11: When she was born-1

343 31 1
                                    

"Eomma," Karina duduk dihadapan meja bar dengan mata membulat seakan membutuhkan perhatian ibunya. "ada apa? Kenapa kamu bersikap seperti itu? kamu butuh sesuatu?"

Karina mengerutkan senyumnya, "Eomma tidak melupakan bulan ini kan?"

"emangnya ada apa dengan bulan ini?" Soobin meletakkan gelas kosong ke tempat cuci piring. "hari ulang tahunku, sebentar lagi! masa kalian lupa.. "

Soobin dan Joohyun saling tatap lalu tertawa kecil, membuat Karina merasa terkucilkan. "serius, kalian ini..."

"jangan marah sayang, ibu ingat kok hari ulang tahunmu, masa ibu lupa hari penting dalam hidup ibu" Joohyun menatap Soobin, "Soobin juga, ibu tidak lupa kok."

"tapi Soobin penasaran satu hal, Eomma. Kenapa pin rumah kita memakai hari ulang tahun kakak?"

"kenapa? Ingin ibu ganti jadi hari ulang tahunmu?" Soobin menggeleng, "maksudku... kenapa bukan hari ulang tahun ibu dan ayah atau hari ulang tahun ibu? normalnya seperti itu kan atau cuma pemikiranku?"

CKLEK!

Tepat saat itu pintu dibuka. Seokjin masuk dengan membawa koper miliknya. "aku pu- kalian berkumpul disini?" ketiga orang itu menatap Seokjin seperti seorang yang asing. "ada apa? Kalian membicarakan sesuatu? Ah, kalian pasti membicarakan betapa kalian merindukan aku kan?"

"kepedean sekali. Padahal kami lagi bahas tentang password rumah."

"ada apa dengan password rumah? Ganti? Tapi aku bisa masuk?" Seokjin tidak mengerti. "ibu bilang ayah yang tahu arti password rumah kita. Emangnya selain itu adalah hari lahir kakak, artinya apa lagi? lebih berharga dari tanggal pernikahan?"

Seokjin menatap Joohyun sambil menghela nafas, "itu... janji ayah pada ibu."

"janji? Janji apa?" Soobin jadi antusias.

✤The Kim✤

Untuk menjelaskan janji seperti apa yang Seokjin buat, kejadiannya kembali ke masa 16 tahun yang lalu disuatu pagi yang cerah. Joohyun terlihat tidak bersemangat akhir-akhir ini dan wajahnya tampak pucat. "sayang, kamu sakit? Kenapa kamu pucat sekali?"

"tidak, aku tidak pa-pa. Aku hanya sedang malas makan. Sepertinya aku sedang mengalami gangguan pencernaan" ia menatapi sayur yang ada dihadapannya dengan tatapan kosong. "apa kamu demam? Mau kutemani ke dokter?"

"tidak, tidak. Aku baik-baik saja."

"bagaimana kamu bisa bilang seperti itu, kamu tidak baik-baik saja tuh. Aku jadi khawatir kalau kamu kenapa-napa. Pokoknya hari ini kita harus ke dokter ya. Aku akan menelepon kantor sebentar." Joohyun menghentikan lengan Seokjin yang hendak menelepon, "jangan seperti itu. aku beneran baik-baik saja. aku akan pergi ke dokter kalau kamu mau, tapi jangan repot-repot menemaniku."

"bagaimana kamu seperti ini? tidak bisa, aku harus menemanimu."

"sungguh, Seokjin-ah. aku bisa pergi sendiri. Jangan membolos kerja hanya untuk menemaniku."

"baiklah, tapi kamu harus meneleponku apapun yang terjadi, setelah kamu sampai di rumah sakit, dan setelah diperiksa. Aku ingin jadi orang pertama yang mendengar keadaanmu."

"Iya." Sungguh, Joohyun rasa suaminya ini lebih bawel darinya. "jangan berbohong padaku!"

"Iya!"

"Jangan berpura-pura baik-baik saja, atau aku akan marah padamu."

"Iya, pergilah!" Seokjin berjalan menuju mobilnya sambil menatap lambaian tangan Joohyun dari ambang pintu. "Joohyun-ah"

"hm?" "saranghae!" mata Joohyun membulat, ia sedikit malu karena aksi Seokjin itu dilihat oleh petugas keamanan.

✤THE KIM FAMILY✤ Jinrene  ✔✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang