Chapter Lima Belas

79 11 9
                                    

SELAMAT MEMBACA

Di ruang tamu rumah pak Andi sedang ada pertemuan dua keluarga yang sebentar lagi akan menyandang status 'besan'.  Mereka membahas apa saja keperluan-keperluan pernikahan nanti. Mulai dari penentuan tanggal akad nikah, resepsi, fitting baju, dekorasi, dan lain-lain.

Rani yang tak terlalu tertarik dengan topik pembicaraan keluarga itu, hanya mengangguk malas saat ditanya apakah setuju atau enggak. Ia terlihat bermain-main dengan sebuah robekan kain milik Kim toto yang tertinggal di rumahnya.

Imajinasinya sudah terbang ke mana-mana saat bermain robekan kain tersebut. Ia berhalu sedemikian rupa. Andaikan dirinya menikah dengan Kim Toto. Andaikan dirinya bisa berdiri di pelaminan yang bernuansa putih dengan Kim Toto sambil bergandengan tangan. Andaikan saat setelah selesai akad nikah, keningnya dicium oleh seorang Kim Toto.

"Sayang Rani," panggil Jipen.

Rani tak mendengar panggilan Jipen. Dia masih tersenyum tidak jelas karena halusinasinya tadi.

"Sayang-sayang Rani." Jipen menambah kata sayang menjadi dua saat memanggil Rani.

Lagi-lagi, Rani masih senyum-senyum tak jelas.

"Sayang, sayang, sayang Rani sayang sayang, sayang," panggil Jipen untuk ketiga kalinya sambil mengelus puncak kepala Rani.

"Argh," raung Rani seraya menepis tangan Jipen dengan memasang muka marah.

"Kenapa, Sayang?" tanya Jipen dengan mendekatkan wajahnya ke arah Rani.

Intan yang melihat pemandangan itu dari dalam kamar langsung menyusul Rani dan Jipen ke ruang tamu.

"Belum muhrim woi," teriak Intan lalu menampar muka Jipen keras.

Rani tertawa kecil melihat perlakuan adiknya yang bijaksana itu. Untuk pertama kalinya ia sangat bangga terhadap Intan.

"Jangan sentuh-sentuh kakakku sebelum ijab qobul berkumandang!" ketus Intan dengan mengarahkan tatapan tajam pada si Jipen kemudian masuk ke kamar lagi.

"Siap adik ipar," celetuk Jipen sambil memegang pipinya yang memerah karena tamparan darinya.

"Jibang," imbuh Rani sambil beranjak dari duduknya.

Semua yang ada di situ pun menatap Rani yang kini sudah berdiri.

"Mau ke mana sayang?" tanya Jipen sambil memegang kaos Rani.

"Mau ke hati Kim Toto," jawab Rani asal lalu melangkahkan kakinya ke kamar.

Bu Zahra terkekeh mendengar jawaban anak sulungnya tersebut.

"Kan Rani udah ada di hati Jipen," teriak Jipen tapi tak digubris oleh Si Rani.

"Yah... Rani malah ke dalam," ujar Bu Zahra, "sudahi saja rapat ini."

"Gak bisa gitu dong, Bu. Kita harus menyelesaikan rapat ini dulu," timpal Ibu Jipen.

"Saya bantu doa," sahut Bu Zahra sambil melangkah ke dapur.

"Bagaimana kelanjutannya ini Pak Andi?" tanya Ibu Jipen.

"Rapat ini dilanjutkan kapan-kapan ya, Bu Pak. Silahkan keluar." Tangan Pak Andi menunjuk ke arah pintu.

Special Ramadhan: Keluarga Komedi || By Matahari GroupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang