Bagian 10

5.5K 390 45
                                    

Vote terlebih dahulu sebelum melanjutkan membaca ✨

Happy Reading ❤️

Anggia turun dari mobilnya, ia tersenyum mendapati mobil Kakak nya yang sudah terparkir rapih di garasi sepertinya Kakaknya itu sudah pulang.

"Neng, biar Mamang jelasin ke Den Argan ya?" ujar Mang Aman.

"Gak usah Mang, aku sendiri aja. Mamang sore ini pulang kan?" tanya Anggia.

"Iya Neng, apa Mamang gak usah pulang?" ujar Mang Aman.

"Pulang lah Mang, kasian Ibu sama Rina pasti kangen Mamang" ujar Anggia dengan kekehannya.

"Aih si Neng mah perhatian pisan sama keluarga Mamang, makasih atuh" Anggia mengangguk.

"Yaudah aku masuk Mang" ujar Angiia.

"Iya Neng" sahut Mang Aman.

Anggia memasuki rumahnya, sepi itu hal biasa Bi Marni masih pulang kampung, Anggia menaiki tangga ingin menuju kamarnya namun belum sempat ia memegang gagang pintu tangannya sudah di cekal oleh Argan.

"Eh, Kak Argan" ujar Anggia tersenyum manis.

"Kenapa?" tanya Argan tanpa menunjukkan ekspresi nya.

"Apanya yang ken-

"Tangan" ujar Argan, melihat lengan Anggia yang terbalut perban.

"O-oh ini, kena pukul balok" ujar Anggia, berhasil membuat Argan mengeraskan rahangnya.

"Siapa?" tanyanya dingin.

"Gerombolan, kayak anak geng gi-

"UDAH GUE BILANG, JANGAN DEKET SAMA DIAZ ATAU YANG LAINNYA GINI KAN? GOBLOK. LO GINI KARENA LO INCERAN MEREKA!" Argan mencengkeram kuat lengan Anggia yang luka, membuat Anggia menggigit bibirnya kuat menahan pekikan nya.

"MAKA NYA, SEKOLAH DI RUMAH LEBIH AM--

Bruk

"Anggia" desis Argan dengan tangan terkepal kuat saat dirinya mendorong Anggia sampai terjatuh dari tangga.

"Sstt" ringis Anggia merasa sakit untung saja kepalanya tak terbentur tembok atau semacamnya, hanya lutut dan sikunya yang terlihat memar.

"LEMAH!" sentak Alina tiba-tiba.

"Sakit" lirih Anggia, Argan dengan tatapan tajam nya turun dan membantu Anggia berdiri.

"Ikut gue" ujar Argan tidak membawa Anggia ke kamarnya melainkan ke gudang? Anggia menggeleng tidak, ia tidak mau disana gelap ia takut dengan kegelapan.

"Kak, tolong jangan hukum aku dis-

"MASUK!" sentak Argan mendorong Anggia masuk kedalam gudang.

"Ini hukuman buat Lo!" ujar Argan lalu menutup dan mengunci pintu gudang.

"KAKAK, JANGAN KURUNG AKU DISINI. GELAP AKU TAKUT GELAP!" seru Anggia menggedor pintu gudang.

Diary Anggia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang