18

2.5K 179 0
                                    

Dear My Family

***

Jam pulang sekolah sudah berbunyi tepat pada pukul empat sore. Seperti biasa, Linda akan merapikan alat-alat tulisnya terlebih dahulu beserta buku-bukunya. Setelah selesai, Linda bangkit dari duduknya dan hendak menyapa Darena. Walaupun tadi siang Darena sempat membentak Linda, Linda dengan keteguhannya akan tetap membuat pertemanan mereka bertahan.

"Darena," panggil Linda. Namun, Darena berjalan begitu saja tanpa menghiraukan panggilan dari Linda.

Linda tentu saja menghembuskan napasnya panjang karena itu semua tidak sesuai dengan rencananya. Apa Darena sudah terlanjur kecewa berat dengannya?

Dengan perasaan gusar, Linda pulang sendirian seperti biasanya dengan berjalan kaki. Tetapi, kali ini sedikit berlari karena mendung yang berwarna hitam gelap begitu tebal sudah menyelimuti langit. Linda tidak mau dirinya kebasahan diguyur hujan.

Hingga pada akhirnya, Linda sudah sampai tepat di rumahnya. Dan saat itu juga, hujan mulai turun dengan deras. Linda bersyukur tidak kebasahan dan pulang dengan keadaan selamat.

Linda membuka sepatu beserta kaos kakinya dan ditaruh di luar. Linda menaruh sepatunya agak ketengah supaya tidak terkena cipratan air hujan. Linda pun mulai masuk ke dalam rumah yang besar itu dengan langkah gontai. Ia merasa dirinya kelelahan sekarang, Linda butuh istirahat.

Saat sampai di kamar, Linda langsung menutup kembali pintu kamarnya. Keadaan rumah sangat sepi, gemercik air yang jatuh dari atap rumah terdengar jelas. Hanya ada Linda saja sendirian di rumah dan itu membuat Linda sedikit tenang. Setidaknya, tidak ada yang memarahinya sepulang sekolah.

Untuk saat ini Linda sudah selesai membersihkan diri karena merasa gerah dan ingin beristirahat sebentar saja. Ia berdiri di depan jendelanya dan menatap langit yang gelap dengan suara guntur yang samar-samar.

Tidak ia rasakan bahwa kristal bening mulai berjatuhan dari pelupuk matanya. Tangannya meraba leher jenjangnya yang di mana terdapat sebuah kalung pemberian teman baiknya. Darena.

"Apa lagi yang nggak benar?! Aku kecewa berat sama kamu! Kamu pembohong! Nggak usah temenan sama kamu lagi! Dan jangan ajak aku ngomong sama kamu!"

Kalimat-kalimat menyakitkan itu masih terngiang-ngiang di kepala Linda. Ia pusing memikirkan hal tersebut. Linda tidak menyangka ada yang berbuat seperti itu padanya yang membuatnya sangat malu. Lagipula, mereka tahu itu dari mana? Tentu saja Linda tidak tahu.

"Hujan, apa kamu juga akan mengejekku dari atas sana?" tanya Linda sembari menatap langit hitam itu dari jendela kamarnya.

"Apakah kau juga akan mengatakan kalau aku ini adalah seorang pembunuh?"

"Apa kau tidak kasihan padaku?"

"Tolong berikan aku kekuatan. Aku sudah cukup lelah menghadapi ini semua. Aku sudah dibenci oleh keluargaku karena suatu kesalahpahaman saja."

"Aku juga sudah menderita penyakit leukimia dan aku dicap sebagai pembunuh sekarang di sekolah. Berita itu akan tersebar luas dengan cepat. Apa lagi yang harus aku terima?" lirih Linda dan menangis lebih keras lagi. Namun, suara tangisan itu tidak terdengar karena sudah disamarkan dengan gemercik air hujan dan suara guntur yang menggelegar yang membuat perasaan Linda semakin sedih sehingga membuatnya kembali down.

____________________________________🐾

Kasih voment (◍•ᴗ•◍)

Terima kasih \(^o^)/

Maafkan kalau ada typo (~_~メ)

See you~

Dear My Family [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang