18. Everyday

1.3K 125 2
                                    

Hai, jangan lupa untuk vote dulu ya sebelum membaca ❤️🙌🏻⭐















"Astagfirullahaladzim"

Gue dan Haruto refleks menengok dan melepaskan pelukan kami

"Bukannya pulang malah cipokan, sini lo berdua" seru Bang Daniel menghampiri kami yang kaget karena dia tiba-tiba muncul dari depan rumah Haruto

"Aduh-aduh" rintih gue dan Haruto bersahutan karena telinga kami dijewer oleh Banh Daniel sambil berjalan ke rumah gue

Tak tanggung-tanggung, Bang Daniel menyeret kami sampai ke ruang makan

betapa terkejutnya gue ketika melihat mamah dan papah udah pulang dari dinas

"Tebak siapa yang abis cipokan?" ucap Bang Daniel ke Mamah dan Papah sambil masih menjewer kuping kami

Papah yang lagi makan pun menjatuhkan sendok yang ia pegang sangking terkejutnya dengan penuturan Bang Daniel

"Hah, Cipokan dimana?!" Seru Mamah

"Bang lepas napa, sakit!" ringisku
"Iya bang" sahut Haruto

"Diem lo penzinah! Masa mereka ciuman di depan rumah Haruto, untung aja gaada tetangga lain yang liat" ucap Bang Daniel

"Memangnya kalian pacaran, sejak kapan?" tanya Mamah

"Sejak hari ini tante" jawab Haruto yang bikin mata gue melebar, berani-beraninya dia ngejawab omongan Mamah

"Baru sehari aja udah cipokan? gimana setahun? udah lahiran?" Oceh Bang Daniel

"Ish sembarangan, lepas!" ucapku menepis tangan Bang Daniel dari telingaku dan telinga Haruto

"Yaampun Daniel, mulut kamu tuh ya" tegur Mamah sambil meremas tangannya sendiri karena gregetan dengan kelakuan kedua anaknya beserta tetangganya.

.

"Siapa yang suruh cium anak saya!"

Papah kini sedang duduk di kursi utama ruang tamu dan meneriaki Haruto yang sedang berlutut di depannya

Aku, Bang Daniel dan Mamah pun duduk berjejer di sofa yang berada tepat di belakang Haruto

"Nara!"
"Saya!"

Haruto pun menoleh ke arah gue dan memberikan gelengan ke gue mengisyaratkan agat gue tidak ikut campur

"Jadi yang mana yang bener nih?" tanya Bang Daniel ikut menyahut

"Gak mungkin Nara yang suruh" desis Papah sambil menatap Haruto tajam

"Nara yang suruh, kalau gak percaya liat aja blackbox mobil Haruto" ucapku mengatakan yang sebenarnya

gue gabisa ngebiarin Haruto sendiri yang dimarah-marahin sama Papah karena itu perbuatan kami berdua bukan cuma Haruto

Ya walaupun yang nyosor dia sih

"Nara!" tegur Haruto

"Kenapa? mau disalahin walau gak salah? Lanjutin aja terus berlututnya" omelku kesal

Tetangga | Haruto Watanabe  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang