Kabur

11.9K 993 18
                                    


"DAMIANNNNNNNNMMNM" teriak salah seorang wanita paruh baya kepada Damian yang masih memeluk tubuh tambun Kinan dengan sangat erat.

Kinan yang mendengar teriakan seseorang langsung menolehkan kepalanya. Dan dapat ia lihat bahwa tidak jauh dari tempatnya berada terdapat seorang wanita paruh baya yang sangat cantik tengah berjalan mendekat ke arah dirinya. Butiran-butiran keringat mulai membasahi pelipis dari wanita cantik itu, namun tetap saja kadar kecantikan yang wanita itu miliki sama sekali tidak luntur malah terlihat semakin menawan.

Wanita yang baru saja berteriak itu adalah Anindya. Ibu dari Damian, pria yang memeluk Kinan dengan sangat erat, yang terlihat sangat cemas kerena terlalu mengkhawatirkan sang putra yang belum juga pulang padahal hari sudah larut malam.

Damian yang melihat kedatangan ibunya langsung saja merengek lucu. "Huwaaaaaaaa mamaaaa kepala Damian sakittttt,"rengek Damian kepada Anindya namun tetap saja belum melepaskan diri Kinan dari pelukannya.

Kinan yang mengetahui bahwa Anindya memberikannya tatapan tak suka langsung saja berusaha membujuk Damian untuk melepaskan pelukan pria itu di tubuhnya. "Tolong lepasin ya, gak enak kalau nanti mama kamu nanya," bujuk Kinan membuat Damian menatapnya kesal.

Damian menggeleng keras. "Enggak mau," tolak pria itu mentah-mentah membuat Kinan kesal setengah mati.

Anindya menajamkan matanya, menatap Damian dan perempuan asing itu saling bergantian. "Apa yang telah kamu lakukan kepada putra saya?" tanya Anindya dingin. Sambil menatap Kinan dengan raut wajah datar membuat Kinan dilanda rasa gugup, akibat tatapan Anindya yang sangat tajam kepadanya. Dan hal itu terlihat sangat menakutkan bagi Kinan.

"Maaf bu, sa--saya tidak melakukan apa-apa. Saat saya tiba anak ibu sudah seperti ini" balas Kinan sedikit gugup sambil memasang wajah setenang mungkin membuat wanita paruh baya itu menatapnya curiga karena tidak mempercayai ucapan Kinan barusan.

"Saya tidak percaya dengan kamu" sahut Anindya menatap Kinan sinis.

"Sayang, jelasin sama mama. Apa yang telah terjadi sama kamu, dan siapa wanita itu?" tanya Anindya sangat lembut kepada sang putra dan membelai kepala Damian dengan sayang, berbeda saat dia berbicata dengan Kinan tadi yang terdengar sangat dingin dan juga sinis.

Damian menatap Anindya berkaca-kaca. "Dami jatuh mama, hiks hiks sakit hiks" ujarnya kembali terisak membuat Anindya menatap Kinan tajam.

Kinan yang ditatap seperti itu berseru tidak senang. "Loh kok saya?" bunyi batin Kinan binggung melihat Anindya menatapnya tajam. Padahal bukan ia penyebab putranya mengalami luka itu.

Anindya yang sudah geram dengan penuturan sang anak langsung menatap Kinan berapi-api.

"Apa yang telah kamu lakukan kepada anak saya ha?" berang Anindya menarik tubuh Kinan dengan sangat kuat membuat Kinan meringis kesakitan sehingga pelukan Damian di tubuh Kinan langsung terlepas.

"Huwaaaaa mama hiks lepasin dia hiks. Damian masih mau meluk dia hiks hiks" ujar Damian menangis histeris melihat tubuh Kinan yang terlepas dari dekapannya.

Damian sangat menyukai bila ia memeluk tubuh tambun Kinan dengan sangat erat. Dia merasakan perasaan nyaman yang memenuhi relung hatinya yang sepi. Dan disaat ia memeluk tubuh Kinan tadi, tempat yang tadinya sepi seperti sudag terisi kembali dan hal itu sangat Damian sukai.

Anindya sama sekali tidak mendengar ucapan sang anak. Ia langsung saja menarik Damian berdiri dan berusaha membawa anaknya itu kembali ke rumah.

"Damian, ayo kita pulang. Kita harus segera pergi dari sini" perintah Anindya tegas membuat Damian menggelengkan kepala, menolak keputusan sang mama.

Maniak Pelukan VS Cewek Gendut [ Tamat ] REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang