Happy Readyng...
Vote and komen...
.
.
.
🌺🌺🌺"Kakak jangan nangis" Ucap Ziko mengusap air mata Vania.
Meskipun masih berumur lima tahun Ziko adalah sosok anak yang sudah berpikir secara luas, dilihat dari lingkungannya saja dia ditemukan Vania dalam keadaan sendiri. Pasti keadaanlah yang membuat bocah itu kuat.
Vania terduduk dalam gubuk tua bersama Ziko, satu-satunya tempat yang dapat dia datangi.
"Ziko gak bakal ninggalin kakak kan?" Tanya Vania menatap lekat mata Ziko.
Ziko menggeleng lucu "Ziko boleh panggil kakak, Ami?" Tanya Ziko.
"Ami?" Bingung Vania dia sedikit terhibur dengan kehadiran bocak kecil itu.
"Kayak mommy gitu, tapi Ziko panggil Ami aja deh" Jawabnya.
Vania terkekeh geli namun air matanya tetap mengalir membasahi pipinya "iya panggil Ami aja"
"Ziko gak papa tidur disini?" Tanya Vania memastikan. Ada rasa kecewa dalam dirinya karena tidak bisa menempatkan Ziko ke tempat yang jauh lebih baik.
"Ziko seneng" Jawabnya
Vania memeluk tubuh mungil Ziko bahkan sangat erat, saat ini dia butuh pelukan dan hanya Ziko yang bersamanya.
"Ziko tidur ya" Ucap Vania menaruh kepala Ziko agar tidur di pangkuannya.
Setelah beberapa saat Vania mendengar deru nafas yang teratur pertanda Ziko sudah terlelap dalam dunia mimpinya.
Vania menatap bintang-bintang yang bertaburan diatas langit, suara kodok yang memecah keheningan malam ditambah udara dingin yang menerpa.
Telvon Vania sedari tadi berdering, saat meriliknya ternyata itu panggilan dari Vano. Vania tidak mengangkat atau membalas pesan dari Vano.
Vania mengingat lagi apa yang tadi dia dengar. Hah lucu bukan dibalik apapun perbuatan seseorang pasti akhirnya juga ada maksud tersembunyi.
"Gue harus buang perasaan gue" Gumamnya.
🌺🌺🌺
Vano merasakan kesepian di pagi hari ini. Biasanya ada Vania yang mempersiapkannya sarapan, tapi pagi ini mungkin dia tidak akan sarapan. Jujur saja semalam Vano tidak bisa tidur, selain tidak tidur Vano juga sangat khawatir memikirkan Vania dia berusaha memejamkan matanya namun sudah hafal kan dengan kebiasaan Vano 'Peluk sebelum tidur'.
Dia berniat akan ke sekolah mungkin saja disana dia akan bertemu dengan Vania.
Saat tiba di sekolah Vano memarkirkan sepeda motornya dan tepat disana ada Faris yang memperhatikannya.
"Apa?" Tanya Vano melihat Faris yang mendekatinya.
"Gue benci sama lo, Tapi gue harap lo bakal jaga sepupu gue" Ucap Faris menepuk pundak Vano lalu beranjak pergi.
Vano merasa ada yang ganjal dengan ucapan Faris, seakan Faris tau apa yang sebenarnya terjadi. Memang kemarin malam Vano pergi ke rumah Bunda Arina dan disana juga ada Faris. Vano mengurungkan niatnya untuk bertanya pada Bunda Arina, dia beralasan hanya sekedar lewat lalu mampir. Namun tampaknya Faris tidak yakin dengan alasan Vano itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVANO
Teen Fiction....... "Raditttt...t" Teriak Vania. "Radit udah gaada Dep" ...... "Misi lo buat jebak gue berhasil kan" Ucap Vania tersenyum masam. "Justru gue yang kejebak" ....... "Peluk gue sampek tidur" Pinta Vano "Manja" ........ Hah... Lucu ya lewat jalur p...