Dear My Family
***
Hari ini adalah upacara pemakaman Linda. Harry datang bersama Mamanya, Mamanya menggunakan kursi roda karena tidak kuat untuk berdiri. Kristal bening mulai berjatuhan dari mata Mamanya, begitu juga dengan Harry yang menangis histeris, namun masih bisa ia tahan.
Dokter Hana juga menangis tersedu-sedu kala mengingat wajah Linda yang tersenyum penuh arti padanya. Ervin belum mengetahui hal ini karena Harry belum sempat pergi menjenguk kakaknya dan memberitahu.
Dari kejauhan, ada seorang perempuan yang berpakaian serba hitam sedang menangis tersedu-sedu melihat sahabatnya yang ditarik oleh Tuhan. Dia Darena. Sangat merindukan sosok Linda yang sudah lama tidak nampak.
"Kak, maafin gue," lirih Harry dan menghapus jejak air matanya.
"Nak, maafin Mama karena sudah berbuat jahat sama kamu. Mama salah karena udah nuduh kamu yang enggak-enggak," lirih Mamanya juga.
Setelah itu, upacara pemakaman Linda sudah selesai. Dokter Hana berjalan menghampiri Harry dan Mamanya. Terbesit rasa tidak suka muncul pada diri Dokter Hana kala melihat Mama Linda yang menangisi kepergian anaknya.
"Dokter," ucap Harry saat menyadari kalau Dokter Hana tengah berdiri di sampingnya.
"Harry, note itu harus kamu jaga baik-baik. Kamu tidak boleh mengecewakan kakak kamu. Kalau tidak, dia akan nangis nanti," pesan Dokter Hana serta mengelus punggung Harry untuk memberikan kekuatan.
"Dan Anda." Dokter Hana berjalan mendekat dan berdiri di depan Mama Harry.
"Seorang ibu yang selalu memarahi anaknya. Apakah Anda tidak berpikir kalau selama ini Anda sudah menyakiti hatinya?" tanya Dokter Hana yang masih menatap Mama Harry dengan tatapan sengit.
"Saya tahu saya salah. Tapi—"
"Anda memang salah!" potong Dokter Hana.
"Anda sudah membuat anak Anda sendiri menderita. Sebab tuduhan yang Anda berikan kepada Linda membuat Linda semakin tidak tenang. Anda tega sekali sampai-sampai tidak mau merawat Linda dengan benar!" cerca Dokter Hana.
Kini ia sama sekali tidak bisa mengontrol emosinya. Mata Dokter Hana memerah dan sorot mata yang tajam.
"Saya adalah ibu yang jahat. Saya tidak pantas hidup," lirih Mamanya Harry kemudian menangis pelan.
"Sudahlah, Anda memang tidak pantas untuk menjadi seorang ibu. Anda pantas mendapatkan hukuman yang setimpal nantinya."
Dokter Hana beranjak pergi, namun ia berhenti dan mengatakan sesuatu lagi kepada Mamanya Harry.
"Ingat, penyesalan memang berada di akhir." Setelah itu, Dokter Hana pergi dari hadapan Harry dan Mamanya.
Harry dan Mamanya tidak bisa lagi membendung air mata. Harry menutup mulutnya karena tangisan yang tiada henti. Ia merogoh saku celananya dan mengambil sebuah note kecil milik kakaknya.
"Ma, ayo kita kembali lagi ke rumah sakit," ujar Harry dan diangguki oleh Mamanya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear My Family [END]
Teen Fiction"Aku sama sekali tidak membunuh Ayah!" - Linda Cantika. "Saya menyesal telah melahirkan kamu!" - Mama. "Gue nggak sudi punya adik seperti lo!" - Ervin Sastrawan. "Gue benci Kak Linda sampai kapan pun!" Harry Saguna. Linda Cantika, seorang gadis lucu...