Bagian 05

5.7K 402 8
                                    

Vote terlebih dahulu sebelum melanjutkan membaca✨

Happy Reading❤

Jam kini menunjukkan jika sekarang adalah jam pulang sekolah, Anggia melirik siswa-siswi lain sangat ramai dan berdesakan akhirlah ia memilih mengalah di belakang.

"Anggi, gue udah di jemput nih mau bareng gue gak?" tawar Rita.

"Engga, makasih tawarannya" ujar Anggia.

"Yaudah gue duluan nih?" tanya Rita di angguki Anggia. Kini hanya tinggal Anggia karena Fera hari ini ada eskul lukis. Gerombolan siswa membuat Anggia mundur hingga punggungnya menabrak dada bidang seseorang.

"M-maaf, engga sengaja" ujar Anggia tanpa menatap siapa pemuda yang ia tabrak, tapi tak disahuti.

"Anggia" sapa Diaz, Anggia menoleh ternyata ada Diaz di belakang pemuda yang Anggia tubruk dari belakang.

"Hai Dia-- maksudku Kak Diaz" ujar Anggia menunduk. Diaz terkekeh sepertinya Anggia baru menyadari jika dirinya kakak kelas.

"Gapapa, padahal lo manggil Diaz gak masalah" ujar Diaz menyingkirkan Elzan membuatnya lebih leluasa dekat dengan Anggia.

"Takut kegencit karena rame?" tanya Diaz di balas gelengan.

"Siapin mental ya? Jangan lepas tangan gue" ujar Diaz menggengam erat tangan Anggia lalu tanpa aba-aba menerobos keramaian.

"MINGGIR WOIIII, MINGGIR BARANG MUDAH PECAH" Anggia memandang Diaz dari samping dengan terkekeh ia tetap berlari sampai tepat di parkiran, keduanya ngos-ngosan lalu Diaz menatap Anggia yang memeganggi lututnya karena syok dan lelah berlari mungkin.

"Capek?" tanya Diaz.

"Tapi seru kak" sahut Anggia.

"Lo pulang naik apa?" tanya Diaz.

"Aku di jemput Mang Aman" ujar Anggia meski Diaz tak kenal siapa Mang Aman tapi ia mengangguk mengerti pasti supirnya.

"Nggi, jidat lo masih sakit ya? Aduh gue jadi gak enak maaf banget ya?" ujar Diaz melihat jidat Anggia yang sedikit tertutup rambut panjangnya, entah dorongan dari mana Diaz menyingkirkan helaian rambut Anggia yang tertiup angin.

"Gapapa Kak, nanti di rumah aku kasih obat juga sembuh lagi" ujar Anggia.

"Harus di obatin ya?" Anggia mengangguk.

"Nggi kenalin ini sahabat-sahabat gue" ujar Diaz baru menyadari ada Akmal dan Elzan.

"Hai kak, aku Anggia" ujar Anggia mengulurkan tangannya pada Akmal namun tidak di balas.

"Nggi nama dia Akmal wakil Osis disini, sebelahnya Elzan" ujar Diaz menatap malas Akmal dan Elzan.

"Anggia" Elzan hanya menatap uluran tangan Anggia tanpa menjawab dan menerima uluran itu.

"Non" Anggia menoleh sudah ada Mang Aman di sana.

"Kak Diaz, Kak Elzan, Kak Akmal aku duluan kalian hati-hati kalo pul-" ujar Anggia.

"Buru balik" ujar Akmal.

"Nggia lo juga hati-hati"  ujar Diaz di angguki Anggia dan melegang pergi.

Diary Anggia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang