Chapter Dua Puluh Satu

67 10 2
                                    

SELAMAT MEMBACA

Ada keheningan lama setelah Zarie membeli es krim, Rani menjadi linglung karena pertanyaan tiba-tiba dari Zafran.

Zarie sudah berpindah pada gendongan Zafran. Anak kecil itu sedang asik dengan es krimnya hingga pipinya bercelemotan.

"Rani," panggil Zafran.

Rani hanya diam otaknya masih blank.

"Rani," panggil Zafran sekali lagi.

"Aduh!" seru Rani memegang matanya, hampir saja stik es krim memasuki matanya.

Zarie tampak santai di gendongan Zafran, ia menjilati jarinya bekas es krim yang meleleh ke tangannya, "Salah sendili dipanggil gak nyaut," ujar Zarie tanpa ada rasa bersalah.

"Kamu gapapa Ran?" tanya Zafran mendekat.

"Ah iya gapapa, cuma perih sedikit," jawab Rani mengucek matanya, karena tadi ada tetesan es krim dari stik itu yang mengenai matanya.

Andaikan Zarie tidak di dalam gendongan Zafran, sudah lama Rani pites bocah itu. Lihat, bagaimana ia dengan santai makan es krim yang baru.

"Mana Ran, sini saya coba lihat." Zafran menurunkan Zarie dalam gendongannya, ia berjalan mendekat ke arah Rani.

Rani sedikit menengadahkan kepalanya karena tinggi Zafran dengannya amat beda, Zafran perlahan membuka mata Rani dengan kedua tangannya dan dengan sangat hati-hati Zafran mengusap mata Rani dengan ujung kaosnya. Jarak mereka yang sangat dekat membuat orang yang melihatnya akan salah paham dengan apa yang di lakukan Zafran dan Rani.

"AUZUBILLAH HIMINASYAITON NIRROJIM!

plak!

"Aduh!" Zafran mengaduh kesakitan saat sebuah benda mengenai kepalanya.

"Kak Rani ngapain!" tanya Intan langsung menghampiri Rani.

Tadi, ia di suruh ibu Zahra untuk ke warung membeli garam, tapi apa yang ia lihat saat jalan pergi, Rani dan Zafran melakukan hal-hal yang tidak senonoh.

Zarie dari tadi anteng menikmati es krimnya tanpa terganggu sedikit pun.

"Eh ini gak seperti dengan apa yang kamu pikirkan," bela Rani mundur beberapa langkah dari Zafran. Sedangkan pemuda itu masih menggosok tengkuknya karena lemparan sandal tadi.

Ternyata, Intan juga memiliki bakat seperti Zarie.

Intan memandang ke arah Zafran, membuat pemuda itu sedikit gugup.
"Eh iya, itu tidak seperti yang kamu bayangkan," bela Zafran.

"Bener Zarie?" tanya Intan pada Zarie.

"Tadi Abang Zaflan sama Kak Rani mau ciuman Kak," adu Zarie dengan santai. Habisnya ia kesal Zafran menurunkan dari gendongannya begitu saja, padahal 'kan Zarie ingin lebih lama di gendongan Zafran.

"Nah kan! Nah kan! Kak Rani pulang! Kamu juga ikut kami pulang, astaghfirullahaladzim." intan memegang dadanya, ia sangat kaget.

"Eh gak gitu Intan," ucap Rani kelabakan. Bagiamana ini.

Zafran ikutan bingung, bagaimana meluruskan kesalahpahaman ini.

Special Ramadhan: Keluarga Komedi || By Matahari GroupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang