Tbc.
Vote dan Komentarnya jangan lupa !!
"Lantas apa masalahku? itu sama sekali bukan urusanku dan aku sama sekali tidak menyukai cara dia membentak kekasihku" sahut Damian sarkas membuat tubuh kedua wanita tersebut menegang.
"Damian gilaaaaa!!" umpat batin Kinan kesal sekaligus malu mendengar perkataan yang barusan pria itu ucapkan.
"Ternyata sudah sampai tahap itu," sambut batin Anindya tersenyum sinis.
"Siallll, aku tidak suka ini tidak suka" teriak seseorang marah saat melihat kekasih hatinya membela wanita lain.
"Kinan ayo kita pergi sekarang, aku muak berada disini. Dan pelayan antarkan makanan ke dalam kamarku" perintah Damian menunjuk salah seorang wanita untuk mengantarkan makanan Kinan ke kamarnya.
"Baik tuan!" sahut pelayan itu menunduk hormat.
"Ayo kita pergi Kinan" Damian menarik tangan Kinan dengan lembut meninggalkan tiga orang yang menatap kepergiannya dengan berbagai macam raut wajah yang sama sekali sulit untuk ditebak
🌱🌱🌱🌱
Di dalam kamar Kinan menatap Damian yang terlihat sangat kesal itu dengan perasaan campur aduk. Bukan bahagia bila itu yang kalian maksud melainkan sedih sekaligus kecewa.
Dirinya sama sekali tidak menyangka bahwa ada anak yang berani bersikap seperti itu kepada orang tuanya. Apakah dia sama sekali tidak pernah menyayangi mereka? Itulah yang menjadi tanda tanya besar dalam pikiran Kinan saat ini.
"Seharusnya kau tidak bersikap seperti itu Mian" ucap Kinan memecahkan kehening yang terjadi diantara mereka berdua. "Mereka orang tuamu sudah seharusnya kau menghormati dan menyayangi mereka bukan malah menyakiti" sambung Kinan membuat Damian menatapnya dingin.
"Mereka bukan orang tuaku, tapi musuhku" balas Damian singkat membuat Kinan menatapnya terkejud tak percaya mendengar apa yang barusan pria itu katakan padanya.
"Kau benar-benar gila Damian, bukan hanya sikapmu saja yang gila tapi hatimu juga" Kinan berucap sinis tanpa memperdulikan tatapan tajam yang ditujukan pria itu padanya.
"Kau benar" jawab Damian santai membuat Kinan merasa sangat kesal.
"Kau........." tunjuk Kinan di depan wajah Damian.
"Kau apa Kinan, tetap berada di posisimu atau kau akan berakhir mengenaskan saat ini. Jangan memancing emosiku kali ini Kinan namun bila kau keras kepala akupun tak mempermasalahkan itu semua" potong Damian yang di dalam perkataannya tersirat nada ancaman yang langsung pria ia tujukan kepadanya.
"Bila aku ingin mungkin nyawamu sudah menghilang saat ini" sambung Damian yang berjalan mendekat ke arah wanita itu. Membuat Kinan yang melihat gelagat aneh pria itu seketika menjadi waspada atas apa yang akan pria itu lakukan selanjutnya kepadanya.
"Jangan mendekat Damian, menjauh dariku sekarang" pinta Kinan ketakutan saat Damian semakin mendekat kearahnya.
"Apa kau takut Kinan?" tanya Damian yang tidak memperdulikan permintaan Kinan kepadanya membuat Kinan semakin ketakutan.
Damian yang melihat kegelisahan dan ketakutan yang terpancar diwajah wanita itu untuknya malah merasa sangat senang. Ia tidak memperdulikan Kinan yang kini terlihat sangat ketakutan. Baginya raut wajah ketakutan yang Kinan miliki malah terlihat sangat menggemaskan di matanya, membuat keinginannya semakin besar untuk terus menakut-nakuti wanita tersebut. Kapan lagikan Kinan bisa takut kepadanya jika bukan sekarang begitulah kata yang kini terlintas dipikirannya.
"A----aku tidak takut, mundur Damian" pinta Kinan gugup melihat Damian yang semakin dekat dengannya namun dengan aura yang berbeda.
"Kalau aku tidak mau bagaimana?" tantang Damian membuat Kinan semakin resah.
Kinan yang melihat Damian telah berdiri dihadapannya hanya bisa diam sambil menundukkan kepalanya, ia takut sangat amat takut. Pria yang berada dihadapannya ini bukan Damian yang dirinya kenal, dia Damian yang berbeda sangat jauh berbeda dengan Damian yang merengek dan manja miliknya.
"Apa yang harus aku lakukan?" ucap batin Kinan bertanya-tanya.
"Ada apa Kinan, kenapa wajahmu menunduk? Apa kau takut padaku, pada Damianmu ini hm" Damian berbisik pelan di telinga Kinan dengan senyum sinis yang menghiasi bibirnya.
"Kau bukan Damianku, camkan itu." Desis Kinan kesal. "Kau hanya atasanku dan aku hanyalah pengasuhmu. Camkan itu Damian."
Damian yang mendengar Kinan menolak menjadi miliknya seketika diam dan mengepalkan tangannya erat. Ia benar-benar benci itu, penolakan sama sekali tidak diterima di dalam hidupnya dan ia sangat membenci yang namanya penolakan.
"Tarik kata-katamu Kinan!" desis Damian marah sambil menahan emosi yang sedang meluap-luap di dalam dirinya.
Kinan yang mendengar desiran kemarahan Damian padanya seketika bimbang antara menolak atau menerima. Ia tidak pernah ingin menjadi kekasih ataupun milik pria itu. Dirinya bisa berada disini hanya karena sebuah pekerjaan yang diberikan oleh Anindya kepadanya bukan karena cinta.
"Aku tidak akan pernah menarik kata-kataku Damian, yang aku ucapkan itu memang kebenarannya. Jika kau tidak menerimanya, maka itu bukan salahku tapi salahmu" balas Kinan menunjuk dada Damian dengan jarinya.
Mendengar ucapannya lagi-lagi dibantah oleh Kinan membuat emosi Damian tersulut hingga tangannya yang terkepal erat tadi langsung melayang di wajah manis Kinan membuat bunyi tamparan itu menggema hingga keseluruh penjuru kamar.
Kinan yang baru pertama kali mengalami kekerasan langsung diam membatu. Bibirnya tiba-tiba menjadi kelu dan tubuhnya langsung ambruk ke lantai. Kakinya benar-benar lemas sehingga tubuhnya pun tak sanggup lagi ia tompang. Air matanya pun mulai menetes yang tadinya setetes kini tiba-tiba menjadi sangat deras. Menatap Damian dengan tatapan kosong dan juga linglung.
"Apa yang kau lakukan hiks?" tanya Kinan terisak setelah kesadarannya yang tadi menghilang kini mulai kembali dan menatap Damian dengan tatapan penuh kebencian.
"Tentu saja memberikanmu pelajaran" sahut Damian enteng tanpa rasa bersalah menatap Kinan datar dan juga dingin khas miliknya jikalau ia sedang menahan amarah.
Melihat Damian yang mengatakannya tanpa rasa bersalah membuat tangan Kinan terkepal erat hingga tanpa sadar tangan mungilnya itu langsung melayang tepat di wajah tampan milik pria dihadapannya itu.
Damian yang merasakan pipinya memanas langsung menatap Kinan bengis dan juga sinis. Ia benar-benar tidak menyangka bahwa wanita gendut dihadapannya ini berani melayangkan tamparan panas tepat diwajah tampan miliknya membuat emosi yang dirinya miliki semakin tak terkendali.
"Berani sekali kau......" tunjuk Damian terhenti saat melihat Kinan langsung menepis tangannya.
"Kau apa brengsek, kau tahu bahwa aku dan ibumu telah membuat sebuah perjanjian. Jika kau berani bermain fisik denganku maka aku berhenti untuk menjadi bonekamu sekarang ini. Dan kau sudah melakukan itu semua, untuk itu aku ucapkan selamat tuan Damian yang terhormat. Aku berhenti" pamit Kinan dan langsung pergi meninggalkan kamar Damian.
Namun sebelum Kinan meninggalkan kamar Damian dirinya sempat berpapasan dengan pelayan tadi. Pelayan wanita yang Damian minta untuk membawakan makan malamnya ke kamar pria itu.
Dan tanpa sadar dirinya sempat melihat senyum sinis yang terpantri di wajah pelayan itu, membuat Kinan bertanya-tanya apa maksud dari senyuman pelayan itu padanya.
Apakah ia bahagia melihat Kinan pergi meninggalkan rumah ini untuk selamanya atau ada yang lain dan hal itu sama sekali tidak Kinan perdulikan."Berhenti disana Kinan!" berang Damian membuat langkah Kinan terhenti.
"Aku bukan lagi pelayanmu tuan muda yang bisa kau perintah sesuka hatimu" balas Kinan dan kembali melanjutkan langkahnya.
Damian yang melihat lagi-lagi Kinan menolak permintaannya langsung memutar otak agar Kinan tidak jadi pergi meninggalkannya dan untuk itu ia membutuhkan sebuah rencana.
"Berhenti atau pelayan wanita ini akan bunuh Kinan, dan kau akan menjadi penyebab seseorang kehilangan nyawanya hari ini"
Deg
KAMU SEDANG MEMBACA
Maniak Pelukan VS Cewek Gendut [ Tamat ] REVISI
ChickLitKinan Ayranisa, gadis bertubuh cukup tambun yang bermimpi menikahi seorang pria yang kaya raya dan juga tampan. Namun, mimpi yang dirinya miliki hanya sekedar mimpi yang tidak akan pernah dapat dirinya wujudkan. Dengan berbekal ijazah SMA yang dirin...