"Jangan menyebut marga ku Wang Junkai yang bodoh!!!"
Mereka saling berteriak dan diakhiri dengan adu tinju yang membuat sebagian besar wajah mereka dihiasi oleh luka lebam.
10
Satu hal yang berada di pikiran Jaemin saat ini, 'Ia berada dimana?'. Bukan apa-apa, terakhir yang ia ingat, ia berada di dalam ruang UKS sekolahnya, tapi sekarang?, Entahlah Jaemin juga tak tau ia berada dimana.
Menurutnya ruangan ini terasa pengap, remang, dan ada sedikit bau rokok yang menguar.
Dan Jaemin dibuat semakin bingung lagi dengan keadaan nya yang sekarang, bagaimana tidak, jika dirinya saja terikat di sebuah ranjang dengan lapisan kasur yang sudah sedikit mengeras dengan tangan yang tertarik ke atas kepalanya.
Saat ia ingin membuka mulutnya untuk mengucapkan sesuatu, ia kesulitan, mulutnya terasa ter-lem dengan rekat. Itulah baru Jaemin menyadari bahwa mulutnya di lakban.
Bunyi derit pintu terdengar. Seseorang masuk kedalam ruangan pengap itu. Langkahnya menggema dalam ruangan.
"Engghmm...."
Jaemin berusaha berontak, sungguh ia takut. Seorang itu berjalan menghampiri Jaemin yang tengah berontak dalam ikatannya.
"Annyeong Na Jaemin, bagaimana tidur mu?, nyenyak?" Bisa Jaemin pastikan bahwa dia seorang namja. Meskipun namja suaranya terkesan halus.
Jaemin tak dapat memastikan apakah ia mengenali namja itu, karna namja itu menggunakan masker dan topi hitamnya, mungkin untuk menutupi identitasnya.
"Ehhhmmmm!!" Jaemin semakin keras berontak.
"Bicaralah yang jelas!" Jaemin tersentak dengan bentakan itu.
"Oh astaga aku lupa hahaha... Mulutmu kan sedang di lakban, jadi tidak bisa bicara ya?, Tunggu sebentar aku akan melepaskan nya" namja itu tersenyum, terlihat dari lengkungan mata nya.
"Kenapa... kau membentakku?.... Lepaskan aku... Apa salahku... padamu?" Suara Jaemin bergetar.
Takut, satu kata yang Jaemin rasakan. Bagaimana tidak, pertama ia bangun dengan kondisi terikat dan berada di tempat asing, kedua ia tak kenal dengan namja itu, terakhir namja itu membentaknya. Jaemin tak menyukai bentakan macam apapun itu, apalagi ditujukan padanya. Selama memasuki sekolah umumnya, sudah terlalu banyak bentakan-bentakan yang dia dengar disekitarnya, sudah cukup Jaemin menahannya, tidak lagi.
"Hm? Apa ya salahmu?" Namja itu mengatakan nya, dengan berpose seolah-olah sedang berpikir keras.
"Sebenarnya aku tak peduli juga kau ingin mengambilnya, aku tak begitu memikirkan hal itu, tapi jujur awalnya aku kesal, sudah lama aku mengejarnya, tapi tak sedikitpun ia melirikku"
"Si...siapa yang kau katakan.. aku.. aku tak mengerti" cicit Jaemin.
"Tidak ada lupakan"
"Kau tau Jaemin, kau begitu banyak yang menyayangi dan memperhatikanmu, kau memiliki banyak teman, meski aku tau kau baru memasuki sekolah umum. Keluargamu saling menyayangi, walau kini ayahmu terpisah jauh karna pekerjaan. Sedangkan aku?"
Jaemin dapat melihat pancaran kesedihan dalam mata namja itu, seperti ada rasa kecewa, hamapa, kehilangan, dan kesendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
🍌~NANA~🍌 [NOMIN]
FanfictionJaemin hanya murid baru yang bersekolah di Neo Senior High School-NSHS-. saat acara penerimaan siswa baru ia bertemu dengan seorang Sunbae yang menyebalkan menurutnya. Warnning⛔: Cerita ini mengandung unsur YAOI, BXB, NOMIN SHIPPER. sooo~ DON'T LIKE...