“Menutup aurat adalah keharusan dan kewajiban, bukannya sunah yang baru menunggu siap.”
~~~~~ Tentang Nadhira ~~~~~
Sepulang sekolah seperti biasa Nadhira mulai membersihkan rumah mulai dari menyapu lantai, mengepel, menyapu halaman, juga membersihkan debu. Baru saja Nadhira selesai mengepel, Nadya sudah pulang dengan sepatunya yang becek membuat lantai menjadi kotor.“Nadya! Kenapa kau membuat lantai jadi kotor?” tanya Nadhira.
Nadya mendengkus kesal, ia memicingkan matanya pada Nadhira. “Suka-suka gue lah!”
Nadhira mengepalkan tangannya, sungguh adiknya selalu melawannya padahal dia lebih tua dari adiknya.
“Bisa tidak sekali-kali kau menghormatiku, Nadya? Aku ini Kakakmu!”
Nadya memutar bola matanya dengan malas. “Hormat? Sama lo? Ogah!”
“Lepas sepatumu sekarang! Nanti kau pel sendiri lantainya! Kau yang berbuat dan kau yang harus bertanggung jawab, Nadya!” perintah Nadhira.
Nadya menggeleng, ia tersenyum smirk lalu Nadya menarik kerah seragamnya Nadhira lalu menatap tajam Nadhira. “Lo merintah gue, Kak?”
Brak
“LO PIKIR LO SIAPA MERINTAH GUE HAH?!” Nadya mendorong tubuhnya Nadhira membuat Nadhira jatuh tersungkur di lantai.
“Nadya!”
“Diem lo kak!”
Plak
Nadya menampar Nadhira lalu Nadya mencengkeram dagunya Nadhira dengan kuat membuat Nadhira meringis kesakitan. “LO ITU BABU KAK! JANGAN BERANI-BERANINYA LO MERINTAH GUE! SADAR DIRI DONG! LO CUMA ANAK YANG NGGAK DIANGGAP SAMA MAMA!”
Sakit, bukan hanya sakit di tampar tapi juga kata-kata Nadya yang menyakitkan. Merasa disayang, merasa menang jadi semena-mena. Entah mengapa sejak kepergian ayahnya ibunya dan Nadya selalu memerintah dan berlaku kasar padanya. Kadang Nadhira seperti merasa kalau dia bukan anaknya.
Nadya menghempas tubuhnya Nadhira membuat Nadhira tersungkur di lantai. Nadhira merasa sakit, ia meringis.
“Dasar penganggu! Sudahlah, aku mau ke kamar!” Nadya melepas sepatunya lalu melemparnya di depan wajahnya Nadhira kemudian melenggang pergi menuju kamarnya. Nadhira menghela napas, ia mengambil sepatunya Nadya lalu Nadhira pergi ke kamar mandi, ia mencuci sepatunya Nadya lalu Nadhira pergi ke rothop menjemur sepatunya Nadya. Nadhira kembali mengepel lantai yang sudah di kotori oleh Nadya.
Usai mengepel, Nadhira pergi ke dapur untuk memasak. Baru sampai dapur tiba-tiba ada getaran ponsel disaku roknya. Nadhira merogoh saku roknya lalu melihat ponselnya.
Ibu
Malam ini nggak perlu masak. Kita makan di restoran malam ini termasuk kamu.
Nadhira tersenyum menatap ponsel itu lalu Nadhira pergi ke kamar. Baru saja ingin membuka pintu kamar, Nadya mendatanginya.
“Mama bilang lo nggak usah masak,” ujar nadya jutek.
Nadhira mengangguk. “Aku sudah tahu. Sekarang aku mau mandi,” ujar Nadhira.
“Ya udah habis ini kerjain tugas gue! Gue tunggu lo di kamar!” Nadya pergi kembali ke kamarnya. Nadhira memasuki kamarnya lalu ia mandi membersihkan dirinya. Usai mandi dan berganti pakaian Nadhira pergi ke kamarnya Nadya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Nadhira [SELESAI] ✅
Teen Fiction⚠️ WARNING !!! * Terdapat adegan kekerasan, terdapat kata-kata kasar. Bijaklah dalam membaca! * Terdapat unsur kebaperan! Nadhira Misha Malaika, namanya indah, cantik, sama seperti orangnya. Tapi sayang takdirnya tak seindah yang ia bayangkan. Se...