ..."
Tolong ingatkan Keano untuk meminta pertanggung jawaban Alana nanti. Keano serius.
-sekian-
Baca doang, spam kaga T^T
KAMU SEDANG MEMBACA
Keano
أدب المراهقين15+ Kejadian tak terduga terjadi. Keano tak pernah menyangka, bahwa dirinya akan menjadi seorang ayah di usia yang sangat muda. Umurnya baru di menginjak angka 17 tahun ini. Tapi, Keano tak menganggap hal ini adalah bencana. Justru ia sangat bersyuk...