14. Tipe Istri

329 46 8
                                    

Happy Readyng..

Komen disetiap paragraf kuy..

Typo dimana-mana..

Sayang kalian banyak-banyak♥
.
.
.
🌺🌺🌺

Sinar matahari masuk melalui sela-sela jendela Apartemen. Vania yang merasa silau perlahan membuka matanya dia merasa sesuatu yang berat diperutnya.

"Siall.. Gue ketiduran disini" Batin Vania.

Perlahan Vania menyingkirkan tangan Vano yang berada di atas perutnya. Ketika akan berhasil menyingkirkan tangan Vano, tangan itu malah memeluknya semakin erat. Vania tahan napas melihat tingkah Vano yang seperti ini.

"Al, gue mau ke kamar mandi. Lepasin ih.." kata Vania seraya mencoba membebaskan diri dari pelukan cowok itu.

"Gue gak mau Dev" Lirih Vano tetap dengan mata terpejam. Lalu semakin mempererat pelukannya, kepala Vano mendusel pada ceruk leher Vania membuat empunya sedikit geli.

Vania semakin terkejut dengan perlakuan Vano ini. Jantungnya kembali berdetak tidak karuan, bisa-bisa mati dia, divonis penyakit jantung berdebar saat berada di dekat Suami.

"Terus mau lo sekarang apa?" Tanya Vania pasrah.

"Gue mau terus kayak gini sama lo" Ucap Vano dengan nada serak khas orang bangun tidur.

Ini penyakit lain. Bukan jantungnya sekarang yang berdebar hebat, namun kali ini terasa ada cacing, kupu-kupu, ulat, kepompong semua deh, didalam perutnya yang disebabkan oleh kata kata Vano barusan.

"Tapi gue belum mandi Al" Kata Vania. Vania semakin geli pasalnya Vano terus saja mendusel di ceruk lehernya.

"Udahlah Van, geli tau" Sambung Vania. Vano langsung diam namun letak kepalanya masih di leher Vania.

"Gue suka bau lo Dev" Ucap Vano perlahan membuka matanya.

Siapapun tolonglah Vania. Vania selalu dibuat dag dig dig serr oleh setiap ucapan Vano.

Vania hanya diam saat Vano menatap wajahnya intens. Vania yang risih ditatap seperti itu oleh Vano langsung memalingkan wajahnya ke arah lain.

Sudah cukup dari tadi Vano membuat perasaaan Vania tidak sehat, sekarang dia akan membalas dendam, namun dengan cara lain.

"Al" Panggil Vania.

"Apa?" Tumben sekali epribadihh, biasanya kalau dipanggil jawabnya hmm hmm doang.

Vania menatap langit-langit kamar apartemen Vano. Vano sibuk mempernyaman dirinya memeluk tubuh mungil Vania. Dia suka aroma khas Vania rasanya seperti aroma yang sangat menenangkan bagi Vano.

"Tipe istri impian lo kayak apa?" Tanya Vania masih menatap langit-langit kamar Vano.

"Gue udah punya istri" Jawab Vano enteng.

Lahkan niat awal mau balas Vano, ehh taunya dia yang baper.

"lo yakin?" Tanya Vania yang diangguki Vano.

DEVANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang