Bagian 44

3.3K 223 9
                                    


Vote terlebih dahulu sebelum melanjutkan membaca

Happy Reading❤

Anggia tengah duduk bersama Elzan di rooftop, hari ini hari kelima setelah Anggia putus dari Diaz, hari-hari dimana Diaz menunjukan sifat aslinya, sifat yang baru Anggia ketahui jika ternyata pemuda itu brengsek.

"Buruan Gi, katanya mau latihan" ujar Elzan  menjentikan jarinya tepat di wajah Anggia.

"Eh, iya...Kak kalo aku minta Kakak nyanyi, mau?" tanya Anggia, sebenarnya hari ini ia harus latihan bahkan harus banyak latihan untuk pertunjukannya minggu depan tepat sekali acara ulang tahun sekolah, tapi entah mengapa ia ingin mendengar Elzan bernyanyi.

"Lo mau gue nyanyi?" tanya Elzan langsung di angguki Anggia.

"Ada syaratnya" Anggia mencebik bibirnya, malas jika ada syarat, tapi ia penasaran bagaimana suara Elzan jika bernyanyi.

"Oke, apa syaratnya?" tanya Anggia membuat Elzan tersenyum.

"Jadi pasangan gue sel-

"Gak mau Kak, aku gak-

"Selama gue ngadirin acara pernihkahan" sambung Elzan, ia mengerti pikiran Anggia yang mengira akan menjadi pasangan dalam arti lain.

"Pernikahan siapa Kak?" tanya Anggia.

"Mantan gue" Anggia menutup mulutnya.

"Kak Ezan, punya mantan?" tanya Anggia sedikit tak percaya jika Elzan pernah menjalin hubungan.

"Punya, cuma satu gak mau nambah" ujar Elzan.

"Lo kira gue gak pernah pacaran?" sambung Elzan tersenyum sinis.

"Y-ya aneh aja sih, aku kira orang kayak Kak Ezan gak-

"Aneh kenapa? Karena sifat gue yang gak mendukung? Apa cowok baik, lembut dan yang punya perhatian lebih doang yang bisa punya pacar atau mantan? Apa orang kasar, urakan dan keras kayak gue gak layak puny-

"Kak...aku gak punya maksud kesana, Kak Ezan baik kok baik banget, Kak Ezan kasar karena keadaan, Kak-

Elzan memotong ucapan Anggia. "Gi, apa orang kayak gue gak layak untuk dicintai?" tanya Elzan.

Anggia diam sebelum menjawab, "Kakak berhak dicintai kok, semua orang berhak dicintai dan mencintai Kak" Anggia tak melanjutkan ucapannya, pandangannya jatuh gitar.

"Ayo, aku terima syaratnya" ujar Anggia.

Kalo gitu, kenapa lo gak coba cinta sama gue Gia?.

"Kak, ayo jadi mau nyanyi gak?" Elzan mengangguk saja.

"Gue gak minta penilaian lo tentang suara gue, cukup denger dan ingat setiap liriknya aja, syukur-syukur kalo lo paham sama makna lagu nya" ujar Elzan, Anggia mengangguk antusias.

Elzan mulai mengatur nafas dan mulai memetik gitarnya, sebelum ia memyanyikam setiap lirik lagu yang harus Anggia dengar.


Dia, hanya dia di duniaku

Diary Anggia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang