19 : History Of Villainess

197 24 6
                                    

22 tahun yang lalu...

"Joohyunie- ini tomat untukmu." Joohyun menerima seplastik tomat dari bibi toko sayur. "terimakasih banyak bibi, akan kuberikan pada Eomma dia pasti senang."

Joohyun tersenyum bahagia, dengan langkah besar ia berjalan menuju rumahnya. Namun senyumannya itu tidak bertahan lama ketika ia melihat sebuah api besar melahap rumahnya. Pemadam kebakaran telah datang untuk memadamkan, namun api terlalu besar. "Eomma!!!"

"siswa Bae- Joohyun" panggil seorang pria. Pandangan Joohyun menjadi rabun dan hampa. "aku tahu ini berat untukmu, tapi kamu harus semangat."

"ajusshi, aku harus kemana? Bagaimana dengan ayah? Ayah-" Joohyun tidak mengerti semua informasi yang didapatnya. Kata polisi yang menangani kasusnya, orang tuanya bertengkar dan ayahnya yang membunuh ibu dan membakar rumahnya lalu menghilang.

"ini pasti ada kesalahan, ayah tidak mungkin menyakiti ibu. paman, tolong selidiki lagi! aku mohon!"

Joohyun ditempatkan di sebuah kamar kontrakan kecil sebagai tunjangan pemerintah. rumahnya hangus terbakar dan hanya tersisa puing-puing. Ia juga mendapat perlindungan polisi 24 jam untuk mencegah perbuatan jahat ayahnya.

Tapi perlindungan itu tidak bisa mengamankan pikirannya. Semakin ia menangis semakin dirinya menjadi gila dan tak punya arah tujuan hidup. Apakah semuanya akan lebih baik bila ia menyusul ibunya?

"ayahmu sudah ditemukan di sungai Namgu." Polisi memberikan dua foto pengangkatan sebuah mobil sedan hitam dari sungai. "sepertinya dia mengemudi diatas batas dan mengalami kecelakaan. Kasusnya akan ditutup dan pemakaman ayahmu akan dilakukan segera mungkin."

Kini bahkan ayahnya ikut meninggalkannya. dia benar-benar hidup sebagai yatim piatu.

"kamu tahu dia?" "Ah, Bae Joohyun, bukankah dia orang itu? yang ayahnya membunuh ibunya sendiri"

"Hahaha... dia jadi anak penjahat sekaligus korbannya. Menurut kalian dia akan seperti apa?"

"aku yakin dia akan menjadi seperti ayahnya. Seorang pembunuh!"

Joohyun menutup telinganya setiap kali mendapati teman-teman sekolahnya membicarakannya. Hari demi hari perlakuan mereka semakin menjadi-jadi. Mejanya dicoret-coret, ia disiram air, lokernya diisi sampah, baju olahraganya digunting. Sesekali dia dikunci di toilet dan tidak bisa keluar sampai petugas kebersihan datang untuk membersihkan di sore hari.

Ia tidak pernah tahu kehancuran keluarganya akan menjadi kehancuran hidupnya.

Joohyun menatap refleksi dirinya dari dalam air lalu menatap langit malam kota Seoul yang gelap. Alih-alih bintang yang mengisi semesta, justru cahaya bangunan pencakar langit yang mengisi matanya.

Ia berkaca-kaca, melepaskan kedua sepatunya dan naik keatas pinggiran besi. "maafkan aku,"

BYURR!!!!

'nafasku tercekat, tubuhku bergerak sendiri, jantungku berdebar sangat cepat. Ini semua pasti karena aku bukan pemilik tubuh ini kan?'

Joohyun membuka matanya. ia ingin mengabadikan momen terakhir hidupnya. 'wah, sekarang aku bisa melihat bintang di langit. Cantiknya...' perlahan matanya kembali menutup, tubuhnya sudah lemas dan tak ada perlawanan. Yang tersisa hanya jantungnya yang sebentar lagi akan berhenti.

GREB!!

Sebuah gaya berusaha membawanya ke atas, membuat tidur Joohyun terganggu. Ia mencoba melepaskan dirinya dari sosok itu dan menggelengkan kepalanya. Namun tenaganya yang lemah bisa apa.

"UHK.. UHK.."

"hah! Apa kamu sudah gila?" mata Joohyun berkaca-kaca, "hikss.. hiks..."

"hei.." ia kebingungan ketika melihat Joohyun menangis. Ia baru pertama kali melihat perempuan menangis dan tidak tahu harus bagaimana. "baiklah, aku tidak akan berteriak padamu. Maafkan aku ya, jangan menangis tolong!"

✤THE KIM FAMILY✤ Jinrene  ✔✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang