Dear My Family
***
Keesokan harinya, Linda masih terlelap dalam tidurnya. Ia tidur di lantai kamar mandi yang dingin itu tanpa bantal maupun selimut. Linda kedinginan dari kemarin dan jangan lupakan kalau kondisinya sekarang masih lemah. Kemarin Linda tidak berani untuk melawan sang kakak. Linda hanya bisa terdiam tanpa melakukan apa-apa, ia hanya memberikan kakaknya menghukum dirinya karena kesalahpahaman.
Linda sama sekali tidak keluyuran. Linda pulang terlambat karena harus memeriksa kondisinya ke rumah sakit kemarin. Linda berharap bahwa nanti kakaknya maupun adiknya atau juga mamanya tidak membuka tas milik Linda. Linda takut kalau mereka menemukan tes hasil pemeriksaannya kemarin bersama Dokter Hana karena Linda mengidap penyakit leukimia.
Linda terbangun dan membenarkan posisinya sembari memegangi kepalanya yang berdenyut akibat jambakan Ervin kemarin. Pipinya terasa kebas kanan-kiri. Tangannya juga banyak terdapat memar yang sudah membiru. Sekarang juga Linda masih menggigil karena Ervin menyirami Linda terus menerus tanpa henti.
Mata hazel-nya menatap sekeliling. Dunia serasa berputar, itu yang dirasakan oleh Linda saat ini. Ia menatap pintu kamar mandi di depannya dengan penuh harap. Linda berharap seseorang membuka pintu itu untuk membawanya keluar dari sini.
Tes!
Linda menatap seragam sekolahnya yang ditetesi oleh darah yang berasal dari hidungnya. Linda mimisan lagi. Segera lah Linda bangun dan membasuh hidung dan juga seragamnya dengan air secara cepat supaya noda darah itu tidak mengeras terlalu lama di seragamnya.
Deru napas yang pendek membuat Linda jatuh terduduk lagi di lantai kamar mandi yang dingin itu. Kini tubuhnya serasa remuk bagaikan dimakan rayap.
Linda mengusap tangannya yang memar itu dengan pelan. Wajah Linda sudah pucat pasi sekarang, Linda harus memerlukan istirahat yang banyak. Karena bertepatan sekarang adalah hari Minggu, Linda tidak akan tergesa-gesa takut terlambat.
Linda hanya ingin beristirahat sebentar saja untuk saat ini. Linda hanya ingin memulihkan tenaganya. Linda terbatuk-batuk karena tenggorokannya serasa kering. Linda sama sekali belum makan ataupun minum.
Ceklek!
Pintu kamar mandi itu terbuka dengan lebarnya dan menampakkan seorang laki-laki dengan pakaian santai. Dengan wajah yang tanpa ekspresi saja sudah membuat Linda bergetar ketakutan. Linda memeluk dirinya sembari memegang lutut. Linda takut kalau kakaknya akan menghukumnya pagi ini.
"Keluar," ucap Ervin dingin.
"Habis ini, lo harus masak makanan yang enak. Ingat ... lo nggak boleh ikut makan juga, tugas lo cuma masak bukan makan," sambungnya.
Tanpa basa-basi, Linda segera bergegas untuk bangun dan keluar dari kamar mandi sebelum kakaknya membentak. Linda langsung menuju ruang tamu di mana tasnya kemarin dihempaskan. Tidak ada seorang pun yang mengambil atau menaruh tas Linda dengan baik. Dibiarkan saja tas Linda tergeletak di sana.
Setelah mengambil tas, Linda langsung membawanya naik ke kamarnya. Linda langsung mengambil handuk dan segera mandi. Selesai mandi dan berpakaian, Linda terduduk di pinggir kasurnya.
Linda merasa tubuhnya agak panas, bisa diprediksi kalau sekarang Linda sedang sakit. Bagaimana tidak? Kemarin Linda dihajar oleh kakaknya tanpa ampun dan disirami air bak yang sangat dingin sehingga membuat Linda menggigil serta ditambah Linda belum mengganti seragam sekolahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear My Family [END]
Teen Fiction"Aku sama sekali tidak membunuh Ayah!" - Linda Cantika. "Saya menyesal telah melahirkan kamu!" - Mama. "Gue nggak sudi punya adik seperti lo!" - Ervin Sastrawan. "Gue benci Kak Linda sampai kapan pun!" Harry Saguna. Linda Cantika, seorang gadis lucu...