"Perumpamaan kawan yang baik dan kawan yang buruk seperti seorang penjual minyak wangi dan seorang peniup alat untuk menyalakan api (pandai besi). Adapun penjual minyak wangi, mungkin dia akan memberikan hadiah kepadamu atau engkau membeli darinya, atau engkau mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, mungkin dia akan membakar pakaianmu, atau engkau mendapatkan bau yang buruk" ( HR. Bukhari dan Muslim)
***
Pagi itu suasananya sangat cerah, Luna sedang bersantai di ruang tamu sambil membaca koran edisi baru, hari ini ia libur kuliah.
Tiba-tiba teringat Kemala yang beberapa hari tidak bisa dihubungi, segera ia telepon dan bergegas untuk mengunjunginya.
"Assalamualaikum, Kemala. Ahamdulillah diangkat, kok susah banget dihubungi. Lagi sibuk, ya?" kata Luna bersemangat.
"Wa'alaikumussalam, iya sibuk acara di kampus. Eh ke rumahku yuk! Sda yang dibicarakan, hari ini ada aktivitas ga?" balas Kemala tak kalah semangatnya.
"Baru saja aku mau bilang akan ke rumahmu, dengan senang hati. Hari ini aku libur. Tunggu ya, jadi penasaran nih!" kata Luna sambil senyum-senyum.
"Oke, aku tunggu, " balas Kemala tertawa pelan.
Luna berangkat ke rumah Kemala diantar sama Pak Idam, ia akan menghubungi lagi nanti untuk dijemput. Sepanjang perjalanan ia bilang ke Pak Idam agar pulang saja setelah mengantarnya, beliau menerima saja usulan Luna untuk pulang dan kembali nanti setelah mendapat telepon.
Beberapa menit kemudian ia sudah sampai di depan rumah temannya. Rumah Kemala sangat nyaman, rumah lama dengan banyak tanaman hias dan beberapa pohon buah seperti Rambutan, Mangga, Jambu air dan masih banyak lagi. Orang tuanya suka dengan tanaman.
Luna memencet bel di sekitar pagar, terdengar suara Kemala yang menyuruhnya masuk. Ia masuk dan membuka pagarnya.
"Assalamu'alaikum. Wah, kamu kelihatan capek ya, Kemala?" kata Luna saat melihat wajah Kemala yang pucat.
"Wa'alaikumussalam. Alhamdulillah udah datang. Mana Pak Idam? Iya lagi nggak enak badan. Yuk, masuk aja Luna," jawab Kemala mempersilahkan duduk serta menata beberapa camilan yang sudah disiapkan untuk Luna.
"Pak Idam kuminta pulang saja dulu, nanti aku hubungi lagi kalau sudah selesai kunjungannya!" kata Luna tersenyum.
"O gitu ya, aku sibuk acara dakwah kampus. Ada banyak kegiatan sih, yang terakhir demo penggalangan dana untuk Palestina. Alhamdulillah lancar," kata Kemala menjelaskan kondisinya yang lelah.
"Hmmm, kegiatan seperti itu menarik ya, daripada belajar terus. Boleh nggak aku ikut kajian dakwah kampus?" seru Luna antusias.
Ia sering melihat aktivis dakwah berseliweran di masjid dan musola kampus, serta penasaran dengan apa yang mereka lakukan. Terlihat sekali kebanyakan dari mereka bersemangat dengan kegiatannya.
"Tentu boleh banget, alhamdulillah kok ya kita nyambung, sehati! Baru aja beberapa menit yang lalu aku mau ajak kamu ikutan, eh tiba-tiba kamu udah pengn ikut duluan. MasyaAllah terharu nih," kata Kemala sambil peluk Luna yang dipeluk cuma cengar-cengir.
"Kegiatannya apa aja sih?" tanya Luna penasaran sambil meminum jus buah yang sudah disediakan Kemala.
"Ikut kajian keislaman. Ya seperti dengarkan ceramah tapi banyak macamnya. Ada kajian ilmu AlQuran, segalanya tentang AlQuran. Mulai huruf, tanda baca, sampai tadabur ayat, serta asbabun nuzul atau sebab turunnya ayat tersebut.
Lalu mempelajari hadist-hadist, setelah itu ada kajian fikih wanita tentang segala hal yang berhubungan dengan wanita dan dunianya," jelas Kemala panjang lebar dan bersemangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Syifaluna
Teen FictionHai! Kenalin namaku Syifaluna. Aku mahasiswi semester 4 di fakultas komunikasi. Aku kesepian karena tidak punya kakak maupun adik. Kedua orang tuaku sibuk bekerja. Aku sekarang punya teman bernama Seshan dan Syaquela. Mereka adalah orang-orang yan...