Malam hari sekitar pukul 21.00, Dea masih saja belum sadar dari tidurnya. Pukul 7 malam tadi, dokter Pandu beserta kedua perawatnya baru saja selesai melakukan transfusi darah untuk Deandra.
Diruangan serba putih milik Deandra pula sudah penuh berisikan Gavin, Raini, Raja dan Luna yang berdiri berbaris disamping ranjang Dea menunggu Dea membuka matanya. Sedangkan disofa diujung ruangan berisi Abi, Davit, Kenzo dan Reygan yang sedang asik menunggu Dea terbangun juga.
"Kalian ga mau pulang aja?" Tanya Gavin kepada Abi dkk
"Iya kalian juga masih pakai baju sekolah" sambung Luna
Memang sedari awal Dea masuk rumah sakit, Abi dkk masih saja belum pulang bahkan untuk berganti baju saja mereka tidak. Berbeda dengan Raja yang memang sudah berganti baju, karna sebelum orang tuanya kesini mereka membawakan baju Raja terlebih dahulu.
"Kita mau nunggu sampai Dea bangun dulu Bun, yah" jawab Abi
"Iya yah, Kenzo juga ga mau pulang kalo Decan belum bangun." Sahut Kenzo
"Kita mau lihat Princess bangun Bun" sambung Reygan
"Nanti kalo kita pergi Dea bangun, kita ga bisa nemenin Dea Bun" ujar Davit
Gavin dan Luna tersenyum mendengarnya. Mereka tidak menyangka bahwa Dea memiliki teman sebaik mereka semua.
Tanpa mereka sadari gadis yang sedang mereka bicarakan itu dengan perlahan mengerjapkan matanya dan menggerakkan sedikit tangannya.
Raja yang kebetulan tengah asik menggenggam tangan Dea tentu merasakan pergerakan Dea.
Raja langsung memusatkan perhatiannya kewajah Dea, dan dalam hitungan detik Dea berhasil membuka matanya.
Raja sangat senang saat itu, ia segera memeluk Dea erat sambil kembali meneteskan air matanya. Akhirnya Deandranya kembali, kembali padanya.
"Queen" gumam Raja sambil memeluk erat Dea
Mereka yang mendengar gumaman Raja lantas memusatkan perhatiannya kepada Dea. Betapa senangnya mereka melihat Dea yang baru saja membuka matanya.
Dea membalas pelukan Raja tidak kalah erat. Ia merasa bersalah sekarang, melihat Raja yang menangis untuknya ia sudah merasa bahwa dirinya telah membuat banyak orang khawatir.
"Ja..jangan na..ngis" ucap Dea pelan
Mereka semua mendekat kearah Dea. Terharu juga melihat bagaimana cara Raja memeluk Dea erat sambil kembali meneteskan air matanya. Dari awal Dea masuk rumah sakit, Raja terus-menerus menangis. Ia tidak peduli bahwa dirinya adalah seorang pria namun yang ia pedulikan adalah keadaan Deandra.
"Ra..Raja, Queen ha..haus" ucap Dea pelan disela-sela pelukannya
Raja yang mendengar lantas melepaskan pelukan mereka pelan, ia segera mengambil segelas air minum diatas nakas dan meminumkannya untuk Dea dibantu oleh Gavin yang kebetulan berada tepat disamping Dea.
Dea meminum air tersebut hingga tersisa setengah. Haus rasanya. Dea melihat kearah mereka semua yang sedang menatapnya tanpa kedip. Dea mengeluarkan senyum manisnya. Ia benar-benar senang ketika sedang sakit seperti ini masih banyak orang yang peduli dengannya.
"Hai" sapa Dea pelan, dirinya masih sangat lemas mengakibatkan sedikit kesulitan untuk berbicara
"Decan hiksss" rancau Kenzo sambil kembali menangis. Ia berdiri disamping tubuh Dea. Kenzo sangat merasa kehilangan tadi. Pria yang biasanya petakilan dan membuat sebuah lawakan lenyap begitu saja.
"Jangan nangis, gw gapapa" ucap Dea pelan sambil mengelus tangan Kenzo yang berada tepat disamping ranjangnya
"Hikss, ma..mau pe..peluk hikss, bo..boleh eng..ga?" Tanya Kenzo dengan suara tersendat-sendat karna menangis terlalu kencang
KAMU SEDANG MEMBACA
DEANDRA VEGARIO (END)
RandomHallo Semua salam kenal Ini adalah cerita pertamaku, jadi buat kalian para pembacanya setiaku. Aku mohon maaf bila didalam cerita ini banyak kekurangan atau kesalahan dalam penempatan kata. Aku memerlukan saran dan kritik dari kalian agar ceritaku s...