23

2.9K 205 0
                                    

Dear My Family

***

Kini Linda berada di ruang guru karena sempat dipanggil oleh salah satu anak yang memberanikan diri untuk memanggil Linda walaupun masih banyak yang menggunjing dirinya. Akhirnya, Linda mengangguk pada anak itu dan pergi ke ruang guru.

Linda mengetok pintu ruang guru yang terbuka setengah, kepala Linda menyelinap melihat apakah ada orang di dalamnya. Ternyata ada beberapa guru yang masih sibuk di depan laptop mereka.

"Permisi," ucap Linda dan memasuki ruangan tersebut.

"Oh? Kamu sudah datang. Mari sini!" bujuk guru itu. Guru tersebut adalah guru yang pernah meminta Linda untuk memeriksa jawaban waktu lalu.

"Em ... ada apa, ya, Bu?" tanya Linda yang masih berdiri di depan guru tersebut.

"Jadi begini, kemarin kamu dapat nilai seratus di ulangan bahasa mu?" tanya guru itu yang namanya Bu Amira.

Linda hanya mengangguk dengan kikuk sebelum mengiyakan ucapan itu. Linda semakin heran, kenapa ia dipanggil ke sini cuma untuk membahas hal ini?

"Apakah kamu mau mewakili sekolah untuk lomba bahasa?" tanya Bu Amira lagi.

Duh ... mewakili sekolah lagi. Nanti kalau aku tiba-tiba mimisan di sana bagaimana? Kan tidak boleh keluar ruangan sebelum selesai, batin Linda gelisah.

"Jadi?"

"Ahaha ... bagaimana kalau yang lain saja, Bu?" tawar Linda sembari tertawa garing.

"Kenapa? Biasanya kamu bisa membanggakan sekolah. Kamu juga murid yang sangat berprestasi. Maka dari itu, kami guru-guru percaya padamu kalau kamu bisa memenangkan itu," jelas Bu Amira.

Kalau sudah begini mau bagaimana lagi? Aku nggak bisa nolak. Ya sudah, aku akan menerima ini.

"Kalau begitu, saya terima aja," ucap Linda pada akhirnya. Tetapi, masih ada sesuatu yang ingin ia ungkapkan kepada guru yang berada di depannya itu.

"Baiklah, nanti saya akan memberikan kamu beberapa buku yang berkaitan dengan bahasa. Sesekali kalau bisa kamu ke rumah saya untuk belajar tatap muka," pinta Bu Amira yang diangguki oleh Linda.

Linda meremat roknya sebelum berbicara. Apakah ia berani mengatakannya? Ia tidak mau membuat malu nanti di sana.

"B-bu, saya mau bilang," ucap Linda menggantung.

"Bilang apa?"

"Kalau misalnya saya tiba-tiba mimisan di tengah mengerjakan soal bagaimana, Bu?" tanya Linda ketakutan, ia mengira kalau Bu Amira akan marah padanya.

Terlihat Bu Amira mengerutkan keningnya, pasti ada beberapa pertanyaan yang ingin Bu Amira tanyakan ke Linda. Tetapi, Bu Amira hanya tersenyum dan mengusap bahu Linda pelan.

"Memangnya kamu kenapa? Apa kamu sakit?" tanya Bu Amira.

Linda gugup, ia tidak berani menjawab. Ia harus menyembunyikan ini dari semua orang. Linda hanya menggelengkan kepala dan tersenyum kaku.

Dear My Family [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang