Tbc.
Vote dan Komentarnya jangan lupa !!
Double up kalau bilang next wkwkw.
"Enggak, enggak ada. Kinan gak setuju, ganti aja ya permintaannya!" bujuk Kinan kepada pria itu agar permintaannya dapat segera dirubah.
"Enggak bisa, Damian aja setuju sama permintaan Kinan dan Kinan juga harus setuju sama permintaan Mian" tolak pria itu kekeh sambil menyeringai dalam hati karena berhasil memperdaya wanita yang berada di hadapannya ini.
"Tapi itu gak baik Mian, tidak boleh wanita dan pria yang tidak mempunyai hubungan tinggal dalam satu kamar apalagi satu kasur. Itu sama sekali tidak baik dan Kinan gak akan pernah bisa buat wujutin apa yang Mian mau" serunya membuat Damian berdecak kesal.
"Yaudah, Kinan jadi pacar Damian aja. Gampang kan?" jawab pria itu cuek membuat Kinan menatapnya jengah bercampur kesal.
"Gak bisa juga Damian, pacaran itu dosa. Dan lagi pula Kinan enggak bisa jadi pacar Mian, Kinan ini pengasuh Mian" sahutnya berdecak kesal.
Damian yang lagi-lagi mendengar penolakan Kinan seketika murka, dan langsung berdiri meninggalkan Kinan untuk mengambil sesuatu yang sangat ia perlukan saat ini.
Dan setelah mendapatkan apa yang ia cari, dengan sangat cepat ia berjalan mendekati Kinan yang tengah menatap ke arahnya bingung atas tingkah laku ajaib yang ia lakukan saat ini.
"Kamu mau apa Mian?" tanya Kinan bingung sambil berdiri dari tempat duduknya menatap Damian yang berdiri di hadapannya kini.
"Kinan, Damian gak suka penolakan. Jika kemauan yang aku inginkan tidak dapat aku capai maka lebih baik aku mati aja" ucap Damian dan mulai menggoreskan pisau yang ia ambil tadi di lehernya sehingga mengeluarkan darah membuat Kinan dilanda rasa panik melihat aksi konyol yang dilakukan pria itu.
"Apa yang kamu lakukan Damian, kamu gila? Buang pisaunya Damian buang!" perintah Kinan khawatir melihat darah yang keluar dari leher pria itu.
"Gak mau!" ucapnya dan semakin menekan pisau itu dilehernya sehingga luka pria itu semakin dalam.
"Damiannn, lepas bodoh. Jika itu yang kamu mau maka aku akan setuju. Buang pisaunya Damian, buang."
Kinan benar-benar merasa sangat khawatir kepada pria itu. Bagaimana bisa dengan bodohnya ia melakukan itu semua. Apa ia tidak memikirkan keluarganya sebelum melakukan itu semua. Sungguh Kinan benar-benar pusing dengan tingkah luar biasa pria yang tengah berdiri dihadapannya ini.
"Janji!" ucap Damian memastikan, namun tetap saja belum menghentikan aksi konyol yang ia lakukan itu.
"Iya Damian saya janji. Buang pisaunya, lihat lehermu berdarah. Apakah itu tidak sakit," jawab Kinan panik.
"Dimana kotak obatnya Damian, dimana? Lukamu itu harus segera diobati" tanya Kinan. Kemudian ia mulai menjelajahi kamar pria tersebut untuk mencari kotak obat.
Damian yang melihat reaksi panik Kinan benar-benar tersenyum puas. Bukannya merasa kesakitan ia justru merasa sangat bahagia mengenai perhatian yang wanita itu berikan kepadanya. Ia sama sekali tidak memperdulikan darah yang terus menerus keluar dari lehernya dan lebih memilih menatap Kinan yang sedang sibuk mencari kotak obat untuk dirinya sendiri.
Kinan yang merasa tidak ada sahutan dari pria itu langsung menolehkan wajahnya. Ia terkejut saat melihat kaos yang pria itu pakai dipenuhi oleh darah. Ia yakin luka yang pria itu buat sangat dalam sehingga darah yang pria itu miliki terus menerus keluar.
Disaat Kinan merasa sangat khawatir kepadanya, Damian malah merasa cuek-cuek saja. Seolah-olah darah yang mengalir dari lehernya adalah hal biasa saja membuat Kinan langsung dilanda rasa geram.
"Apakah kau tidak memperdulikan nyawamu, bodoh?" tanya Kinan mengumpat kesal.
"Jika kau tidak sayang pada nyawamu maka sayangilah keluargamu itu. Mereka membersarkanmu dengan susah payah bukan untuk menjadi pria bodoh seperti ini. Tapi kau..." tunjuk Kinan kepada Damian yang wajahnya sudah mulai pucat akibat darah yang terus menerus keluar membasahi baju yang ia pakai. "Sama sekali tidak pantas untuk mendapatkan itu semua, kau benar-benar gila Damian gila" bisik Kinan berang.
Damian yang melihat kemarahan Kinan hanya bersikap biasa saja seolah-olah apa yang Kinan katakan sama sekali tidak berguna. Namun disisi lain, ia sedikit merasa bahagia, selama ini ia tidak pernah merasakan perasaan sebahagia ini.
Disaat ia sedang menggila seperti saat ini, semua orang langsung menjauhi dirinya dan bahkan ada yang menatap jijik ke arahnya. Namun, wanita di depannya ini berbeda sangat berbeda dan ia menyukai itu semua sangat menyukainya.
"Kamu orang pertama yang merasa sekhawatir ini Kinan, orang pertama. Dan aku tidak akan membuang-buangmu seperti wanita sebelumnya. Ayo kita bermain cukup lama, aku belum merasa bosan kepadamu melainkan semakin menyukainya" batin Damian berucap bahagia.
"Damian, apa kau tuli. Wajahmu saat ini pucat sekali, katakan padaku dimana letak kotak obat yang berada di kamarmu?" tanya Kinan semakin panik melihat wajah Damian yang semakin pucat.
"Di atas lemari Kinan" ucap Damian pelan karena mulai merasa nyeri di bagian lehernya.
Kinan yang mendengar ucapan Damian langsung bergegas mengambil kotak obat tersebut. Ia tidak ingin membuang-buang waktu dan membuat pria gila dihadapannya ini meregang nyawa.
Dan bila itu semua terjadi maka ia pasti akan merasa sangat bersalah. Setelah berhasil mendapatkan kotak obat, dengan sangat cepat Kinan langsung mengambil kapas dan menyuruh Damian untuk melepaskan kaos yang tengah pria itu gunakan.
Setelah kaos tersebut terlepas dengan sangat pelan dan telaten Kinan mulai mengelap darah yang sudah mengering di badan pria itu. Mulai dari bagian leher, dada, bahkan perut sudah dialiri oleh darah pria itu.
Disaat wanita lain terpesona melihat tubuh topless Damian, Kinan malah bersikap biasa saja. Otot-otot perut dan dada Damian yang keras tidak mampu membuat keimanan Kinan goyah.
Disaat semua wanita berlomba-lomba untuk menyentuh bahkan berharap untuk bisa merasakan dada Damian yang keras Kinan malah terlihat biasa saja. Ia tidak peduli dengan tubuh pria yang tengah terbaring dihadapannya ini yang ia pedulikam hanyalah lukanya bukan hal yang lain.
Damian lagi-lagi merasa terpesona dengan apa yang Kinan lakukan pada dirinya dan juga tubuhnya. Ia sama sekali tidak bersikap aneh seperti wanita yang berada diluaran sana.
Disaat semua wanita berlomba-lomba untuk bisa melihat bahkan menyentuh tubuh topless
yang ia miliki, wanita yang berada dihadapannya ini malah menyia-nyiakan kesempatan dan malah menjalankan tugas yang ia miliki dengan sangat baik tanpa tergoda sedikitpun."Semuanya semakin menarik Kinan dan aku sepertinya enggan untuk melepaskan mu untuk selamanya" bunyi batin Damian menatap Kinan yang fokus kepada luka yang berada di lehernya itu.
"Apa kau bodoh Damian?" tanya Kinan tanpa rasa takut. "Bodoh dalam hal berpikir, bodoh dalam bertindak, dan bodoh dalam hal emosi!" sambung Kinan lagi sedangkan Damian hanya diam dan menerima semua yang Kinan katakan.
"Aku tidak tahu Kinan," balas Damian lirih.
"Ya, aku tahu itu. Dari sikapmu ini saja aku bisa menyimpulkan itu semua. Dan aku benar-benar gila karena kalukan anehmu itu Damian" seru Kinan tak habis pikir.
"Dan aku gila karenamu Kinan" balas Damian membuat tubuh Kinan tegang.
"Kau benar-benar gila Damian" ucap Kinan geram mendengar jawaban nyeleneh pria itu.
"Dan ini semua karenamu, Kinan Ayranisa. Damian gila karenamu, Damian aneh karenamu, dan Damian cinta kamu!"
Deg
Hay semua !!!
Damian update lagi nih.
Menurut kalian Damian sama Kinan itu bisa bersama atau tidak ???
Jangan lupa buat komen dan votenya juga ya 😍😍
See you next chapter guys 🤗🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Maniak Pelukan VS Cewek Gendut [ Tamat ] REVISI
Genç Kız EdebiyatıKinan Ayranisa, gadis bertubuh cukup tambun yang bermimpi menikahi seorang pria yang kaya raya dan juga tampan. Namun, mimpi yang dirinya miliki hanya sekedar mimpi yang tidak akan pernah dapat dirinya wujudkan. Dengan berbekal ijazah SMA yang dirin...