Bagian 42

3.2K 267 26
                                    

Vote terlebih dahulu sebelum melanjutkan membaca✨



Happy Reading❤


Elzan sedari tadi hanya diam saja mendengar celotehan Angela, gadis yang meninggalkan dirinya, gadis yang menghilang tanpa bilang dan gadis yang membuat hatinya remuk setelah di angkat setinggi langit. Gadis yang ternyata kembali bahkan kini ada di rumahnya.

"Elzan...maafin aku" Angela kini menyentuh lengan Elzan.

"Aku minta ma-

"Setelah tiga tahun?" sarkas Elzan, Angela menghela nafas berat.

"Zan, ini sem-

"Dan sekarang balik dengan kabar ini?" tanya Elzan membuat Angela kembali mengangguk.

"Stok maaf gue gak ada La" ujar Elzan menatap Angela datar.

"Zan, kamu tau? Selama tiga tahun itu aku terus terbayang-bayang sama kamu Zan, gimana keadaan kamu tanpa ak-

"Gue gila, gue gila karena lo pergi gitu aja La" sela Elzan.

"Zan....aku mohon maafin aku" Angela terus memegang lengan Elzan.

"Udah tiga puluh menit lo disini, sana pulang" usir Elzan.

"Zan, please maaf-

"Gue bilang pergi La, pergi" Angela menghela nafasnya berat.

"Aku harap kamu mau maafin aku Zan, dan kita bisa dek-

"PERGI ANGELA!" sentak Elzan, Angela terkejut dengan perasaan campur aduk ia pun keluar dari rumah Elzan.

"ARGH" seru Elzan melempar sesuatu di atas mejanya.

Elzan melirik jam di dinding, kini pukul setengah tujuh malam bahkan sudah hujan entah mengapa pikirannya melayang pada gadis yang kini namanya selalu memenuhi isi otaknya setiap saat.

Ia mencari ponselnya yang ternyata lupa disimpan dimana.

"Ck, mana sih anjing" umpat Elzan bergerak mencari ponselnya.

Ternyata ponselnya ada di selipan sofa entah sejak kapan "Disini ternyata" ujar Elzan.

Satu panggilan tak terjawab dari Gia membuat Elzan bertanya-tanya ada apa gadis itu menelponnya tumben sekali.

Ingin sekali Elzan mengubungi Anggia kembali tapi apalah dayanya jika nanti dikira pengganggu. Entah dorongan dari mana ia mencoba melacak keberadaan Anggia.

"Ditaman? Gak modal banget si Diaz" umpat Elzan saat tau lokasi Anggia dan kekasih hatinya itu berada.

"Ck, anjing kira-kira mereka ngapain ya? Mana hujan lagi" Elzan kini mencibir Diaz yang sungguh miris sekali mengajak Anggia ketempat seperti itu.

Elzan tersenyum miring dengan cepat ia mengambil jaket dan kunci mobilnya.

*
*
*

Elzan sudah sampai di taman lokasi Anggia, ia masih diam di mobilnya.

"Gila kali ya, sepi gini pasti mereka dah balik apalagi hujan" gumam Elzan memperhatikan jalan taman yang sudah sepi pengunjung.

Diary Anggia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang