SELAMAT MEMBACA
Jipen menendang nendang kerikil yang mengganggu penglihatannya ke sembarang arah. Tak peduli jika kerikil itu mengenai jendela kaca orang lain atau mengenai kucing jalanan.
Moodnya memburuk, turun drastis saat tak sengaja menyaksikan kedekatan Rani dan kakak laki-lakinya, Zafran, begitu dekat.
Ya emang sih, fisiknya tidak setampan abangnya, tubuh Jipen juga tidak seproporsional Zafran.
Namun tetap saja hatinya ngilu melihat Zafran justru mendekati calon adik iparnya. Apakah Jipen harus menyerah dan membiarkan Zafran mengambil Rani yang bahkan belum sempat ia genggam?
"Aduh mama'e sakit sekali rasanya...," eluh Jipen sambil mendudukkan bokongnya dikursi taman.
"Sudah galaumu, mari beli es dogerku...."
Suara itu mengambil atensi Jipen untuk memperhatikan perempuan yang kini tengah membuka topi.
Rambut pendeknya juga lesung pipinya membuat Jipen terperangah dalam sekali lihat.
"Boleh deh, satu," pinta Jipen.
Segera perempuan itu membuatkan pesanan dan menyodorkan satu cup gelas pada Jipen sambil tersenyum kemudian duduk di sampingnya.
"Galau bos?"
"Iya."
"Cobain es gue, galau minggat asma kumat."
"Mati dong saya?"
"Bercanda...?"
"Jipen. Nama saya Jipen."
Dalam hati Jipen sudah berteriak keras, "UDAH MIRIP ABANG BELOM YA LOGAT DEWASANYA?"
"Bercanda Jipen."
"Saya boleh curhat?"
"Harusnya sih nggak boleh. Kita kan orang asing," balas Perempuan itu.
"Ah, iya, saya lupa. Nama kamu?"
"Ida,"
"Ida?" tanya Jipen untuk memastikan.
Ida terkekeh, "Ida, ibu dari anak-anak kita. Kata Babeh sih begitu artinya...."
"Babeh kamu humoris ya?"
"Ya gitu deh, kenapa? Mau jadi anak Babeh saya?"
Jipen menggeleng cepat, "Nanti saya dinikahin dong sama kamu."
"Iya juga ya." Ida nampak berpikir lantas yang dilakukannya hanyalah manggut-manggut.
"Kamu sering sokab begini?" tanya Jipen. Ya gimana ya, mereka cocok banget, kalau bukan karena Jipen lagi mode sok dewasa, pasti kelakuannya bakal sebelas dua belas sama Ida sekarang.
"Apa itu sokab?"
"Sok akrab." balas Jipen membuat Ida merasa terasa menohok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Special Ramadhan: Keluarga Komedi || By Matahari Group
HumorHidup serumah dengan delapan anak bukanlah hal yang mudah bagi Bu Zahra ditambah lagi suami bekerja di luar negeri dan jarang pulang. Dikenal memiliki delapan putri yang cantik membuat salah seorang anak Juragan di desa menaksir salah satu anak Bu Z...