17: The villains

214 24 12
                                    

Taehyung bersalaman dengan Seokjin. "senang berbisnis dengan Anda." Ia bersalaman dengan seorang lelaki paruh baya. "senang bisa mengenal Anda."

Jisoo menyerahkan sekoper uang kepada lelaki paruh baya itu. "aku sangat senang banyak investor muda membantuku. Ah, aku dengar, Kim Seokjin-ssi memiliki putra dan putri yang masih remaja, terlebih katanya mereka punya nilai akademis yang bagus. Bagaimana bisa Seokjin-ssi membesarkan anak yang membanggakan, bukankah begitu Taehyung-ssi?"

"entahlah, aku belum pernah punya anak, jadi tidak tahu. Aku yakin itu berkat pendidikan ibunya kan? mereka bilang pendidikan tertinggi selalu berasal dari ibu."

"hahaha... benar juga. Apakah Seokjin-ssi akan memasukkannya ke dalam SMA internasional Seoul seperti Anda. Aku tidak sengaja menemukan ini saat membereskan arsip tahunan." Lelaki itu membuka sebuah buku tahunan yang sudah usang. Disana terdapat sebuah foto yang familier. 'Kim Seokjin, kelas 3-B' dan 'Kim Taehyung, kelas 1-A'

"aku baru tahu kalau kalian pernah menjadi alumni sekolah ini."

Taehyung menatap Seokjin yang mematung. Ia sudah menduga reaksinya akan seperti ini. "terlebih lagi kalian pernah berfoto bersama saat perjalanan wisata sekolah. Apa kalian ingat?"

Jemari Seokjin gemetar. "entahlah, aku tidak tahu kalau aku pernah berfoto dengan Taehyung-ssi. Apa Anda ingat?"

"aku juga tidak terlalu ingat. Itu sudah dua puluh tahun lalu. Bagaimana aku bisa ingat dengan siapa aku berfoto"

Kilasan memori kembali menghadapnya. Kehidupan SMA-nya yang kelam dan penuh darah. satu-satunya memori yang ingin Seokjin hapus dari hidupnya.

"ah, aku ingat. Bukankah tahun itu tahun yang dibicarakan orang-orang. rumor polisi yang bunuh diri di sekolah? Beritanya sangat cepat beredar tapi sepertinya sekolah menanganinya dengan baik."

"Ekhmm... aku tidak mengerti apa yang Anda maksud aku belum menjadi pengajar disini jadi tidak tahu."

"benarkah? aku rasa Seokjin-ssi ingat. Kejadiannya di gedung kelas 3"

Seokjin meneguk birnya, "entahlah. aku fokus belajar jadi tidak tahu apapun."

✤The Kim✤

Jisoo meraih lengan Seokjin sesampainya di kantor, namun Seokjin menepisnya. "apa kamu sudah memastikan progres proyek baru kita?"

"Ya, itu berjalan sesuai rencana."

"tapi kamu masih belum bisa mengetahui pemilik akun itu?"

"maaf, itu- aku sudah mencoba mencarinya tapi semua alamatnya dipalsukan. Tidak ada satu bekaspun yang tertinggal."

"pergilah, aku ingin sendiri. Pastikan bisnis dengan Taehyung-ssi tidak terhambat sedikitpun."

Jisoo menatap jemari Seokjin yang gemetar seolah tengah memendam amarahnya. Ponselnya mendadak berdering ketika ia keluar dari ruangan Seokjin.

Jisoo melihat seorang wanita datang menghampirinya. "aku minta maaf karena telah mengganggu waktu kerja sekretaris Kim."

"tidak sama sekali, nyonya."

"kantor bagaimana? Apa ada kesulitan belakangan ini?"

"tidak ada hal khusus. Semuanya seperti biasa."

"bagaimana dengan suamiku?"

Jisoo menatap manik Joohyun. "itu-"

"sebenarnya aku punya permintaan untukmu. Belakangan ini suamiku selalu pulang terlambat ke rumah. Terkadang dia menerima telepon, aku rasa itu adalah perempuan. Tapi dia selalu bilang itu adalah rekan bisnisnya."

✤THE KIM FAMILY✤ Jinrene  ✔✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang