10: Dinnermate

275 30 16
                                    

Soobin melihat Minjeong duduk di tribun sekolah sambil melihat ke udara. "sedang apa? Hari ini tidak latihan lagi?"

"Oh... aku tidak sedang melakukan apa-apa." Minjeong menatap bola kristal yang dipancarkan di udara. Ia seperti sedang mencari sesuatu dari bola bening itu. tapi pada akhirnya dia menyerah, "kamu.. tidak pulang?"

"aku menunggu temanku, sedang piket."

Minjeong menghela nafas, ia dilanda rasa bosan karena menunggu supirnya. "hei, lepaskan ranselmu. Ayo main bola denganku!" Minjeong mengambil sebuah bola tangan dari keranjang yang ada di pojokan. Bola itu bekas pelajaran terakhir yang belum dibersihkan.

Ia melayangkan bola itu mengenai Soobin, "auw... " ia mengelus bahunya yang sakit.

"masa segitu saja sakit sih! Lemparkan padaku yang kuat!" Soobin melemparkan bola tangan itu tepat mengenai punggung Minjeong. Anak itu benar-benar melempar dengan kuat seperti yang diperintahkannya. Agaknya Minjeong menyesal, tapi dia tidak bisa memberikan wajah kesakitan.

Minjeong menyisipkan rambutnya ke samping, ia mencoba untuk membalikkan tubuhnya namun agak perih. "kamu baik-baik saja?"

"jangan bergerak!" dua orang pria dewasa tiba-tiba menodongkan pistol kepada Soobin, tampang mereka begitu sangar, tinggi dan berotot. "nona, Anda tidak pa-pa?"

"Ya." Minjeong menegakkan tubuhnya. "hentikan, dia tidak salah apa-apa. Kita pulang saja, aku sudah bosan."

Soobin hanya bisa melihat Minjeong menaiki mobil dari kejauhan bersama dua orang pria dan seorang supirnya. "apa itu pistol beneran?"

✤The Kim✤

"sini," Yeonjun mengambil tumpukan tugas di tangan Karina dan ikut membawanya ke kantor.

"padahal aku bisa sendiri."

"hari ini aku piket." Ketika mereka sampai di ruang guru, mereka disambut dengan tatapan aneh yang misterius dari semua orang terutama pada Yeonjun. Pasalnya anak yang satu ini tipe yang tidak bertanggung jawab bahkan dengan tugasnya. Tapi sekarang dia membantu seseorang mengumpulkan tugas itu sebuah kemajuan yang luar biasa. Itu semua berkat Karina. Tidak salah anak-anak menjulukinya dewi sekolah.

"apa aku korban perisakanmu?" tanya Karina saat mereka kembali ke kelas.

"tidak. Aku mau jadi temanmu." Yeonjun mengulurkan tangannya, namun Karina hanya melaluinya tanpa menjabat sedikitpun. "kenapa? Kamu tidak mau berteman denganku?"

"aku tidak mau punya masalah denganmu."

"aku tidak akan membuat masalah. Maksudku, aku akan mencoba." Yeonjun menyusulnya.

"tidak. Jawabanku tetap tidak." Karina mengambil tas ranselnya. "aku mo-"

Karina menatapnya tajam, "aku bukan mainanmu. Aku tahu kamu sedang mencobaku, hentikan sebelum aku membunuhmu!"

Yeonjun kembali terdiam mendengar ucapan Karina. Dia memang sedang taruhan dengan teman segengnya tentang siapa yang bisa mendekati dewi sekolah duluan. Hadiah yang dijanjikan cukup besar dan Yeonjun tidak mau kehilangan kesempatan ini.

Ketika Karina pulang ke rumah, seorang pria berdiri didepan pintu rumahnya. "Anda siapa?"

"Ah, perkenalkan. Saya Kim Jong-in. Saya pengajar baru yang disewa oleh nyonya Kim. Saya sudah menekan bel tapi tidak ada jawaban."

Karina melihat perawakannya dari ujung kepala hingga kaki. Dia seperti masih berstatus mahasiswa dengan kacamata tebal, kemeja beige dan tas ransel yang dikenakannya. "masuklah.."

✤THE KIM FAMILY✤ Jinrene  ✔✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang