21

2.9K 213 0
                                    

Dear My Family

***

Pembelajaran terakhir akan segera dimulai. Linda sudah menyiapkan buku-buku pelajarannya dan ia menaruhnya di atas meja dengan rapi. Sesekali Linda melirik ke arah kanan-kiri melihat temannya yang tengah sibuk membicarakan dirinya. Linda hanya tersenyum miris dan kembali menghadap ke depan karena guru yang mengajar sekarang sudah datang.

Semua murid mengikuti pembelajaran dengan tertib. Begitu juga Linda yang notabennya suka mencatat poin-poin penting dari materi yang diajarkan. Buku catatan Linda sama sekali tidak pernah kosong karena ia selalu mencatat bagian penting dari materi maupun pembelajaran edukasi yang ia pelajari dari internet.

"Untuk saat ini kalian cukup meringkas sedikit bab lima, yaitu tentang sistem pernapasan," ucap guru yang mengajar.

"Dan, untuk terakhir nanti saya akan membagikan hasil ulangan kalian yang kemarin. Beliau meminta agar saya yang membagikannya karena Beliau ada halangan," sambungnya dan semua murid mengangguk paham.

Hingga sampai pembelajaran selesai, semua murid bersiap-siap merapikan kembali alat-alat tulis mereka dan menunggu hasil ulangan. Saat Linda menoleh ke belakang untuk menaruh buku ke dalam tasnya, ia sempat eye contact lagi dengan Darena. Namun, cepat-cepat Linda kembali menghadap ke depan.

"Baiklah, sekarang saya akan membagikan hasil ulangan kalian kemarin." Guru tersebut menghitung lembar jawaban di atas mejanya sebelum dibagikan.

"Untuk nilai tertinggi, diperoleh oleh Linda Cantika!" ujar guru tersebut, namun Linda masih melamun entah apa yang tengah ia pikirkan sampai tidak mendengar ucapan gurunya.

"Ulangan bahasa ini Linda Cantika menjadi murid dengan nilai tertinggi, yaitu seratus!"

"Silahkan ambil kertas ulangan mu!" suruh guru tersebut, tetapi Linda masih diam saja dan tidak bergeming.

"Linda?" panggil guru itu lagi yang membuat lamunan Linda langsung buyar.

"I-iya, Bu?" Linda nampak seperti orang linglung.

"Kamu melamun? Silahkan kamu ambil kertas ulangannya," ucap guru tersebut dan Linda pun segera bangkit dari duduknya untuk mengambil kertas ulangannya.

"Selamat, kamu dapat nilai yang sempurna," puji guru itu dan tersenyum. Begitu juga Linda yang tersenyum menanggapinya.

Linda kembali duduk di bangkunya dan memeriksa hasil ulangan. Ternyata ia tidak sia-sia belajar kemarin, semuanya membuahkan hasil. Linda tersenyum dan menaruh kertas ulangannya ke dalam tas. Ia sangat ingin menunjukkan ini kepada kakaknya.

Setelah semuanya sudah mendapatkan kertas ulangan mereka, murid dipersilahkan untuk pulang karena bel pulang sekolah sudah berbunyi beberapa detik yang lalu.

Linda berniat untuk pulang dengan berjalan kaki seperti biasanya, namun kali ini langit tidak mendukung. Hujan dengan derasnya turun ke bumi tanpa mengerti perasaan Linda.

Linda sempat berpikir kalau kakaknya akan menjemputnya ke sekolah. Linda sangat berharap itu terjadi sekarang. Apakah ia perlu menelpon kakaknya? Tidak, Linda masih mempunyai harga diri, mana mungkin ia mau mengganggu kakaknya.

Linda pun akhirnya berjalan keluar dari kelas dan tidak lupa untuk mengambil payungnya juga. Ia berjalan di koridor sekolah yang cukup ramai karena mereka menunggu jemputan, tetapi ada juga yang pulang menggunakan motor atau mobil sendiri.

Tidak ada yang menemaninya untuk sekedar berbicara atau menyapanya. Siapa lagi yang mau mengajaknya untuk sekedar berbicara kalau ia sebenarnya adalah pembunuh? Begitu yang ada di pikiran Linda saat ini.

Cukup lama Linda berdiri di koridor itu. Semakin lama orang-orang juga semakin menghilang karena sudah dijemput oleh orang tua mereka. Linda agak merasa iri dengan mereka yang masih mempunyai orang tua sehat dan mau merawat anaknya dengan baik. Linda juga menginginkan hal tersebut. Linda terlalu bermimpi untuk mendapatkan itu semua.

"Mendingan dengar lagu dulu, 'ya," gumam Linda dan mengambil ponsel beserta earphone dari dalam tasnya.

Saat sedang menikmati alunan musik yang mellow, tiba-tiba seseorang menepuk pundak Linda dari belakang.

"Kamu belum dijemput atau mau pulang sendiri?" tanya orang itu, tetapi Linda tidak menghiraukannya walau sebenarnya ia mendengar apa yang diucapkan oleh orang tersebut.

Dengan earphone yang masih tersumpal di kedua telinganya Linda tidak menoleh. Ia tetap menikmati alunan musik yang terputar.

"Kalau nggak ada yang jemput kamu bareng aku aja, yuk!" ajak orang tersebut. Tetapi, lagi-lagi Linda tidak menghiraukannya dan masih diam.

Karena agak sedikit geram, akhirnya orang tersebut sengaja untuk mencabut kedua earphone yang terpasang di telinga Linda yang membuat Linda berdecak kesal.

"Kenapa, sih?!" sungut Linda diiringi hentakan kaki.

Orang itu cukup terkejut dengan apa yang ia lihat. Ini untuk pertama kalinya Linda membentak seperti itu.

"Aku nanya sama kamu, kamu-nya nggak dengar. Apa kamu mau pulang bareng sama aku?" tawar orang itu lagi.

"Apa peduli kamu sama aku?" cetus Linda dan kembali memasangkan earphone di telinganya.

Hah ... susah sekali untuk membujuk kamu, Linda. Aku minta maaf karena nggak pernah mengerti sama perasaan kamu, batin Darena sedih dan meninggalkan Linda karena Ayahnya sudah menjemputnya menggunakan mobil.

__________________________________🐾

Cap cip cup ....

Please, tekan bintang dan kasih kritikan kalian(◠ᴥ◕ʋ)

Terima kasih banyak

Maafkan kalau ada typo (●´⌓'●)

See you~

Dear My Family [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang