19

2.2K 181 10
                                    

"Hidung Jaemin hyung berdarah!!" Jisung yang tak sengaja melihat kearah wajah Jaemin pun berteriak panik saat melihat cairan merah kental yang mengalir dari lubang hidungnya.

"BAWA KE RUMAH SAKIT CEPAT!!!"




19





Hampir satu tahun berlalu semenjak kejadian dimana Jaemin yang diculik oleh Renjun. Kasus penculikan juga segera diproses oleh pihak berwajib kala itu, melalui beberapa sidang dan pada akhirnya Renjun dijatuhi vonis kurungan penjara atas tuduhan penculikan berencana dan penyiksaan.

Jaemin juga mendapatkan perawatan medis untuk beberapa luka yang ia dapat dan perawatan mental oleh psikolog untuk masalah trauma yang ia derita. Keluarga Jaemin juga memutuskan untuk mengeluarkan Jaemin dari sekolah umum dan kembali lagi pada homeschooling nya yang lama.

Tentang Guanlin ia juga tertangkap oleh polisi, ia masuk pada penjara anak namun tidak lama karena masih dibawah umur pada saat itu. Guanlin dibebaskan dengan pengawasan pada rentang waktu tertentu, hingga masa itu habis dan Guanlin kembali ke China.

Renjun juga, hak asuh Renjun diberikan secara cuma-cuma oleh orang tua nya pada ayah Chenle. Ini memang sedikit kejam, bahkan orang tua Renjun tampak tak perduli saat anaknya terlibat sebuah kasus. Mereka juga tak berniat berusaha membela Renjun paling tidak memberikan Renjun pengacara atau apalah, bahkan mereka tak datang pada sidang meskipun telah mendapat undangan resmi.

Renjun dipenjara hanya beberapa hari saja sembari menunggu surat-surat resmi hak asuh dan adopsi yang ayah Chenle ajukan, berjalan dengan mengurus syarat-syarat pembebasan dengan jaminan. Setelah semua itu selesai barulah Chenle beserta ayahnya membawa Renjun ke China untuk tinggal dan mendapat perawatan atas gangguan mental yang Renjun miliki. Sungguh ayah Chenle sangat baik pada Renjun, berterima kasihlah ternyata masih ada orang baik yang menerima Renjun dengan senang hati. Renjun juga bersyukur saat ia diadopsi oleh ayah Chenle, setidaknya ia akan mendapat sedikit kasih sayang.

Ah jangan lupakan Nana kita, ia sangat menderita satu tahun belakangan ini. Jaemin mendapat gangguan kecemasan, gangguan tidur bahkan gangguan makan. Saat malam hari ia tak bisa tidur dan terjaga sepanjang malam membuat seluruh keluarganya ikut tak tidur untuk menemaninya mereka takut Jaemin akan melakukan hal-hal yang tidak mereka inginkan. Saat makan Jaemin sering memuntahkan nya kembali bahkan ketika makanan itu baru sampai dimulut nya, sehingga membuatnya menderita maag kronis. Untuk gangguan kecemasan, Jaemin sempat tak mau bertemu seseorang sama sekali bahkan keluarga, teman dan Jeno sekalipun, tetapi mereka semua tidak pernah lelah dan menyerah. Dokter setiap harinya memeriksa fisik dan melakukan terapi untuk kesehatan mental Jaemin pasca trauma, hingga sedikit demi sedikit Jaemin mulai mau bertemu dengan beberapa orang.

Ingat satu tahun sudah berlalu, masa-masa sulit itu sudah dilalui dan berusaha untuk dilupakan. Jaemin kini pun sudah kembali ceria dengan caranya, jangan lupakan Jeno yang hampir setiap hari berkunjung untuk menemui Jaemin dirumahnya. Meski Jaemin masih harus berkonsultasi pada psikolog, namun tak sesering dulu yang setiap hari kini hanya dua kali dalam sebulan.

"Jeno hyungg~" ah suara mendayu itu terdengar, kakinya berlari kecil menyusuri lorong rumah sakit menghampiri seorang pemuda yang tengah berdiri mengenakan jaket kulitnya.

"Bagaimana pemeriksaan hari ini?" Jeno bertanya setelah pelukan rindu itu terlepas.

"Baik, sangat baik. Nana sudah tidak perlu minum obat lagi, hanya akan minum saat kondisi benar-benar mendesak" Jaemin mengatakan itu dengan semangatnya, senyum tak pernah pudar dari bibirnya.

"Ouh...pintarnya" Jeno mengusap kepala Jaemin gemas, ah bocah itu masih tampak mengemaskan baginya.

"Jeno hyungg... Nana rindu sekali kita jarang bertemu akhir-akhir ini" Jaemin kembali memeluk tubuh besar Jeno disertai dengan rengekan khas miliknya.

🍌~NANA~🍌 [NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang