Aku kira
semuanya telah usai
Ternyata aku salah, maaf!
karena aku
terlalu lemah
Menghadapinya~Della Ayu~
__________________________________
Deg
Dalam situasi ini Arin tak percaya dengan apa yang dilihatnya, isi dari kardus tersebut sungguh membuat Arin syok setengah mati, tangan nya dingin, kulitnya pun pucat pasi serta mata yang memanas ketika melihat semua barang yang ada di dalam kardus tersebut berhubungan erat dengan masa lalu nya
"Kenapa?! Setelah aku melupakan semuanya, dengan mudah kenangan itu datang lagi!!"
KENAPA!!
AAAKKHHH
Arin melempar semua barang yang ada di dalam kardus tersebut, berteriak dan membanting semua yang ada di dekatnya, sampai...
Brakkk
Pintu terbuka paksa, dan menampakan para perawat yang terkejut dengan reaksi yang diberikan Arin saat ini, sungguh sangat diluar dugaan mereka
"Nona, tolong tenang!" Ucap salah satu perawat tersebut mencoba menenangkan Arin
"Astaga... Tolong panggilkan dokter Indra segera!!"
"Siapa sebenarnya kalian, hah! Aku ga kenal dengan kalian semua!" Ujar Arin dengan panuh emosi
Setelah kekacauan serta ketakutan yang yg dialami arin, kini Arin tampak kembali diam namun Dengan tatapan kosong, dan saat ini Arin sedang menggenggam sebuah kepingan pecahan piring buah, yang tadi sempat dia banting dekat kasurnya.
"Nona, tenanglah! Kami tidak akan menyakiti anda"
"Jangan mendekat!" Kata yang keluar dari mulut Arin dengan tetap menggenggam serpihan piring tersebut.
Dengan wajah pucat, tangan yang sudah berlumuran darah dan seluruh badan yang bergetar, menandakan jiwa Arin sedang tidak baik-baik saja.
"Apa yang terjadi?!" Ucap dokter Indra, sama terkejutnya ketika melihat keadaan Arin yang sangat acak-acakan, bahkan jauh berbeda saat terakhir kali dia meninggalkan Arin sendiri di kamarnya
"Dokter, jiwa nona sedang terguncang, tapi dia tidak mau kami untuk mendekatinya!" Jelas salah seorang perawat yang ada di sana
Arin tetap pada posisi duduknya dan tetap menekan telapak tangannya untuk terus menggenggam serpihan tajam tersebut
"Arin, dengarkan saya! Tolong, buang sesuatu yang ada di genggaman kamu itu karena itu dapat membahayakan kamu!" Ucap dokter Indra memberi sebuah penjelasan kepada Arin
Arin tetap tak bergeming dari posisinya, tidak menuruti bahkan ia tidak melihat kearah dokter Indra, pandangannya tetap lurus dan matanya terlihat terluka.
"Arin, saya sudah peringatkan kamu tadi untuk tidak membuka kardus ini tanpa saya, kenapa kamu nekat membuka nya?!"
"......"
Tidak ada balasan atau respon apapun dari Arin
"Apa yang kamu temukan didalam kardus itu, tidak sesuai dengan apa yang ada di dalam pikiran kamu selama ini, tolong jangan menyiksa diri kamu sendiri dengan pikiran kamu tentang masa lalu mu itu!"
"......"
Seakan tidak peduli dengan apa yang dokter Indra ucapkan padanya, Arin tetap tidak bergeming dengan posisi nya saat ini, perlahan dokter Indra memberanikan untuk mendekati Arin
"Jangan mendekat!" Ucap Arin Nyalang menatap dokter Indra
"Baik saya tidak akan mendekati kamu, tapi lepaskan benda yang ada di genggaman mu itu Arin!"
Arin terus menggelengkan kepalanya, pandangannya tetap lurus dan dingin
Seperti tak merasakan sakit dan tak peduli sudah banyak darah yang keluar dari tangannya"Bagaimana ini dokter, nona Arin bisa terinfeksi atau kehilangan banyak darah!"
"Tunggu, kita jangan gegabah, jiwa nya sedang terguncang hebat, dia bisa nekat dengan melukai dirinya lebih parah lagi, yang bisa kita lakukan sekarang, menunggu dia lengah dan kita bisa mengambil alih benda yg ada di tangannya" ucap pelan dokter Indra kepada perawat yang sudah panik dengan kondisi Arin saat ini.
__________________________________
Disisi lain
Dalam ruangan yang sangat terang dia menatap lurus beberapa bingkai yang ada diruangannya tersebut
"Bukan hanya kamu yang menderita Arin, dan bahkan membenci kehidupan ini, saya juga merasakan hal yang sama"
Seseorang tersebut Membuka laci meja dan mengambil map besar yang berisikan data laporan serta foto-foto didalamnya
"Saya gagal nay, gagal menepati janji saya untuk melindunginya, maafkan saya"
Tok
Tok
"Masuk!"
"Maaf" satu kata dengan penuh penyesalan yang keluar dari mulut dokter indra
Ya, orang yang mengetuk pintu tersebut adalah dokter Indra, dengan wajah penuh dengan kekhawatiran dan mata yang menyorot kesedihan dia menatap lawan bicara nya tersebut.
"Bukan salahmu Indra, ini juga murni atas kelalaianku"
"Tapi jika saja aku kemarin tidak mengusulkan rencana seperti itu, mungkin semuanya tidak akan sekacau ini dan selalu baik-baik saja keadaannya"
"Tidak perlu disesali, semua sudah terjadi" ucap seseorang tersebut dengan mata yang tetap menatap foto-foto yang ada di dalam map.
Keadaan di dalam ruangan sangat hening, tidak ada satu pun yang mengeluarkan suara dalam mulutnya, semua seolah mulut mereka terkunci dan tidak bisa berkata-kata lagi atas keadaan yang diluar dugaan tersebut.
"Sudahlah indra, tinggalkan aku sendiri"
"Tap-" kalimat yang akan dikeluarkan dokter Indra terhenti ketika dia menyaksikan orang tersebut menyayat pergelangan tangannya sendiri, membuat dokter Indra terkejut atas perbuatannya
"Apa yang kau lakukan, apa kau sudah tidak waras lagi?!" Emosi dokter Indra
Sudah lelah dia menenangkan Arin barusan, ditambah sekarang Arin sudah tidak percaya lagi akan dirinya, dan sekarang dia di perlihatkan tentang betapa bodohnya orang yang ada di depannya saat ini.
"Aku juga ingin merasakan apa yang dia rasakan selama ini, membenci kehidupan serta melukai dirinya untuk sebuah ketenangan"
__________________________________
Akhirnya sudah next lagi cerita arin ini✨udah jamin bakalan selesai malam karena jujur ya akhir² ini sibuk banget:)
Seperti biasa banyak Typo
Yukk vote nya, biar aku bisa up terus hhee😂🤗
Walaupun ceritanya biasa aja si sebenarnya:(
Terima kasih kalian(:Ayuudellaa🍒
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Self Injury
RandomSelamat datang dalam dunia Arin Dunia yang kejam dan penuh teka teki Sayatan adalah ketenangan. Darah adalah kenikmatan. Serta sakit adalah teman!