Syifaluna 17

13 2 0
                                    

Karena sudah larut malam, Luna memutuskan untuk berbaring di tempat ternyamannya.

Surat dari Valdo mengusik ketenangan Luna. Setiap tulisan membuat perasaan Luna bingung.

Ternyata Valdo tidak seburuk seperti yang Ia pikirkan. Ternyata selama ini dia berteman dengan Syaquella dan Seshan hanya karena dia ingin berdekatan dengan Luna, tapi teman-teman Luna malah memanfaatkannya.

Apa yang akan dia lakukan nanti kepada kedua teman Luna itu? Apalagi bisa dilihat Valdo sangat ingin membalaskan dendamnya. Sudahlah, akan Luna tanyakan besok ke Valdo.

Ketika mata ingin terpejam, Luna teringat dengan Kemala.

Ke mana dia? Sudah beberapa hari semenjak kejadian itu Kemala, Syaquella, dan Seshan secara bersamaan menghilang tanpa jejak. Di kampus juga Luna tidak melihat mereka.

"Apa yang terjadi? Jangan sampai Kemala dicelakai oleh Syaquella dan Seshan. Astaghfirullah, kenapa aku jadi suudzhon." Pikir Luna.

Tanpa pikir panjang. Luna mengambil handphone dan tidak sengaja Ia membuka WA dan melihat status Seshan dengan caption. "3 days big party with Syaquella"

Itu artinya mereka tidak bersama Kemala. Ia lanjutkan mencari kontak Kemala dan segera menghubunginya.

Tak ada sahutan dari Kemala, melainkan suara operator yang mengatakan bahwa nomor yang dituju tidak dapat dihubungi. Sontak semakin membuat Luna khawatir dan berpikir macam-macam bahwa ada sesuatu yang menimpa sahabatnya itu.

Luna putuskan untuk mengirimkan chat saja berharap hari ini atau esok ada balasan dari Kemala.

Luna
Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh. Kemala, apa kabar? Kamu di mana? Kamu baik-baik aja, 'kan? Udah beberapa hari ini kamu gak ada kabar. Aku khawatir. Setelah kamu baca ini, tolong kamu hubungi aku, ya.

Tulis Luna dengan pertanyaan yang bertubi-tubi. Send.

Tak ada laporan pengiriman.

Sebisa mungkin Luna berpikir positif. Ia berharap kalau Kemala baik-baik saja. Luna putuskan untuk pergi tidur, walau mata tak ingin terpejam karena terus kepikiran dengan sahabatnya itu.

***

Sekitar pukul 03.35 bunyi alarm membangunkan Luna. Ia sengaja menghidupkannya, agar Ia tidak kesiangan untuk melaksanakan salat tahajjud. Karena sudah lama sekali Ia tidak melaksanakan ibadah ini. Setelah berbaring sebentar, Ia pergi ke kamar mandi mengambil wudu dan kemudian melaksanakan salat.

Setelah selesai salat, Luna teringat kembali dengan Kemala. Ia ambil HP-nya dan berharap ada balasan dari Kemala. Sepertinya harapannya pupus karena laporan pengirimannya tidak ada. 

Luna duduk bersimpuh seraya menengadahkan tangan memohon ampunan kepada Allah SWT. Atas semua kesalahan yang sudah diperbuat.

Luna bersyukur Allah masih mau menegurnya dengan memberikan bukti kejahatan yang dilakukan oleh kedua mantan sahabatnya. Ia tidak tau kalau Allah tidak langsung menegurnya lewat kejadian ini, entah sudah menjadi apa Ia sekarang.

Luna juga bersyukur Allah hadirkan sahabat seperti Kemala yang masih mau menuntunnya. Walaupun ia sering kali mengecewakan dan membohongi Kemala. Itulah indah ukhuwah yang diajarkan islam, Luna merasakannya dari Kemala.

Kemala selalu memberikannya semangat ketika ia mulai lemah. Salah satu perkataan Kemala yang kata-katanya begitu menyentuh  dan selalu Luna ingat adalah :

“Waktu berlalu tidak bisa kita ulang. Jangan sampai kita berada dalam kubangan dosa masa lalu, apalagi dalam kemaksiatan. Gunakan kesempatan yang diberikan Allah kepada kita. Satu hari perubahan kecil yang dilakukan setiap hari, lebih baik daripada tidak sama sekali.

SyifalunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang