30. Pengen Adek

297 40 7
                                    

Happy Readyng..

Vote and komen disetiap paragraf...
.
.
.
🌺🌺🌺

"Kalau bukan lo, siapa hah?" Baru bangun tidur saja Vania sudah menanyakan hal itu pada Vano.

Vano menggeliat dari tidurnya tidur malam ini membuatnya puas. Dia tidur dipelukan Vania semalaman, kapan lagi kan bisa bermanja seperti ini.

"Gue baru bangun loh Dep" Ucap Vano dengan suara seraknya.

Vania memutar bola matanya malas "Tinggal bilang apa susahnya sih Al" ucap Vania lalu duduk bersandar di sandaran ranjang.

"Gue gak tau" Jawab Vano kembali memejamkan matanya.

Vania mendengus kecewa "Terus lo ada dimana waktu Radit dalam keadaan kayak gitu, lo kan sahabatnya." Ucap Vania menatap malas wajah Vano.

Vano yang merasa pembicaraan ini mulai serius langsung bangun dari tidurnya dan duduk di samping Vania.

"Lo tau kan, gue sama Radit itu beda sekolah. Gue sekolah di luar kota, sedangkan Radit? Dia sekolah disini kan sama lo" Ucap Vano menjelaskan pada Vania.

Vania mulai paham, namun sepenggal-sepenggal penjelasan Vano itu masih seperti teka-teki di otaknya.

"Ardi?" Tanya Vania pasalnya setelah lulus SMP, Vano tidak menceritakan apapun tentang Ardi.

"Ardi itu brokenhome Dep" Jelas Vano.

"Dia dulu sekolah, tapi gue gak tau dimana  dan setau gue dia berhenti ditengah-tengah semester karena gak punya biaya ngelanjutin ke SMA, orang tuanya juga sama sekali gak peduli sama dia, Alhasil dia selalu ikut balap motor itung-itung dia bisa cari uang buat biaya hidup dari hasil balap motor. Dia sebenarnya gak jahat, situasi aja yang bikin dia kayak gitu" Vano kembali menjelaskan pada Vania.

Vania mengacak rambutnya frustasi "Terus yang bikin persahabatan kalian hancur lebur kek gini apa sebabnya?" Tanya Vania yang mulai penasaran.

"Lo"

"Hah?" Vania tidak mengerti dengan jawaban Vano.

"Lo Dep" Jelas Vano dengan penekanan.

"Kok gue?" Tanya Vania.

"Mereka bertiga suka sama cewek yang sama. Dan itu Lo"

🌺🌺🌺

"Vannnn....." Teriak Rena memanggil Vania.

Setelah kesalah pahaman itu bukannya membuat mereka menjadi renggang, namun semakin mempererat persahabatan mereka. Lihat saja Rena, dia semakin not have akhlak jika berbicara dengan Vania.

"Jangan lari-lari Ren" Titah Vania yang melihat Rena berlari dari arah gerbang hingga menuju lapangan indoor tempat Vania berada.

Rena mengatur napasnya "Van, gue seneng banget tauu" Ucap Rena girang.

"kenapa lo?" Tanya Vania.

"Kemarin gue dinner sama Baron huaaaa" ucap Rena sambil melompat-lompat tidak jelas.

Vania melongo mendengar jawaban Rena. Cuma diajak dinner saja sahabatnya ini kayak mau dilamar aja. Berlebihan banget batin Vania.

DEVANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang