Setibanya di kampus, ia merasa heran karena orang-orang melihat dirinya dengan tatapan yang aneh. Sampai pada akhirnya ada orang yang berkata, "Lun, lu gak papa, 'kan? Belakangan ini ada sesuatu yang lagi viral, lohh!"
Luna yang mendengar ini tampak kebingungan, diam-diam saat ini hatinya mulai merasa gelisah. Apa jangan-jangan Seshan dan Syaquella memposting video Luna yang waktu itu? Mereka memang tidak bisa dibiarkan.
Jika sampai mereka memohon maaf lagi kepadaku, aku tidak akan memaafkan mereka, gerutunya dalam hati.
Luna mempercepat langkahnya menuju kelas di mana ada sahabat palsunya itu sudah tiba.
BRAKK!
“Maksud kalian posting video gue itu biar apa, hah? Kalian itu sahabat gue bukan, sih?”
Belum sempat melanjutkan perkataannya, Seshan berdiri dan menghentikan Luna. “Maksudnya apa, sih, Lun? Kita gak ngerti, video apa sih?”
Seshan memegang lembut bahu Luna.
Luna melepaskan tangan Seshan dengan kasar. “Mulai sekarang, gue gak mau lagi sahabatan sama kalian! Gue udah muak sama kepalsuan dan kemunafikan kalian!”Ucap Luna tegas sambil melirik sinis mahasiswa lainnya. Hatinya sudah dibuat hancur oleh sahabatnya sendiri. Belum lagi rasa malu atas video itu yang diunggah ke publik. Bahkan dalam kelas pun Luna tidak bisa fokus pada materi yang sedang dijelaskan oleh dosen.
Seusai kelas, Luna merasa lapar lagi. Dia memesan makanan di kantin. Selagi menunggu pesanan tiba, Luna memasang earphone dan memutar lagu kegemarannya. 1 lagu sudah habis diputar lanjut ke lagu kedua. Luna dibuat bungkam setelah mendengar lagi ini. Sebenarnya bukan lagu tapi sholawatan yang dinyanyikan oleh Opick.
Liriknya sangat menyentuh hati, mengingatkannya kepada Allah yang Maha Besar. Ketika makanannya datang, Luna tidak menyadarinya. Dia fokus pada setiap alunan sholawat sampai air matanya menetes tanpa izin.
“Neng, ini somaynya sudah matang.” Luna seketika tersadar lalu menghapus jejak air matanya. Kemudian segera menyantap habis somay itu.
Mungkin sekarang dia akan sendirian tanpa adanya sahabat. Namun bagi Luna, baik ada atau tanpa sahabat pun dia akan tetap sendiri. Mereka yang mengaku sahabat tanpa diduga dan dikira ternyata hanya palsu dan formalitas saja. Mereka ingin berteman dengan Luna karena kemewahan dan kekayaan yang dimiliki orang tua Luna. Kedua sejoli itu sengaja mendekati Luna untuk menikmati itu semua.
Tiba-tiba terbesit lelaki yang selama ini selalu mengejarnya. Valdo. Mungkinkah anak itu sama dengan Seshan dan Syaquella? Atau sama saja ingin mengincar kekayaan Luna? Atau bahkan lebih parah lagi? Entahlah, Luna benar-benar bingung dan resah memikirkan hal itu.
***
Luna kini menikmati ceramah yang disampaikan Ustdzah Hana di tempat kajian Kemala.
Kali ini penampilan Luna sungguh mengesankan. Dia memakai gamis yang dibelinya bersama Kemala dan kerudung pemberian Kemala juga.Bahkan Kemala saja sampai terpana melihat betapa cantik temannya itu.
Ustadzah Hana membahas tentang pergaulan zaman sekarang yang semakin buruk. Luna agak tersindir mendengar tentang itu. Tapi Ustadzah Hana memberikan tips agar terjauh dari pergaulan yang tidak benar.Caranya adalah kita harus pintar-pintar memilih teman, Luna melewatkan cara itu. Dia menerima Seshan dan Syaquella tanpa memikirkan apa mereka benar-benar ingin bersahabat dengan Luna?
Ketika bersama dengan Kemala, Luna merasa hatinya hangat kembali. Mereka menikmati sisa waktu sepulang kajian bersama anak-anak yang digurui Kemala. Mereka berhasil menghibur Luna yang sedang kacau. Mereka semua tertawa bersama, bermain bersama, dan menikmati senja bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Syifaluna
Teen FictionHai! Kenalin namaku Syifaluna. Aku mahasiswi semester 4 di fakultas komunikasi. Aku kesepian karena tidak punya kakak maupun adik. Kedua orang tuaku sibuk bekerja. Aku sekarang punya teman bernama Seshan dan Syaquela. Mereka adalah orang-orang yan...