28

2.9K 189 4
                                    

Dear My Family

***

Linda pulang ke rumahnya dengan selamat karena bantuan dari Dokter Hana. Ia mengantarkan Linda pulang menggunakan mobilnya. Linda tidak tahu harus berkata apa kepada Dokter Hana yang sudah banyak sekali membantunya. Dia juga sangat senang ada seseorang yang peduli dengannya.

Linda memasuki rumah besar itu dengan perasaan yang berkecamuk. Ada rasa gelisah dalam dirinya kalau ia nanti akan bertemu dengan kakaknya.

Melangkah dengan pelan, akhirnya Linda sampai di kamarnya tanpa dihadang oleh kakaknya. Menghembuskan napas lega, Linda terduduk di ujung tempat tidurnya.

Kemudian, ia mengambil sebuah kertas dari dalam tas sekolahnya. Linda menatap kertas itu dengan ekspresi yang sangat datar. Ia juga tidak tahu harus mengungkapkan atau mengatakan apa saat melihat sebuah kertas di depan matanya.

Kertas yang dipegang oleh Linda adalah kertas hasil pemeriksaannya tadi. Sempat down untuk beberapa saat setelah mendengar bahwa ia menderita anemia.

Hasil pemeriksaan

Nama: Linda Cantika
Umur: 16 Tahun
Jenis Kelamin: Perempuan
Hasil pemeriksaan: mengidap penyakit anemia

Kristal bening mulai berjatuhan dari pelupuk matanya. Tidak ada yang bisa mendengarkan kata hatinya saat ini. Linda sangat membutuhkan sandaran yang tepat untuk menyembuhkan luka batinnya. Linda juga sudah lelah dengan apa yang terjadi pada dirinya yang masih terbilang cukup muda.

Ia berdiri dan melipat kembali kertas hasil pemeriksaan tersebut ke dalam tas sekolahnya. Dia juga tidak mau kejadian beberapa hari yang lalu terulang lagi. Yang di mana kakaknya dengan tiba-tiba mengambil kertas hasil pemeriksaannya yang satu lagi, yaitu kertas hasil pemeriksaan leukimia.

Setelah itu, Linda bersiap-siap untuk belajar. Namun, Linda memilih untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu supaya pikirannya lebih tenang saat belajar nanti.

Linda keluar dari kamarnya untuk menuju kamar mandi. Tetapi, terlihat cahaya redup terpancar dari sebuah ruangan yang membuat Linda heran. Biasanya, jam-jam segini semuanya sudah tertidur. Tetapi, siapa yang ada di ruangan itu?

Linda berjalan mengendap-endap menuju ruangan dengan lampu yang masih menyala. Tiba saatnya ia sampai di depan pintu yang sedikit terbuka. Terlihat tiga orang sedang berbincang-bincang seperti merencanakan sesuatu.

Bukan bermaksud jahat, tetapi Linda mendengarkan sedikit perbincangan mereka yang berada di ruangan itu. Lebih tepatnya Linda sedang menguping.

"Gimana caranya supaya Linda cepat-cepat pergi dari sini?" tanya salah satu orang itu.

"Gimana gue tahu. Kita juga perlu dia. Misalnya, untuk nyuci baju gue, setrika baju gue, bersihin rumah, kerjain PR lo. Kita nggak bisa usir dia dari sini. Mendingan, kasih dia waktu beberapa hari lagi. Kalo lo udah muak banget sama dia, lo boleh perintah dia sesuka hati lo. Kalo dia enggak nurut, lo boleh tampar atau jambak dia. Gue izinin," ujar salah satu di antara mereka juga.

"Tapi, Mama mau dia segera pergi dari sini. Anak itu sangat tidak berguna. Apa kita bawa dia ke panti asuhan? Apa itu perlu?"

"Tidak, jangan sekarang. Kita masih memerlukan dia suatu hari nanti. Pekerjakan dia layaknya seorang pembantu. Kalau kalian mau," final seorang laki-laki.

Saat mendengarkan semua ucapan-ucapan jahat itu, dada Linda terasa sesak. Air mata dengan derasnya merosot ke bawah memberikan kesan yang sangat menyedihkan. Ia memukul-mukul dadanya yang sesak sembari menahan tangis.

Kemudian, Linda berlari menuju kamar mandi dan menutup pintunya dengan cara menguncinya. Ia bersandar di belakang pintu itu dan jatuh terduduk sambil menangis sesenggukan.

Memang rasanya sangat sakit. Linda sudah cukup lelah dan sakit menerima siksaan keluarga dan penyakitnya. Tidak hanya fisik saja yang sakit, batin Linda lebih sakit daripada fisik.

Mengapa ia merasa sangat dikucilkan oleh keluarganya sendiri. Bahkan, mereka sama sekali tidak menganggap Linda sebagai anak maupun saudara kandung. Yang ada mereka hanya menjadikan Linda sebagai pembantu tanpa bayaran dan harus menerima makian.

Menangis sambil memeluk lututnya, Linda menangis sesenggukan. Rambut yang sedikit berantakan, baju sekolah yang lusuh dan kotor akibat ia dibully saat sepulang sekolah.

Cukup, Linda sudah kelelahan. Ia ingin pergi.

Tes!

Darah mengalir dari hidung Linda. Segera ia bangkit dan membersihkan darah itu sampai bersih. Tidak lama kemudian, ia berdiam diri sambil mengelap wajahnya dengan handuk.

Setelah itu, ia kembali terduduk dan bersandar di pintu kamar mandi. Sangat terkesan sendirian dan tidak ada yang peduli. Semuanya membencinya tanpa alasan yang jelas.

Cukup, Linda sudah tidak tahan.

__________________________________🐾

Umumumumu

Yeyeyey, kasih vote dan komennya silahkan😚

Terima kasih banyak ♡(˃͈ દ ˂͈ ༶ )

Salam sehat ฅ^•ﻌ•^ฅ

See you~

Dear My Family [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang