Chapter 9

972 49 0
                                    

Hidupku memang sangat
Menyedihkan
Ingin rasanya aku hilang
Dan melupakan rasa
Sedih ini!!
Tapi itu sangat sulit bagiku

~Della Ayu~

_____________________________

"Hiks..!"

Sreets....

Arin kembali menyayat telapak tangan nya sampai punggung tangan membuat darah segar mengalir dengan derasnya memenuhi kamar Arin. Siapa yang akan mencegah, tiada siapapun di rumahnya hanya kesunyian dingin menemaninya

"Aaakh.. hiks... hikss" pilu Arin melihat telapak tangannya yang sobek akibat perbuatannya

"Aku benci sendiri"

"Aku benci sunyi"

"Aku marah dengan takdirku"

Obat penenang!!!

Yah hanya obat penenang lah yang bisa arin andalkan yang membuat Arin lupa akan kesedihannya
Obat yang selama bertahun-tahun selalu menjadi temannya selain pisau dan cutter kesayangannya

"Kemana obat itu?" cari Arin kesana kemari sambil memegang tangannya yang banyak mengeluarkan darah segar

"Aku tidak mungkin lupa menyimpan obat itu, sialan! tapi kemana obat itu hilang!!" kesal Arin karena tidak dapat menemukan obat penenang tersebut

"Apa aku memang ditakdirkan untuk mati hari ini dengan cara tidak berhasil menemukan obat itu" ucap Arin kepada takdirnya

"Hahaha... mati!!!" lirih Arin karena dia banyak kehabisan darah

Bruggg....

Arin Pingsan....

Arin pingsan di dalam kamarnya yang sudah banyak tetesan darah dari tangan Arin yg terluka

"ARINNNN!!!" teriak dara syok saat memasuki kamar Arin, melihat keadaan Arin yang sudah pingsan dengan banyaknya darah di telapak tangannya. Saat ini dara membantu Arin tidur di kasur dan membalut luka di telapak tangannya

"Apa yang terjadi sama kamu Rin?!" gumam dara pada keadaan Arin saat ini

Setelah memberi pertolongan pertama pada tangan Arin dara membereskan kamar Arin yang berantakan dan penuh dengan noda darah

"Kenapa kamu bisa sedepresi ini sih Rin" ucap dara menatap wajah pucat Arin saat ini

3 jam kemudian

"Eugh...." lengkuh Arin sadar dari pingsannya

"Arin kamu sadar!! Sekarang kamu makan ya! Jangan banyak bergerak luka kamu masih ngilu" ucap dara tiba-tiba masuk ke kamar Arin

Tanpa berkata-kata Arin bingung kenapa dara bisa tau rumahnya dan masuk ke kamar pribadinya yang selama ini tidak seorangpun yg berani masuk termasuk mama nya

"Pergi!!!" ucap Arin dengan wajah dingin

"Tap-"

"AKU BILANG PERGI!!!!" teriak frustasi Arin di hadapan dara yang kembali syok

"Aa....arin kamu mas-"

"SIAPA YG SURUH KAMU MASUK KAMARKU!!.." sela Arin sambil melempar barang yg ada dalam jangkauannya

"Awwss..." lirih Arin karena lukanya

"Aku sudah bil-"

"Aku gak butuh kamu" ucap Arin datar

"Arin kamu masih sakit, kamu harus makan ya nanti mama kamu bisa khawatir sama kamu!" jelas dara pada Arin yg tetap dingin menatap mata dara

"Huhh.... aku gak butuh orang yg peduli sama aku! Sekarang aku mau kamu KELUAR DARI RUMAHKU DAN JANGAN PERNAH KEMBALI LAGI!!!" Ucap Arin penuh penekanan

"Baiklah, jangan lupa makan Rin!" pamit dara langsung keluar dari rumah Arin

Mau bagaimanapun kondisi psikis Arin sangat rawan dara khawatir dia akan berbuat nekat pada dirinya sendiri tetapi jika dara terus ada di sampingnya Arin akan memberontak dan semakin gila sama dirinya sendiri

"Semoga kamu gak akan nekat Rin" batin dara setelah meninggalkan rumah Arin

Aku peduli padamu
Karena aku memang tulus
Aku ingin membantumu
Keluar dari masalah ini
Bukan untuk mempersulitnya

______________________________

Love ya typo😬
#dellaAyu

Don't Self InjuryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang