16

3.7K 320 28
                                    

"Kalian tidak akan percaya ini" Jackson berkata sambil membalikan laptop nya.

Jeno, Jisung dan Junkai segera merapat didepan tampilan laptop Jackson tersebut.

"Nomor peneror itu cocok dengan nomor kedua Renjun"

16

Renjun tampak bejalan dibibir pantai dengan setelan celana panjang dan kemeja pantai berwarna putih, tak lupa kacamata hitam yang bertengger manis di hidungnya.

Dia memakai payung hitam untuk sedikit menghalau panas matahari siang ini, hei! Hari ini tepat puncaknya musim panas dan matahari tengah bersinar dengan semangatnya di atas sana.

Sementara satu tangannya memegang payung, tangan yang lain tampak memegang sebuah tali yang menjuntai kebelakang tubuh tegap Renjun.

"Hei!!, Kenapa kau berlutut seperti itu?!" Renjun berteriak kesal karena tali yg ia pegang terasa berat dan itu menghambat jalannya.

"M...maaf" di sana tampak Jaemin yang tengah berlutut di pasir putih pantai, tak mengenakan pakaian melainkan hanya celana pendek sebatas paha.

Keadaan nya terlihat sangat memprihatinkan, kulit yang telah berubah warna kemerahan serta beberapa bagian tampak membiru, kuku-kuku nya pun telah berubah kebiruan. Tidak lupa dengan kedua tangan yang terikat tali dengan ujung tali yang dipegang Renjun, Jaemin tampak seperti hewan peliharaan.

"Jangan buat aku marah, aku sudah berbaik hati mengajakmu jalan-jalan" Renjun bersedekap dada dan memandang malas.

"I..ya maaf.." Jaemin lantas berdiri dengan sedikit tertatih, pandangannya tampak mulai memburam.

"Ayo! Cepat jalan lagi!" Jaemin hanya menunduk dan segera melangkah kan kaki nya.

Setelah beberapa saat berjalan dipinggir pantai Renjun menghentikan langkahnya. Tempat ini lumayan jauh dari letak villa dan tentunya sangat panas disini, pepohonan terletak jauh dibelakang bibir pantai juga tak ada bangunan gazebo satu pun.

"Ah! Ada sesuatu yang tertinggal, kau diam dan tunggu disini. Jangan berani-berani nya kau kabur, jika aku melihatmu bergeser secenti pun akan aku tenggelamkan kau kelaut!" Jaemin hanya mengangguk takut.

Sebelum pergi Renjun mengikatkan ujung tali yang dia pegang ke kaki Jaemin, lantas ia melenggang pergi dengan ringan menuju arah villa.

"Eomma... Nana ingin pulang..." Jaemin melirih dan setelahnya ia menangis tersedu-sedu. Ia sudah sangat lelah seluruh tubuhnya terasa sakit dan perih dibeberapa bagian.

Jaemin berhenti menangis setelah beberapa saat, menangis hanya akan membuatnya semakin lelah. Ia menolehkan kepalanya kesekitar pantai, mencari celah untuk ia dapat kabur dan meminta bantuan.

Ia menoleh kebelakang tubuhnya dan menemukan benda hitam persegi. Itu ponsel milik Renjun, apakah terjatuh dari sakunya saat Renjun menunduk tadi, ah mungkin.

Dengan segera Jaemin membalikan tubuhnya berusaha mengambil ponsel Renjun yang tergeletak di atas pasir putih itu. Menghidupkan nya dan syukurlah tak dikunci.

Membuka ikon telfon dan menemukan panggilan keluar paling akhir tertulis dengan nama Jeno, tanpa menunggu lagi Jaemin segera menekan kontak itu dan mendekatkan ponsel ke telinga nya dengan susah payah karena tangan yang terikat.

🍌~NANA~🍌 [NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang