~Mark Masa~
Mentari mengejar langkah tubuh. Sinarnya mengejek keterlambatanku. Peluh menetes hingga dagu. Nafasku kasar menderu.Disana terlihat gedung dengan tulisan 'Fakultas Teknik'. Tempat dimana empat tahun kedepan akan menjadi tempatku belajar. Langkahku yang awalnya cepat, berubah malu. Berdiri beberapa orang dengan seragam biru khas senior Fakultas Teknik, mereka menyebutnya Hazer.
"Anak baru terlambat. Kau tahu sekarang jam berapa, huh?"
Seorang senior mencegatku, berteriak tepat didepan wajah. Aku yang memang tak mengenakan jam tangan hanya menunduk, mengambil ponsel di dalam tas pun percuma, karena akan berujung marah lebih besar.
"Kau Mark Masa?" Senior lainnya datang menyela.
"Ya Phi." Menganggukan kepala pelan.
"Sial, dia anak baru yang mendapat toleransi keterlambatan dari Rektor langsung." Umpat senior tersebut. "Masuklah, laporkan kehadiranmu ke panitia di dalam untuk mendapat nametag dan kelompok."
Aku membalas mereka dengan memberikan wai. Bisik-bisik senior tadi masih jelas telingaku tangkap.
"Aku pikir hanya keluarga Wong, Vivis, Worrasarn dan kelompoknya saja yang punya akses ke rektorat. Ternyata dia akan menjadi bagian itu."
"Mungkin dia anak orang kaya, pejabat, atau kerajaan."
"Tapi dia tak terlihat menggunakan mobil mewah atau sopir yang siap mengantar."
Aku tak acuh dengan obrolan mereka. Biarkan mereka berpikir apa, tujuanku hanya mengikuti apa yang menjadi kegiatan universitas.
Memasuki auditorium, terpampang barisan mahasiswa baru dengan seragam hitam putih yang duduk dengan khidmat. Di atas panggung para senior dengan kemeja biru berjejer berteriak garang. Sekelilingnya pun dijaga ketat.
"Swasdee Khrab." Aku memberi wai kepada senior yang menjaga meja.
"Swasdee Nong. Kau Mark Masa?"
"Khrab Phi."
Aku tidak heran mereka mengetahui siapa namaku, mungkin aku satu-satunya mahasiswa baru yang belum hadir. Pasti seluruh senior sudah diberitahu kalau yang bernama Mark Masa akan datang terlambat di hari pertama pengenalan akademik bagi mahasiswa baru.
Senior tadi menuliskan namaku diatas kertas biru, yang aku tahu adalah warna khas Fakultas Teknik. Memasangkan tali berwarna merah dan memberikan padaku untuk aku kenakan.
Srett
Belum sempat aku menerima. Ada tangan besar merebutnya kasar. Merobek hingga menjadi puing lebih kecil. Mengambil kertas lain dan menuliskan namaku dengan tepat. Tali warna hijau menjadi gantungannya. Dengan wajah datar dan rahang mengeras, ia mengalungkan nametag itu sendiri ke leherku.
"P'Vee, tapi Mark Masa ada di kelompok merah."
"Mulai sekarang dia ada di kelompok hijau." Jawabnya kepada seseorang yang aku yakini dia ada di tahun kedua.
Tanpa melihat ke arahku lagi, P'Vee berlalu kembali pada kumpulan panitia lain di panggung. Wajah tampannya masih sekeras batu. Tatapannya masih tajam siap menusuk.
Aku yang diperintahkan lekas mencari kelompokku berada, untuk segera duduk di atas keramik dingin. Banyak mata melirik setiap gerak yang aku timbulkan. Mungkin mereka penasaran dengan mahasiswa baru yang mendapat keringanan di hari pertama kuliah.
Mendapati kelompokku, senyumku merekah. Aku sangat mengenal beberapa orang dari kelompokku. Ada James anak angkat dari Paman Bever dan Paman Prat, juga Kamphan anak angkat dari Paman Bonz dan Paman Wint. Sial, apa Phi Vee sengaja merubah kelompokku agar aku bersama dengan orang-orang yang kami kenal?
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession || VeeMark / YinWar [End]
FanfictionKetika jarak adalah hambatan Waktu kan menjadi cobaan Apakah cinta masih ada saat dipertemukan Atau ternyata itu obsesi dari dua insan Vee Vivis Wong, sang pewaris dua kerajaan yang merupakan mahasiswa teknik tahun ketiga, memiliki kekasih sejak ke...