Bab 10 - Birth and Death

867 113 22
                                    

~Vee Vivis~


Kalian tahu, apa salah satu hal yang membahagiakan dalam hidup? Yaitu adanya kelahiran. Mereka bersuka cita menyambut datangnya makhluk kecil yang akan mengarungi kejutan dunia. Jika ada yang membahagiakan, maka ada juga hal menyakitkan, yakni kematian. Mereka bersungkawa ditinggal yang dikasih karena mengakhiri petualangan hebatnya di dunia.

Kelahiran dan kematian sesuatu yang berdampingan. Mereka yang lahir akan mati. Ketika ada yang datang maka akan ada yang pergi. Ketika ada senyum bahagia, disana ada tangis air mata.

Begitu pula kisahku. Aku melihat dunia, kedua orang tuaku menutup dari dunia. Aku tidak memilih untuk dilahirkan, tapi aku bersyukur karena dilahirkan.

Kadang aku berandai. Jika kedua orang tuaku masih hidup, apakah aku masih bisa bahagia bersama Daddy dan Papa? Bisa bertemu dengan Mark dan mencintainya? Bisakah aku mendapatkan Nong-nong kembar yang menyebalkan tapi sangat aku sayang? Semua itu adalah sesuatu yang bisa terjadi, namun tak disangkal bisa juga tak akan pernah menghampiri.

Apabila Tuhan memberikan aku pengharapan tentang apa yang aku inginkan, maka dengan rakus aku ingin memiliki semuanya. Daddy, Papa, Mark, Prince Princess, semua orang yang menyayangiku dan orang tua kandungku ada bersamaku. Bisakah itu terwujud? Sifat serakah manusiaku menginginkan segalanya untuk aku miliki.

"P'Vee?"

Aku tidak sendirian, tapi aku kehilangan.

"P'Vee?!"

Aku rindu pada sesuatu yang tak pernah berjumpa.

"P'VEE?!"

"OH!! Mark itu mengagetkan." Mengelus dadaku.

"Ish... Dari tadi sudah kita panggil tapi Phi tidak menjawab. Apa yang dipikirkan huh? Sampai-sampai harus dipanggil berkali-kali." Mimik wajah Mark sangat kesal. Aku juga tidak tahu, bagaimana bawah sadarku menyedot semua fokus.

"P'Vee sedang memikirkan agenda honeymoon. Kkkk~" Goda Noh.

Plakk

Mark memukul bahu Noh cukup keras. Rasakan, memang Noh si jail yang pantas mendapatkan pukulan.

"Jadi memikirkan apa?" Wajah miring menghadapku. Mata jernihnya sarat akan rasa ingin tahu.

"Memikirkan hadiah apa yang akan Mark berikan. Dan, benar apa kata Noh, agenda honeymoon kita mungkin kita habiskan di kamar saja."

"P'Vee~" Kali ini aku yang mendapatkan pukulan di bahuku.

Aku tidak bisa menceritakan kepada Mark tentang kesahku. Tidak untuk sekarang ini. Wajah-wajah ketiga orang yang aku sayangi sedang antusias menanti dua orang yang berarti dalam kehidupanku.

"Phi-phi, mereka sudah sampai."

Perhatian kami beralih ke arah pintu kedatangan VIP. Kami melambai dibalas dengan lambaian pula. Senyum sumringah tercetak di wajah kami. Ada rindu yang membucah dalam diriku.

"Daddy Mommy...." Si kembar berlari memeluk kedua orang tua kami. Mereka saling memberikan kecupan manis.

"Hey Boy, tidak rindu?" Kedua orang tuaku merentangkan tangannya setelah lepas dari si kembar.

"Tidak Rindu." Jawabku. "Tapi amat sangat rindu."

Memeluk kedua orang tuaku bersama. Kehangatan kasih sayang yang aku syukuri. Malaikat-malaikat dalam hidupku.

Perjalanan kami menuju penthouse diiringi celotehan si kembar. Aku yang menyetir, Daddy disampingku, ditengah ada Mark menyenderkan kepalanya di bahu Papa, dan paling belakang dua bocah yang mulutnya tak berhenti membuat suara gaduh di mobil.

Obsession || VeeMark / YinWar [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang