24. Bling Like This

1.1K 110 4
                                    

Hai, jangan lupa untuk vote dulu ya sebelum membaca ❤️
































Setelah gue dan anak-anaknya lama mengobrol tiba-tiba ada suara ketukan pintu lagi

tok tok tok

"Bang, bukain gih" pintaku pada Bang Daniel yang sedari tadi gak guna banget cuma main game seharian

Ketika Bang Daniel udah beranjak mau buka eh pintunya udah terbuka sendiri

"Loh, udah sadar ruto?" tanya Bang Daniel kaget

"Iyaa, keluar gih, Bang. Gaboleh rame-rame" ucap Haruto yang membuat Bang Daniel memukul lengannya

"Ini bocah gak ada sopan-sopannya" ucap Bang Daniel

"Aduh! Ampun Bang" ucap Haruto sambil memegangi lengannya yang dibalut perban dan pakaian rumah sakit.

Akhirnya Bang Daniel mengalah dan memilih untuk keluar dan kayaknya mau pulang, dasar.

Haruto pun duduk di sofa yang tadi di dudukin Bang Daniel karena emang semua kursi udah didudukin sama Somi dkk.

"Ruto, nih duduk sini" ucap Dokyeom yang tadinya duduk di samping kanan gue.

"Ih Dokyeom peka banget" ujar Minghao sambil bertepuk tangan, salut dengan kepekaan Minghao

"Thanks ya" ucap Haruto pada Dokyeom

Begitu Haruto duduk di samping gue, gue langsung kayak canggung gitu. Bingung mau ngomong dari mana, masa iya gue ngomong 'tinggal dimana mas?'

"Kalian berantem?" tanya Somi karena melihat kecanggungan antara gue dan Haruto

"Engga" jawab kami kompak

"Yaudah cabut dah, kasih inces waktu berduaan" ucap Wonwoo mengajak anak-anak yang lain untuk ikut berdiri dan pamit

Mereka pun akhirnya pamitan karena kayaknya mau ngasih waktu buat gue dan Haruto.

Gue tau banget ada banyak yang harus gue omongin sama dia.

Haruto pun tiba-tiba mengambil tangan kanan gue lalu menggenggamnya dan menaruhnya di pipinya.

Hal itu membuat gue kaget dan refleks mengalihkan pandangan gue yang tadinya memperhatikan kepergian teman-teman gue menjadi menatap ke Haruto

Gue pun membuka mulut gue dan sedikit gagap karena gugup dan salah tingkah.

"Nanti aja ngomongnya kalau masih belum mau ngomong" ucapnya dengan suara beratnya sambil menatapku dalam-dalam

"Engga kok" jawabku sambil menggelengkan kepalaku pelan lalu gue menatap lengan Haruto yang terluka

"Gapapa kok" ucapnya tiba-tiba menjawab semua pertanyaan kekhawatiran di kepalaku

"Pasti sakit banget" ucapku dengan pandangan menunduk, mau bagaimanapun juga, gue termasuk salah satu alasan yang membuat dia terluka.

Tetangga | Haruto Watanabe  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang