4: Arcade

445 47 4
                                    

Hari ini jadwal Joohyun sangat padat. Dari pagi dia harus menyelesaikan pekerjaan rumah, berbelanja kebutuhan dan pada akhirnya memulai kelas menembaknya. Selama satu minggu ini dia mengalami banyak kemajuan. "kita bertemu lagi?"

Joohyun melihat Taehyung yang lengkap dengan perlengkapan latihannya. Ia bahkan menggunakan rompi anti peluru dan sepatu boot yang kotor. "apa kamu mau latihan?"

"Ya. Kamu sendiri?"

"habis latihan. Aku pakai track itu." Taehyung menunjuk sebuah sisi lapangan berisi pepohonan dan benteng terbuat dari drum dan tumpukan karung. Tubuhnya berkeringat banyak hingga rambutnya basah. "tertarik?"

"pasti melelahkan."

"memang yang mendekati nyata itu yang paling melelahkan. Tapi tingkat kesenangannya lebih tinggi." Joohyun menaikkan alisnya, agaknya tertarik. "benarkah? Tapi dengan siapa kamu bermain?"

Taehyung hanya tersenyum kecil, "seseorang. Bagaimana? Mau bermain disana? Aku bisa jadi kelincinya kalau kamu mau."

Atas sugestinya, Joohyun memilih track arcade hari ini. dia bersiap memakai kacamata dan penutup telinganya lalu meraih senapannya. "dimulai!"

Taehyung berlari secepat mungkin menghindari tembakan Joohyun. Ia bersembunyi diantara tumpukan karung. Senyumnya mengembang, jantungnya berdetak lebih kencang, ia mencapai euphoria tertinggi saat tembakan Joohyun tidak mengenainya.

Untuk seorang pemula, Taehyung harus mengakui Joohyun cukup baik. Dia punya intuisi dan momen kapan harus menembak. Tapi sepertinya wanita itu mengalami kesulitan dalam stamina. Sedari tadi Taehyung melihat tembakan hanya berasal dari satu sisi.

Taehyung melihat medan sekelilingnya. Dengan timing yang tepat ia menyerang Joohyun dan membuatnya kehilangan senjatanya. "freeze!"

Joohyun mengatur nafasnya karena masih terkejut dengan serangan Taehyung yang tiba-tiba. Lelaki itu membantunya berdiri dengan senyuman lebar. "bagaimana?"

Joohyun menaikkan sudut bibirnya. Senyumnya begitu khas tanda bahwa dia menikmati diam-diam. "tidak buruk."

"benarkan. Kamu harus mencoba untuk berlari, kalau diam saja tidak terlalu menyenangkan. Kamu tahu kan sensasi dalam bahaya? Jantungmu akan meledak dan kamu harus tetap tenang"

Joohyun mendengarkan penjelasan Taehyung dengan cermat. Ia bisa merasakan adrenalin memenuhi jiwanya hanya dengan mendengarkannya. Rasanya seperti kembali ke masa lalu, ketika dia muda walaupun saat ini usianya tidak terlalu tua.

"poin pentingnya kamu harus punya stamina yang kuat. Oke?"

Joohyun mengangguk. Dia melihat jam tangan yang menunjukkan pukul setengah enam sore. "tidak, ternyata sudah jam segini. Taehyung-ssi, maaf aku harus pulang dulu. Sampai jumpa lagi ya!"

Taehyung mengangguk, melihat Joohyun menghilang dari kejauhan. Ia melepas rompi hitamnya, menampilkan banyak cairan merah kental yang mengering. Ia bersyukur Joohyun tidak menyadari apapun, "tuan?"

"jaga tamuku dengan baik."

✤The Kim✤

Karina duduk di kursi kantin sekolah. Selama satu minggu ia sekolah disini, namanya telah tersebar sebagai dewi sekolah yang terkenal karena visualnya. Selain itu dia juga berbakat dalam segala hal, dari olahraga hingga pelajaran.

Mendadak semua orang ingin mendekat dan berteman dengannya, namun Karina akan mengusir siapapun yang dekat dengannya. Dia seperti tidak tertarik membuat teman seperti yang diperintahkan ibunya.

Yeonjun duduk dihadapannya dengan makan siangnya yang masih penuh. "siapa yang mengijinkanmu duduk disana?"

"kursi ini kosong. Apa aku harus minta izin dulu denganmu? Ini milikku."

Karina mengabaikan Yeonjun sebisa mungkin. Saat itu Yeonjun akan mencuri kimchi atau bulgogi di nampannya. Dengan tatapan sinis, Karina memberikan isi nampannya ke nampan Yeonjun dan mengaduknya jadi satu.

"makanlah."

Yeonjun terbatuk, "aku tidak bisa makan sebanyak ini."

"tampaknya kamu tidak makan berhari-hari sampai mencuri milik orang lain. Apa kamu yakin bos disekolah ini? tampangmu kayak pengemis."

Karina beranjak dari tempat duduknya dengan membawa nampan kosongnya. "bibi, aku sudah selesai."

*****

Soobin menyeruput jus mangga yang baru dipesannya. "hei, invite aku!"

Ryujin mengangguk, "sudah, mulai." Mereka memfokuskan diri pada permainan di internet cafe. Soobin sangat senang bermain game, terutama game yang dikeluarkan dari perusahaan ayahnya. Rasanya begitu menyenangkan dan tingkat kesulitannya sangat tinggi. Tapi Soobin selalu dapat menaikan levelnya dengan mudah.

"you win" "you lose!"

"Aish... aku kalah." Ryujin menatap layar dengan kesal. Ia menegakkan tubuhnya sambil menautkan jemarinya. Permainan belum berakhir walau pertandingannya sudah selesai. "tolong.. peringkatku..."

Layar berganti, menampilkan peringkat dunia saat ini. peringkat pertama diduduki oleh ID Winter, disusul dengan peringkat kedua Archer Bin. Peringkat Ryujin saat ini di angka 11 dengan nama ID Dragon R. "Akh, padahal sedikit lagi! kamu peringkat berapa?"

"dua." Ryujin tertawa kecil, "yang benar saja, kamu pasti bercanda!"

Ia terdiam saat melihat layar Soobin menampilkan skor yang berbeda dengan miliknya, "ayo pulang! Aku akan minta ayahku untuk tidak mengeluarkan produk semacam ini lagi!"

Ryujin mengambil ranselnya dan keluar dari cafe internet. Soobin berjalan mengekornya, "kamu sangat pandai sekali main game. Seorang cheat ya?"

"enggak. Aku pemain biasa. Aku memang suka game dari kecil karena selalu diajari ayahku."

Ryujin manggut, "sepertinya ayahmu sangat luang sampai punya waktu mengajarimu. Ayahku sangat sibuk sampai selalu pulang larut malam. Makanya aku main game buat menunggunya"

"tapi siapa yang be ID winter? Skornya tinggi sekali"

"entahlah. Ah, mau cari tahu kah?"

"memangnya bisa?"

"ayahku punya informasi semua user."

"terus kalau sudah ketemu mau ngapain?" Ryujin jadi berpikir, "lah, aku juga tidak tahu mau ngapain."

✤The Kim✤

"Yah, Soobin mau tanya sesuatu pada ayah."

Seokjin mendongakkan kepalanya. "iya, tanya apa?"

"dulu pas ayah masih muda, gimana ayah bisa suka sama ibu?"

Karina menegakkan tubuhnya, antusias dengan topik pembicaraan didepan televisi antar lelaki di keluarga itu. "hmm... ayah tidak ingat. Itu udah lama sekali. 15 tahun yang lalu?"

"masa ayah tidak ingat!" Karina kesal. "kenapa? Ingin ayah ceritakan bagaimana kisah ayah jatuh cinta dengan ibu kalian?" kedua anak Seokjin mengangguk. "kemarilah, akan ayah ceritakan kepada kalian."

Soobin dan Karina duduk di sisi Seokjin. "dulu itu... "

✤The Kim✤


lanjutt? jangan lupa voment yaa

✤THE KIM FAMILY✤ Jinrene  ✔✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang