SELAMAT MEMBACA
"Yes gol!!" Teriak Zarie sudah kesenangan sendiri saat bola pingpong masuk ke mulut Rani.
"Gol matamu!"sewot Rani menahan marah sambil memuntahkan bola pingpong dari mulutnya. Farhah dan Zifah yang melihat itu secara live sudah tertawa terbahak-bahak.
"Kak Ran, gaboleh ngomong kasar sama adik." Kali ini Intan sudah maju menegur, walau ia mati-matian untuk tidak menertawakan kejadian barusan.
"Sabar, sabar, yang sabar disayang Suparto." Kali ini Farhah menyahut disela tawanya, menyebutkan nama orang gila yang sering mengobrol dengan Tya.
Sementara itu, Tya, Eca, dan Pika tampak tidak peduli. Mereka menatap serius layar ponsel Eca yang menampilkan sinetron indosiar yang berjudul Ayahku ternyata Ayahmu.
"Yang sabar disayang Zafran!" sahut Rani seakan mengoreksi.
"Enak saja, dia calon suamiku," ucap Farhah sudah mengaku-ngaku.
"Emang boleh? Kan dia kakak ipar Kak Rani," sahut Intan penasaran.
"Boleh kok, tapi maaf ya Zafran buatku saja kamu jangan banyak berharap," ucap Farhah lagi.
Rani mendecih, ia tiba-tiba teringat saat Zafran menangkapnya saat akan terjatuh tadi siang. Romantis, seperti adegan drama kalau kata Farhah. Rani menggeleng sendiri, tidak, ia tidak boleh baper sama calon Mas Iparnya.
"Rani, Mak mau ngomong sebentar," ujar Bu Zahra yang sudah datang entah dari mana, membuat Rani mau tak mau bangkit dan mengikuti langkah Bu Zahra yang menuju ruang tamu.
Matanya melebar begitu saja, melihat Zafran sudah duduk manis di sana dan menyambutnya dengan senyuman hangat.
"Hai, Rani," kata pemuda itu ramah membuat Rani mengerjap salah tingkah. Gadis itu kemudian duduk bersama Bu Zahra di hadapan Zafran yang masih belum surut senyumnya.
"Oy ada Mas ganteng!" teriak Zarie yang sedari tadi mengikuti, lalu dengan ceria berlari ke pangkuan Zafran sambil masih memainkan bola pingpong.
"Kok Zarie mainan pingpong di dalam rumah?" tanya Zafran dengan lembut.
Zarie langsung mengangguk semangat. "Iya, itu gawangnya!" ucap gadis kecil itu sambil menunjuk mulut Rani.
Zafran tergelak, lalu terkekeh begitu saja. Demi apa pun Rani ingin sekali menumbuk adik kecilnya yang satu itu, tapi karena saat ini Zafran tertawa dan tawanya sangat manis jadi Rani rela memaafkan Zarie dengan ikhlas.
"Jadi Mas Zafran kenapa nyariin Rani ya?" tanya Bu Zahra sudah heran sedari tadi, pasalnya tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba saja Zafran datang ke rumah dan katanya ingin menemui Rani.
"Ada yang perlu saya omongin sebentar Bu, boleh saya pinjam Raninya sebentar untuk saja ajak keluar?" tanya Zafran sopan membuat Bu Zahra tergelak tak menyangka.
Rani tak kalah kagetnya, ia heran setengah mati. Ada apa ini? Apa Jipen yang menyuruh kakaknya supaya Rani keluar ya, soalnya kan Rani tidak pernah mau kalau diajak keluar oleh Jipen.
"Iya boleh, ambil aja," jawab Bu Zahra secara suka rela membuat Rani mendelik tak terima. Ini kenapa dia kaya tidak ada harga diri banget ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Special Ramadhan: Keluarga Komedi || By Matahari Group
HumorHidup serumah dengan delapan anak bukanlah hal yang mudah bagi Bu Zahra ditambah lagi suami bekerja di luar negeri dan jarang pulang. Dikenal memiliki delapan putri yang cantik membuat salah seorang anak Juragan di desa menaksir salah satu anak Bu Z...