Bagian 39

3.2K 250 51
                                    

Vote terlebih dahulu sebelum melanjutkan membaca✨

Happy Reading❤

Pagi ini Diaz sudah ada di rumah Anggia, berniat menjemput namun kedua paruh baya ini memintanya untuk ikut sarapan.

"Apa selama ini kau menjaga Anggia di sekolah?" tanya Opa.

"Say-

"Opa, sudah pasti Kak Diaz menjagaku" ujar Anggia memotong ucapan Diaz.

"Bagus, aku percayakan padamu jika Anggia selalu bahagia jika bersamamu" ujar Oma, Diaz hanya mengangguk saja.

Setelah menyelesaikan sarapannya, mereka pun berpamit untuk pergi ke sekolah.

"Pake helm dulu" Diaz membawa dua helm. Ia akan selalu memastikan Anggia tidak terluka.

"Cantik banget, pacar siapa sih?" Diaz mencubit pelan pipi Anggia.

"Pacar Kak Diaz lah, siapa lagi" ujar Anggia dengan semangat.

"Iya dong cantik, kamu pacar aku" pipi Anggia memanas, apalagi Diaz kini mengubah menjadi aku-kamu.

Diaz melilitkan jaket nya ke pinggang Anggia, Anggia selalu tersipu melihat perlakuan Diaz yang begitu manis.

"Ayo naik" Anggia naik ke motor Diaz dan memeluk Diaz, Diaz tersenyum manis merasakan pelukan di perutnya.

"Apa pacar Diaz siap?" Anggia mengangguk antusias.

"Meluncur" Anggia terkekeh kecil, rasanya ia beruntung bisa menjadi kekasih Diaz pemuda yang baik dan sangat perhatian.

Diaz mengendarai motornya dengan santai, menikmati setiap detiknya jika bersama Anggia.
Begitupun dengan Anggia yang tak lelah menerbitkan seulas senyum manisnya, seolah memberitahu jika ia bahagia.

*
*
*

Anggia turun dari motor Diaz, Diaz melepas pelan helm di kepala Anggia.

"Gak akan jelek kok kalo berantakan" ujar Diaz membantu Anggia merapihkan helaian rambut panjang kekasihnya.

"Gak rapih itu gak enak diliatnya Kak" ujar Anggia setelah selesai merapihkan rambutnya, mereka belum sadar jika sedari tadi mereka menjadi bahan tontonan Siswa-siswi.

Diaz menggandeng tangan Anggia lembut, membelah kerumunan hal itu menjadi sorotan karena melihat kedekatan keduanya selayaknya orang pacaran.

"Zan" Diaz melihat Elzan yang ingin berjalan ke kelas, Elzan menoleh ia menatap bertanya.

"Bareng lah" ujar Diaz menyamakan langkahnya dengan Elzan tidak lupa dengan Anggia di gandengannya.

Elzan hanya berdehem, ia bertanya-tanya kenapa Anggia biasa saja?.

"Sampe, nanti Istrirahat aku jemput ya? Belajar yang pinter" ujar Diaz sambil mengusap lembut kepala Anggia.

"Siap, Kakak juga semangat belajar ya?" Diaz mengangguk, Anggia pun masuk kedalam kelasnya.

"Ayo Zan, nanti gue traktir" ujar Diaz merangkul Elzan.

Diary Anggia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang