Happy Readings! ❤❤
Z
Z
Z
Z
Z
Z
Z
Z
Z
Z
Z
Z
Z
Z
Z
Z
Z
Z
Z
Z
Z
Z
Z
Z
Z
Z
Z
Z
Z
Z
Z
Z
Z
Z
Z
Z
Z"Kau?" Tunjuk Kinan terkejud mengetahui bahwa orang yang ia harapkan untuk menolongnya malah menodongkan senjata ke arahnya.
"Ibu, kau pasti mau menolongku kan. Itu benarkan, ibu Sarah?" Tanya Kinan dengan air mata yang berlinang menatap Sarah dengan pandangan penuh permohonan. "Aku yakin itu, ibu Sarah adalah orang yang sangat baik. Tidak mungkin ia mau menyakitiku. Ibu Sarah, Kinan mohon lepaskan Kinan. Kinan takut disini, Kinan mau pergi dari sini bu, mau pergi!"
"Hahaha, kau terlalu naif atau bodoh Kinan. Dia kesini bukan berniat untuk menolongmu tapi mau membunuhmu. Hahaha, dasar gadis bodoh, cuih!" Anindya meludah tepat disamping tubuh Kinan. Ia jijik sekarang benar-benar jijik.
Kinan menggelengkan kepalanya tidak percaya. Semua orang tega membohonginya, semua orang berpura-pura bersikap baik kepadanya. Apa kesalahan yang ia punya sehingga semua orang malah berniat untuk membunuhnya.
Kinan berharap, bahkan sangat berharap bahwa semua yang ia lihat dan dengar itu adalah sebuah kebohongan. Namun, melihat sorot mata dan perilaku yang mereka tunjukkan membuat Kinan menyadari satu hal bahwa semua itu memanglah kebenarannya.
Kinan menangis histeris, dirinya masih belum ingin mati. Dirinya menyesal karena telah membohongi ibu dan keluarganya dikampung. Seandainya saja ia tidak berniat pergi merantau sudah pasti hal seperti ini tidak akan pernah Kinan rasakan.
"Ibu, tolongin Kinan ibu, tolongin Kinan." Kinan membatin sambil meratapi nasibnya yang akan dibunuh dengan sangat tragis.
Anindya yang melihat Kinan mulai tampak ketakutan tentu saja merasa bahagia. Dia sangat menyukai raut ketakutan dari para korbannya terlebih lagi raut wajah milik Kinan, gadis yang teramat dirinya benci. Bukankah itu semua adalah hal yang sangat membahagiakan.
"Mengapa Kinan, apa kau mulai merasa takut sekarang?"
Kinan diam, tidak ada lagi yang ingin gadis itu katakan. Bibirnya lebih memilih untuk diam dari pada menjawab namun malah disuruh merasakan luka. Sungguh Kinan tidak kuat.
Emosi milik Anindya mulai terpancing atas sikap yang barusan Kinan tunjukkan. "Brengsek, apa kau tuli bodoh?" Tanya Anindya menggebu-gebu sambil menjambak rambut Kinan dengan sangat keras bahkan wajah Kinan saat ini mendongak ke atas karena tarikan Anindya yang cukup kuat.
Kinan tetap saja diam, meskipun tarikan pada rambutnya cukup kuat tetap saja gadis itu enggan menjawab. Dirinya telah memutuskan untuk mengunci mulutnya rapat-rapat. Percuma saja dia menjawab bila ujung-ujungnya dia harus kembali disiksa.
"Jawab Kinan, jawab pertanyaanku. Buka mulut kotormu itu bodoh, buka. Keluarkan suaramu, jangan diam ketika aku bertanya sialan."
"Apa gunanya bila aku berbicara nyonya? Tidak adakan. Lebih baik aku diam dari pada harus menjawab pertanyaanmu itu. Bukankah kau akan menyiksaku meskipun aku sudah memohon ampunan padamu" Kinan berkata dengan sangat sinis membuat emosi Anindya mendidih seketika setelah mendengar penuturan gadis tersebut.
Plak
Plak
Plak
Anindya menampar Kinan sebanyak 3 kali. Bahkan sudut bibir Kinan sudah mengeluarkan darah akibat tamparan Anindya yang sangat keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maniak Pelukan VS Cewek Gendut [ Tamat ] REVISI
ChickLitKinan Ayranisa, gadis bertubuh cukup tambun yang bermimpi menikahi seorang pria yang kaya raya dan juga tampan. Namun, mimpi yang dirinya miliki hanya sekedar mimpi yang tidak akan pernah dapat dirinya wujudkan. Dengan berbekal ijazah SMA yang dirin...