~Vee Vivis~
Bangkok. Aku kembali.
Mark. Aku kembali.
Senyumku merekah sebab seseorang dengan lesung pipi nya sedang duduk mengayun-ayunkan kaki kecil menunggu. Matanya bolak-balik ke arah kedatangan domestik. Bibir merahnya mengerucut antara tidak sabar dan bosan.
Langkah kakiku lebar membelah kerumunan orang-orang yang berkeliaran di Bandara. Aku ingin cepat sampai menuju dia yang menunggu lama.
"Baby?"
"Phi?"
Dia lekas menabrakkan tubuhnya memelukku. Kakinya yang pendek berjinjit menjangkau agar lengannya mengalung pada leherku. Tubuhku sedikit terhuyung namun segera aku menyesuaikan agar tak jatuh.
"Lama sekali. Mark sudah menunggu dari tadi."
"Sebegitu rindukah?"
"Tentu saja. Jangan-jangan Phi tidak rindu Mark?"
"Tidak."
"Eoh?"
Dia lekas melepaskan pelukannya, bibirnya yang mengerucut lekas aku kecup. Mengerjai Mark itu menyenangkan.
Tak
"Aow sakit."
Aku menyentil dahi Mark.
"Tentu saja Phi juga rindu Mark."
"Ish P'Vee.... Menyebalkan."
Kemudian kami kembali ke Penthouse. Katanya Mark sudah memasak banyak hidangan. Ditambah lagi ada keripik kentang yang menjadi favoritku.
Kalau boleh jujur, masakan Mark adalah favoritku kedua setelah Papa. Ssttt.... Tapi tidak perlu memberitahu Mark, atau dia akan berhenti memasak untukku.
Hanya satu hari aku beristirahat. Aku sudah harus kembali ke kampus untuk menyelesaikan tugas laporan magang dan presentasi. Beruntung aku sudah bertahap membuat laporan sejak masa magang, sehingga aku bisa cepat daripada mahasiswa magang lainnya.
Rencanaku setelah laporan selesai adalah mengajukan tugas akhir. Sehingga aku bisa segera mendapatkan dosen pembimbing dan lekas memulai tahap penyusunan tugas akhir. Sebab ada dua perusahaan yang sudah siap menampungku dan ada satu orang yang siap untuk aku miliki selamanya.
"Vee bisa kita bicara?"
Dew, mahasiswa dari Fakultas Ilmu Komunikasi yang berada dalam tingkat yang sama denganku, sekaligus admin utama Dew Daily. Dia menemui ku dengan wajah putus asa. Tentu aku tahu apa tujuannya datang padaku. Bukan terkait berita terbaru, tapi-
"Ini tentang Thew adikku."
~oOo~
Setelah menemui Dew, segera aku kembali ke Penthouse. Di sana sudah ada Mark yang menungguku sembari menonton televisi.
Hup
Jub
Aku memeluk leher Mark dari arah belakang. Mencium pipi gembulnya yang menggemaskan.
"Darimana?"
"Kampus."
"Dengan siapa?" Cerca Mark.
"Tentu saja teman-teman Phi."
"Benarkah?" Mata bulat Mark mendelik ke arahku yang kini duduk di sampingnya. "Kalau ingin bohong jangan kentara. Mark lihat para senior keluar makan siang dan di sana tidak ada P'Vee sama sekali."
Oh sialan, bagaimana aku lupa jika mereka pulang cepat.
"Maaf, jangan marah. Na na na..."
Aku menggenggam tangan Mark. Mengecupnya berkali-kali hingga dia luluh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession || VeeMark / YinWar [End]
FanfictionKetika jarak adalah hambatan Waktu kan menjadi cobaan Apakah cinta masih ada saat dipertemukan Atau ternyata itu obsesi dari dua insan Vee Vivis Wong, sang pewaris dua kerajaan yang merupakan mahasiswa teknik tahun ketiga, memiliki kekasih sejak ke...