Bagian 54

11.3K 499 135
                                    


'Dia pergi dengan membawa cinta yang abadi,
Dan Dia pergi dengan meninggalkan goresan luka dihati'

Vote terlebih dahulu sebelum melanjutkan membaca ✨


Happy Reading ❤️


Pagi-pagi sekali Elzan menjemput Anggia gadis itu yang meminta, mereka akan membeli peralatan untuk di Markas, lebih tepatnya untuk merayakan ulang tahun Diaz.

"Gak sabar hm?" tanya Elzan melihat Anggia terlihat tak sabaran.

"Kak, i-itu eum Kak Argan mau ikutan boleh?" Elzan melirik kebelakang ada Argan yang tengah bersandar di pintu.

"Gue, gak yakin nanti malah ngerusuh" ujar Elzan.

"Hm, gak boleh ya" gumam Anggia.

"Tapi berhubung lo yang minta, gue bolehin deh" ujar Elzan mengacak pelan rambut Anggia.

"Elzan, gue juga ikut ya? Disana ada Akmal pasti" sahut Alina. Elzan hanya berdehem saja.

"Pake helm nya" Anggia mengangguk, ia tersenyum pada Elzan yang tengah memasangkan helm di kepalanya.

"Aku mau bareng Kak Diaz lagi" ujar Anggia tiba-tiba.

"Gak usah sedih, bukan cuma lo yang mau kok, Diaz juga mau pastinya" Elzan menginterupsi agar Anggia segera naik ke motornya.

"Kak, emang kalo stadium akhir bisa sembuh ya?" tanya Alina naik ke mobil Argan.

"Kemungkinan nya kecil" jawab Argan.

"Gak kebayang" celetuk Alina, Argan tak membalas memilih memfokuskan pandangannya di jalanan, hari ini ia gunakan kegiatan nya untuk datang ke Markas Varioz bukan ingin bertarung hanya sekedar berkunjung dan mungkin memberi sedikit bantuan. Ia juga tidak sendiri ia membawa pasukan Rumbel yang sudah ia pastikan tidak membuat ulah atau hal lainnya yang memicu perkelahian.

Markas Varioz kini sangat ramai, mereka membagi tugas untuk melakukan kegiatannya dimulai dari membersihkan Markas, memasang balon, melukis dinding memasang lukisan dan beberapa poster yang terdapat gambar anak-anak Varioz dan aib Diaz banyak gambar yang diambil dan di jadikan poster.

"Diaz ganteng anjrot" celetuk Elga anak Rumbel yang datang ke Markas Varioz.

"Lo homo?" tanya Jordin inti Varioz.

"Gue baru tau ada homo di sekitaran kita" sahut Barel sahabat Elga dan Argan.

"Gue gak homo anjing, lagian kalo homo gak mungkin gue macarin Siti" sungut Elga, Siti adalah kekasih Elga.

"Kali aje buat formalitas" sahut Argan.

"Kagak anjing gan" Argan menggedikan bahunya acuh ia membantu Akmal memasang ucapan happy birthday yang besar itu ke dinding.

"Itu agak miring, kurang ke tengah" ujar Alina yang membawa beberapa minuman.

"Akmal, minum dulu" Akmal mengangguk menerima minuman kaleng dari Alina.

"Kak Argan" Argan juga menerima minuman dari Alina, ia melirik Anggia yang berada di dapur bersama Elzan sepertinya membuat kue.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 25, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Diary Anggia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang