Chapter Dua Puluh Delapan

65 7 12
                                    

SELAMAT MEMBACA

Malam ini adalah malam pertama pernikahan Zafran dan Rani. Sekarang mereka berdua satu kamar, kamarnya pun sudah dihias seindah dan seapik mungkin.

Malam ini mereka akan menginap di rumah keluarga Zafran dulu, Rani sempat tertegun saat pertama kalinya memasuki kamar.

Tidak ada bunga yang biasanya menghiasi ditengah kasur, atau bunga bunga lain yang menghias sisi kamar layaknya pengantin baru.

Membuat Rani menghela nafas lega, setidaknya setelah terlalu lelah meladeni tamu undangan, dirinya tidak perlu disibukkan perihal urusan membersihkan kamar.

Meski begitu, aroma vanila yang sangat harum membuat ketenangan tersendiri buat Rani. Dia suka aromanya, vanila cream bercampur aroma parfum Zafran yang khas.

Langkah kaki Rani menyusuri kamar yang terbilang luas, bisa dua kali lipat dari kamarnya yang di rumah.

Foto foto Zafran dengan tuxedo, orang tuanya, dan Jipen adik kesayangannya. Banyak foto yang terpasang di dinding bernuansa putih hitam ini. Vibesnya terlalu monokrom, berbeda dengan Rani yang menyukai warna biru langit dan warna-warna pastel lain.

Zafran masih diluar, cowok itu masih harus melayani beberapa teman kerjanya yang menghadiri pesta. Rani hanya sempat menyapa kemudian masuk ke kamar, tidak mengerti perihal topik utama laki-laki.

Sebelum Zafran masuk, Rani memilih mandi dan bersih-bersih. Rani masih terpukau dengan kamar mandi Zafran yang seluas kamar Bu Zahra dan Pak Andi, gila, Rani berasa menikahi anak konglomerat.

Rani mengeringkan rambutnya dengan hairdryer, kalau ditanya takut atau tidak, jelas iya. Takut kalau Rani tidak sesuai ekspetasi sang suami.

Rambut Rani sudah mengering, dilanjut menggunakan rangkaian perawatan rambut yang dibelikan Zafran sehari sebelum akad.

Kemudian Rani juga memakai rangkaian skincare yang juga dibelikan Zafran, sebenarnya tidak ada masalah dengan wajah Rani. Wajahnya putih bersih, namun Zafran sengaja membelinya, buang-buang duit buat istri itu bukan masalah.

Setelah serum dan moisturizer, Rani memakai krim malam. Lucunya, Zafran memberi secarik kertas untuk rangkaian produk mana yang digunakan secara berurutan, jadi tidak membingungkan untuk Rani yang pemula.

"Aku jadi curiga mas Zafran juga pakai rangkaian skincare...."

Rani menilai dirinya dicermin, "Ini baju apasih? Ketekan gini," racau Rani lalu bergegas melihat lemari Zafran dan menemukan cardigan dengan warna senada.

Rani belum membawa bajunya dari rumah, jadi terpaksa memakai semua perlengkapan yang sudah disediakan.

"Kan kalo gini jadi nggak terlalu terbuka...."

Rani tersenyum lebar, mau jujur, dia merasa sangat cantik malam ini. Untuk pertama kalinya pakai baju haram tapi halal.

Nggak tau deh kalo Intan lihat, pasti langsung ngomel-ngomel ceramah semaleman.

Rani melirik jam, sudah hampir jam dua belas tapi Zafran belum kunjung datang. Salah nggak sih kalo Rani berharap suaminya cepat-cepat datang?

Special Ramadhan: Keluarga Komedi || By Matahari GroupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang