Bagian 19

5.4K 416 359
                                    

Vote terlebih dahulu sebelum melanjutkan membaca ✨

Happy Reading ❤

Anggia sudah siap dengan pakaian sekolahnya, ia menuruni tangga bersamaan dengan Argan dan Alina yang di depannya.

"Mang Aman gak ada, lo berangkat sendi-

Ting...Tong

Alina belum melanjutkan ucapannya suara bel rumah berbunyi, membuat Anggia berjalan cepat membukakan pintu siapa tau Mang Aman baru datang.

Ceklek

"Assalamualaikum, Pagi Anggia" bukan Mang Aman, namun pemuda tampan yang kini menyapanya dengan senyum manis membuat Anggia ikut tersenyum.

"Waalaikumsalam Kak Diaz" jawab Anggia.

"Eh, Kakak ngapain pagi-pagi kesini?" Anggia tersadar jika Diaz ini musuh Kakaknya bisa langsung bonyok di hajar Argan.

"Jemput lo, ayo berangkat" Diaz memegang lembut tangan Anggia, Anggia tersentak langsung menghempas.

"A... Aku aku be-

"belum sarapan? Kebetulan banget gue bawa bekel dari bunda gue" ujar Diaz menepuk tas yang tersampir di pundak kanannya.

"Pergi" suara itu? Anggia mengepalkan tangannya menyalurkan rasa takut, takut jika Diaz di hajar Argan.

"Gue mau jemput Anggia" ujar Diaz.

"Dia bisa berangkat sendiri kali" sahut Alina berhasil membuat Diaz berdecih.

"Dia bukan lo kali, yang bisa bilang berangkat sendiri padahal di jemput sana-sini" ujar Diaz menatap Alina dari atas sampai bawah.

"Pergi sebelum gue buat lo babak belur" sarkas Argan.

"Kakak duluan aja ya? Aku bisa berangkat sam-

"Supir? Gue gak liat supir lo, ayo Anggia" Anggia memejamkan matanya takut-takut menerima ajakan Diaz.

"Kak Argan, ayo aku belum ngerjain tugas jam pertama" Argan menoleh pada Alina, membuang nafas kasar lalu menggandeng Alina nenuju mobil.

"Ck, yah hari ini gue ada piket, tapi kayaknya bakal telat karen-

"Ish, yaudah ayo" Diaz tersenyum saat Anggia mau menerima ajakan berangkat bersama.

*
*
*

Diaz melirik spion tak berhenti tersenyum melihat Anggia di belakangnya tengah menikmati udara pagi hari, motornya terpaksa berhenti karena lampu merah.

"Anggia, kemarin kenapa?" tanya Diaz.

"Kenapa?" ulang Anggia.

"Kenapa? Kok gak jawab-jawab padahal panggilannya masih terhubung" ujar Diaz.

"Oh i..tu karena-

"katanya lo ke nyebur ke kolam? Bener?" Anggia bertambah gugup.

"Jawab jujur Anggia, gue tau mana yang jujur mana yang bohong" Anggia menunduk sebelum ia mengangguk pelan.

Diary Anggia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang