SELAMAT MEMBACA
"Assalamualaikum," ucap Pak Andi, Bu Zahra, Pika dan Intan secara bersamaan.
"Waalaikumsalam," jawab Farhah berdiri menyalami tangan ibu dan bapaknya.
"Eh ada pak Kim," sapa Bu Zahra.
Pika dan Tya yang di belakang langsung memandang ke arah Kim Toto yang gantengnya masyaallah.
"Iya buk, ada urusan sebentar sama bapak," jawab Kim Toto sopan.
"Tya, tolong buatkan teh untuk Kim Toto dan kalian boleh tinggalkan bapak sendiri bersama Kim Toto?" pinta Pak Andi.
Semua yang ada di ruangan itu pun meninggalkan Pak Andi dan Kim Toto, walaupun mereka juga penasaran apa yang dibicarakan.
Pika, Farhah, jipah, dan Ranie bersembunyi di balik tembok dan memasang telinga lebar-lebar untuk menguping apa yang dibicarakan oleh Pak Andi dan Kim Toto. Sampai sekarang mereka masih penasaran uang uang didapatkan bapak sebanyak itu. Sedangkan, Tya berjalan ke dapur untuk menyiapkan teh yang di suruh bapak.
Seperti biasa Tya memasukkan dua sendok gula dan satu teh celup ke dalam gelas. Saat ia ingin menuangkan air panas ke dalam gelas, Tya dikagetkan dengan sesuatu yang melayang di dekatnya.
Ternyata itu ulah Zarie yang melempar bola pingpong, hampir mengenai kepala Tya.
"Zarie apa yang kamu lakukan?" tanya Tya marah. Pasalnya ia sangat panik hampir saja air panas ini mengenai tangannya yang mulus.
Zarie hanya mesem-mesem gak jelas dan berlari meninggalkan Tya di dapur.
"Sabar.. orang sabar duitnya besar," ujar Tya kepada dirinya sendiri.
Setelah menyiapkan teh, Tya membawanya ke depan untuk di suguhi ke bapak dan Kim Toto. Tapi sebelum itu, Tya berkaca sebentar di kamar dan memperbaiki penampilanhya. Agar Kim Toto bisa tertarik dengannya.
Setelah semua selesai barulah Tya berjalan ke ruang depan. Tapi, alangkah terkejutnya dia saat melihat ibunya, Farhah, jipah dan juga Rani yang berdiri berurutan seperti kereta api menempel ke tembok.
"Kalian kenapa?" tanya Tya mendekat.
"Shhhh," bisik Farhah.
"Ada apa sih?" tanya Tya lagi penasaran mengikuti pandangan yang lain.
"Tya sini," panggil Bu Zahra.
"Iya Bu?" tanya Tya mendekat sambil membawa nampan teh.
Bu Zahra mengeluarkan sesuatu, seperti sebungkus serbuk dan memasukkannya ke dalam secangkir teh.
"Eh itu apaan Bu?" tanya Tya kaget.
"Iya apaan itu? Jangan-jangan...," ujar Rani.
"Wah ibu mau bunuh bapak ya, ibu jahat!" Eca mulai menangis.
"Heh sembarangan! Ini nih vitamin biar kuat, ibu takut bapak capek," kilah Bu Zahra.
"Tapi, kali ini kasih ke Kim Toto ya, untuk bapak nanti aja, kayaknya Kim Toto capek banget," ujar Bu Zahra memandang ke arah Kim Toto.
KAMU SEDANG MEMBACA
Special Ramadhan: Keluarga Komedi || By Matahari Group
ComédieHidup serumah dengan delapan anak bukanlah hal yang mudah bagi Bu Zahra ditambah lagi suami bekerja di luar negeri dan jarang pulang. Dikenal memiliki delapan putri yang cantik membuat salah seorang anak Juragan di desa menaksir salah satu anak Bu Z...