Syifaluna 10

30 9 0
                                    

Keesokan harinya Kemala dan Luna pergi ke tempat kajian. Sepulang dari tempat kajian, mereka melihat Seshan dan Syaquella pergi bersama Pria yang selalu bersama mereka.

“Hm, bukankah laki-laki itu ....”

_____________________________

Setelah sepulang dari kajian, Luna segera merebahkan dirinya di kasur. Lalu keesokan paginya dia terbangun saat mendengar alarm. Alarm di kamar Luna berbunyi menunjukkan pukul 06:00 pagi.

Sejak 15 menit yang lalu, Luna sudah lebih dulu bangun dari tidurnya. Ia bergegas lebih awal karena hari ini ada jadwal kelas pagi di kampusnya.

"Aku tak ingin datang terlambat lagi seperti kemarin," batin Luna dalam hati.

"Non lunaa .... Ini sarapannya sudah siap. Ayo Non, turun. Nanti terlambat lagi loh," ucap Bi Ima.

"Iya, Bi. Ini Luna segera turun," jawab Luna.

Saat Luna ingin beranjak dari tempat tidur, tiba-tiba layar ponsel Luna menyala karena ada notifikasi pesan masuk. Tapi saat ingin membuka pesan itu, ia langsung mengabaikannya. Luna segera beranjak keluar kamar karena merasa perutnya berbunyi dan sudah tidak tahan lagi menahan lapar.

"Tidak biasanya aku merasa sangat lapar seperti ini," ucap Luna pelan.

Saat sedang menyantap sarapannya, Luna teringat akan Pria yang dia lihat sepulang kajian bersama Kemala.

"Bukankah laki-laki itu Valdo? Sedang apa ia bersama Seshan dan Syaquella?" batin Luna dalam hati.

Menyadari dirinya melamun memikirkan sesuatu yang sebenarnya tidak harus dia pikirkan, Luna mendesah lesu.

"Ahh sudahlah, bukan urusanku. Lebih baik aku segera menghabiskan sarapan ini dan segera bergegas agar tidak terlambat lagi," ucap Luna.

Setelah selesai sarapan, Luna segera berjalan ke garasi mobil dan melihat Pak Idam sedang memanaskan mesin mobil.

"Pagi, Pak," ucap Luna.

"Pagi juga, Non," balas Pak Idam dengan senyum yang ceria.

"Berangkat sekarang, Non?" tanya Pak Idam ramah.

"Iya boleh, Pak. Sekarang aja, takut nanti telat seperti kemarin," jawab Luna.

Saat di perjalanan, Luna menghabiskan waktu sekitar 20 menit untuk sampai di kampusnya.
Saat melangkah masuk ke dalam kampus, Luna merasa dirinya memiliki perasaan yang lebih baik setelah bertemu dengan Kemala kemarin.

Namun, mood-nya kembali memburuk saat melihat Seshan dan Syaquella berjalan menghampirinya dari arah yang berlawanan.

"Hai, Lun. Aku dan Quella mau minta maaf soal kejadian beberapa hari yang lalu," ujar Seshan secara tiba-tiba yang membuat Luna tertegun.

Merasa kedua sahabatnya tidak tulus meminta maaf, Luna segara mengabaikan mereka dan hendak beranjak pergi. Namun saat hendak ingin melangkah melewati mereka berdua, tiba-tiba Syaquella menahan tangan Luna.

Luna yang merasa ada tangan yang menahannya, segara menoleh ke arah Seshan dan Syaquella.

"Ada apa lagi, sih? Yang kemarin emang belum cukup?!" tanya Luna dengan nada menahan marah.

Bukannya menjawab, Syaquella malah hendak berlutut ke arah Luna. Luna yang melihat ini segera menahan pergerakan Syaquella sambil berkata, "Eh, lu mau ngapain?!"

Seolah tidak mendengar pertanyaan Luna, Syaquella tetep meneruskan pergerakannya sambil menangis.

"Lun, kita serius mau minta maaf," ujar Seshan sambil memperdekat jaraknya dengan Luna dan menaruh tangan kanannya di bahu Luna.

SyifalunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang