Tbc.
Vote dan Komentarnya jangan lupa !!
Double up kalau bilang next wkwkw.
"Damian, kamu sudah makan?" tanya Kinan penasaran dan berjalan mendekati pria itu yang kelihatan kesal kepadanya.
"Belum" jawab Damian cuek.
"Kenapa belum makan?" tanya Kinan lagi.
"Kamu nyebelin, katanya sebentar tapi lama. Aku marah!" serunya ketus membuat Kinan menghembuskan nafasnya gusar.
"Bagaimana bisa mandi lima belas menit itu lama. Bukankah itu adalah mandi tercepat bagi seorang wanita. Sungguh aku tak habis pikir dengan ulah pria tampan di hadapanku ini" sahut Kinan kesal. "Yaudah, sekarang kamu mau apa?" tanya Kinan lembut.
"Aku mau pelukk kamu!" jawab Damian bahagia dan langsung membawa tubuh gempal Kinan ke dalam pelukannya yang hangat dan juga sangat nyaman.
Kinan yang melihat tingkah Damian yang kembali memeluk tubuhnya hanya bisa pasrah dan juga berlapang dada. Ini semua merupakan tugas yang telah dirinya emban dan hal ini sama sekali tidak bisa ia tolak maupun larang.
"Damian, lepasin ya. Sekarang kita harus makan biar kamu punya tenaga dan selalu kuat" pinta Kinan lembut.
"Kinan kok gitu, tadi katanya habis mandi boleh aku peluk. Kok sekarang malah disuruh lepas" sungutnya kesal.
"Damian lapar atau enggak?" tanya Kinan lembut dan berusaha menghilangkan kejengkelannya kepada pria dihadapannya ini.
"Lapar!" balasnya masih sambil memeluk tubuh Kinan.
"Yaudah kita makan dulu ya, habis makan baru boleh peluk lagi."
"Nanti kamu bohong" balas Damian takut.
"Aku janji Damian, kan sekarang kamu udah meluk aku. Yaudah, ayo kita makan sekarang, nanti kalau kamu sakit kayak mana" pungkas Kinan menatap Damian tersenyum manis khas andalannya.
Damian yang melihat senyuman manis milik Kinan akhirnya luluh. Membuat Kinan merasa bahagia, dan membawa pria itu bergegas pergi menuju ke arah meja makan yang terdapat di rumah tersebut. Namun, dirinya tak kunjung juga menemukan dimana letak meja makan tersebut.
"Damian, meja makannya dimana?" tanya Kinan bingung karena dirinya tidak kunjung menemukan letak meja makan yang berada di rumah itu.
"Lurus aja nanti juga ketemu kok, tapi nanti Kinan suapin ya. Tangan Mian pegal kalau harus makan sendiri" pintanya manis membuat Kinan menganggukkan kepalanya setuju.
"Percuma saja menolak, toh dia juga gak akan nurut" gumam Kinan pelan yang tidak di dengar oleh pria itu.
"Kinan, Mian mau nanya. Boleh kan? tanya lembut setelah berhasil sampai di meja makan.
"Boleh, tapi Kinan masak dulu ya. Soalnya disini gak ada makanan. Mian bisa nunggu sebentar kan?" pinta Kinan lembut.
"Bisa, tapi Mian temani ya. Takut Kinan nanti kabur, Mian jadi sendiri" ucapnya sedih.
"Iya, tapi kamu cuman duduk aja ya. Jangan dekat dekat nanti kamu luka," jawab Kinan yang dibalas anggukan pria itu.
Setelah mengatakan itu semua tanpa membuang-buang waktu Kinan mulai melancarkan aksinya. Ia mulai mengeluarkan bahan-bahan yang ia perlukan untuk memasak makanan.
Dengan sangat cepat dan tepat semua bahan-bahan yang akan ia gunakan sudah ia bersihkan. Mulai dari ikan yang sudah ia cuci bersih dan juga ayam yang sudah ia potong-potong kecil, dan tak lupa pula sayur-sayuran segar seperti kentang, wortel, dan buncis yang sudah ia iris tipis-tipis.
Setelah selesai mengiris bahan-bahan, Kinan mulai mengambil alat penggorengan, dan kemudian ia menuangkan minyak goreng tersebut untuk menggoreng ikan agar terlihat lebih kering dan juga sangat garing.
Tak lupa pula dirinya sudah membaluri ikan tersebut dengan garam, dan juga bumbu-bumbu dapur lainnya agar ikan tersebut tidak berbau amis dan juga memiliki rasa yang sangat enak.
Setelah selesai menggoreng ikan, Kinan mulai mengambil panci khusus yang biasanya digunakan untuk memasak soup. Ia mulai menumis bumbu-bumbu tersebut hingga harum, dan kemudian ia memasukkan bumbu-bumbu tersebut ke dalam panci yang di dalamnya terdapat air yang sudah mendidih.
Setelah selesai memasukkan bumbu-bumbu, Kinan mulai memasukkan potongan ayam yang sudah ia potong kecil-kecil dan goreng separo matang tadi ke dalam panci tersebut.
Tak berselang lama, kentang, buncis, dan wortel yang sudah ia iris tadi sudah mulai ia masukkan ke dalam panci tersebut.
Setelah memasukkan semua bahan-bahan tadi, dan sedikit menambah bumbu penyedap, Kinan mulai menutup panci tersebut dan mendiamkannya selama lima belas hingga dua puluh menit mendatang agar bahan-bahan tadi matang dengan sempurna.
Lima belas menit berlalu, daun bawang yang sudah ia iris tadi mulai ia masukkan ke dalam panci tersebut agar rasanya semakin enak dan juga sangat sedap.
Dan tak lupa pula ia juga sedikit mencicipi kuah soup tadi untuk menilai apakah soup yang ia masak memiliki kekurangan atau tidak. Setelah dirasa semuanya pas, ia mulai mematik panci soup tersebut dan mendingingkannya agar saat disantap tidak terlalu panas.
Setelah memasak soup selesai, Kinan mulai beralih ke makanan lainnya. Ia ingin membuat ikan yang tadinya ia goreng kering memiliki campuran yang tak kalah nikmat. Kali ini ia akan membuat sambal terasi yang cukup pedas dan mampu menandingi rasa ikan yang sudah ia goreng tadi.
Setelah menunggu cukup lama, masakan yang Kinan buatpun sudah siap dan dapat dihidangkan di meja makan. Dengan sangat senang Kinan berjalan menghampiri Damian yang lagi-lagi terlihat sangat jengkel kepadanya. Membuat Kinan berpikir sangat keras mengenai apalagi salahnya kali ini hingga pria dihadapannya ini kembali kesal kepada dirinya.
"Damian!" sapa Kinan lembut namun tak membuat pria itu menolehkan wajahnya kepadanya, bahkan ia malah membuang wajahnya kesamping.
Kinan yang melihat respon tak baik dari pria itu lagi-lagi masih mencoba sabar dengan tingkah tidak masuk akal pria tampan dihadapannya kini.
"Kamu mau peluk?" tanya Kinan mencoba memancing Damian agar mau menoleh ke arah dirinya. Namun, tetap saja hal itu tidak ia gubris.
"Yaudah kalau gitu, aku pergi aja ya. Aku udah capek loh masak buat kamu, tapi kamu gak menghargai usaha yang aku buat," ucap Kinan pura-pura sedih dan mencoba beranjak dari sana.
Damian yang melihat Kinan akan segera pergi meninggalkannya dengan sangat cepat langsung memeluk tubuh tambun itu. Dirinya mendusel-dusel manja di dada Kinan, membuat Kinan bernafas lega karena pria itu mau menuruti apa yang ia ucapkan.
Meskipun ia merasa sangat lega tetap saja perasaan kesal yang ada dihatinya tidak dapat ia hilangkan. Karena dengan tidak tahu malunya pria dihadapannya ini malah mengeratkan pelukannya, membuat tubuh gempal Kinan terasa sangat sesak dan juga geli disaat yang bersamaan.
Kesal karena pelukan pria ini terlalu kuat memeluknya, dan geli karena pria ini tidak berhenti untuk mendusel-duselkan wajahnya di depan dadanya.
"Damian lapar kan? Ayo kita makan dulu, pelukannya di lepas dulu ya," rayu Kinan dengan sangat lembut agar Damian mau melepaskan pelukan mereka.
"Gak mau, Mian masih kesal. Peluk lagi" tolaknya tidak mau.
"Yaudah kalau gitu, Damian lapar kan? Kita makan dulu ya?" bujuk Kinan yang membuat pria itu menganggukkan kepalanya di dalam dada Kinan.
"Modus!" ucap batin Kinan kesal melihat tingkah pria dihadapannya ini yang tidak mau melepaskan tubuhnya walau sedetikpun.
1088 kata,
Komentarnya jangan lupa ya !!
KAMU SEDANG MEMBACA
Maniak Pelukan VS Cewek Gendut [ Tamat ] REVISI
Chick-LitKinan Ayranisa, gadis bertubuh cukup tambun yang bermimpi menikahi seorang pria yang kaya raya dan juga tampan. Namun, mimpi yang dirinya miliki hanya sekedar mimpi yang tidak akan pernah dapat dirinya wujudkan. Dengan berbekal ijazah SMA yang dirin...