pekerjaan gila

14.4K 1.1K 16
                                    

Tbc.

Vote dan Komentarnya jangan lupa !!

"Berhenti Kinan!!" teriak wanita paruh baya saat melihat Kinan menuruti anak tangga dengan tergesa-gesa.

Kinan yang merasa di panggil seseorang langsung memberhentikan jalannya. Lalu ia menolehkan kepalanya ke kanan dan dapat ia lihat bahwa yang telah memanggilnya itu adalah Anindya. Wanita yang telah meneriakinya bodoh saat pertama kali berjumpa.

"Tunggu Kinan!!" ulang wanita itu membuat Kinan menatapnya bertanya-tanya.

"Ada apa nyonya, kenapa anda menghentikan saya?" tanya Kinan sopan saat berbicara dengan Anindya. Dirinya menyadari bahwa wanita yang berada depannya ini bukanlah wanita dari kalangan biasa melainkan wanita yang berasal dari kalangan atas dan untuk itu ia harus bisa menjaga sikapnya agar nantinya ia tidak akan terkena masalah.

"Dan mengapa anda bisa mengetahui nama saya? Siapa anda, dan apa mau anda!" ucap Kinan tegas.

"Itu tidak penting Kinan," jawab Anindya acuh membuat Kinan menaikkan alisnya sebelah. Ia mungkin memang wanita miskin tapi bukan berarti dirinya dapat diperdaya dengan mudah.

"Jika pertanyaan saya saja tidak penting, lantas untuk apa saya mendengarkan anda. Saya tahu bahwa anda bukan berasal dari orang sembarangan. Namun, bukankah menurut anda saya pantas untuk diberikan sebuah jawaban."

"Baiklah kalau memang begitu, mari ikuti saya sekarang. Dan kamu pasti akan mendapatkan jawabannya" ucap Anindya menarik tangan Kinan secara kasar tanpa memperdulikan ringisan Kinan yang merasakan sakit pada pergelangan tangannya.

"Saya punya kaki nyonya, jadi biarkan saya berjalan," ucap Kinan memberontak dari cengkraman Anindya namun tetap saja hasilnya nihil. Tega Anindya lebih besar darinya meskipun ia lebih muda dari wanita paruh baya itu.

"Jika kamu mau selamat segera ikuti saya, atau kamu mau mati ditangan suami atau anak saya, ya silahkan saja. Saya tidak peduli" sahut Anindya santai yang langsung membuat tubuh Kinan menegang dan menatapnya dengan raut wajah tak percaya.

Setelah mendengar ucapan Anindya, Kinan yang tadinya memberontak mulai diam dan menuruti apa yang akan wanita itu katakan padanya. Ia tidak ingin mati sia-sia disini, dan bagaimana nasib keluarganya setelah ia mati nantinya. Pasti mereka akan sangat sedih dan juga kecewa.

"Baiklah nyonya, saya percayakan semuanya pada anda." ucap Kinan pasrah yang dibalas senyuman tipis milik Anindya.

"Memang sudah seharusnya begitu, kau wanita baik tidak akan mungkin aku biarkan dirimu celaka, sayang," batin Anindya menatap Kinan dengan pandangan lembut namun sayang Kinan tidak memyadari akan hal itu.

🐍🐍🐍🐍

"Aaaaaa, brengsek. Dimana wanita itu, aku mau diaaaaa hanya diaaaa" teriak pria itu kesetanan yang tak lain dan tak bukan adalah Damian.

Ia sama sekali tidak bisa menerima penolakan yang diberikan Kinan padanya. Hal itu membuat ia sangat frustasi sekaligus sakit hati.

"Dasar bodoh, dimana mata kalian ha. Kenapa wanita itu bisa lepas begitu saja. Katakan padaku dimana diaaaaa, aku.hanya.mau.dia" seru Damian penuh penekanan di akhir kalimatnya.

"Maaf tuan, tapi kami memang tidak berhasil menemukan dia dirumah ini. Dia seperti hilang ditengah bumi, tuan. Dan kami semua masih sedang berusaha mencari dimana keberadaannya" jawab sang anak buah dengan ketakutan kepada Damian, karena kemarahan yang Damian miliki sangat mengerikan dan sama sekali tidak dapat dikendalikan kecuali dengan sebuah obat penenang.

"Cari, cari, cari. Tapi mana hasilnya, aku mau dia bodoh, mau dia" teriak Damian murka sambil mencekik leher anak buah yang memberikan jawaban tadi.

Maniak Pelukan VS Cewek Gendut [ Tamat ] REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang